Kevin menggeliat. Meraba raba sisi sebelah kiri dari tempat tidurnya. Matanya seketika terbuka tatkala tak menemukan apa yang ia cari.
Beberapa kali matanya mengerjap dan di kuceknya. Ia pun terduduk. Melihat sudah tak ada Wilona di ranjang mereka. Kevin langsung meraih ponselnya melihat jam yang ada di layarnya.
Masih jam 6 pagi. Tumben udah bangun. Gumam Kevin.
Kevin mengecek isi ponselnya untuk beberapa saat.
Tak lama ia mendengar suara sang isteri dari arah lapangan badminton yang ada di belakang bangunan rumah milik meraka ini.
Kevin melangkah ke arah balkon kamar, ia melihat isterinya tengah bermain bulutangkis dengan pak marno.
Kevin
"Aneh banget. Tumben badminton. Bukannya dia nggak suka." Gumamku sembari melangkah keluar dari kamarku.
Aku menghampiri Wilona yang tampak begitu semangat bermain bulutangkis.
"Hei sayang! Main yuk." Ajaknya membuatku semakin kaget.
"Pak marno payah nih. Masak kalah terus." Ucapnya lagi.
"Saya ngalah aja mas sama mbak Wilo. Takut marah nanti kalau saya yang menang." Bisik pak marno padaku. Aku tahu itu, karena sebenarnya pak marno bisa bermain badminton.
"Sejak tadi marah-marah terus kalau saya yang dapat poin mas. Aneh sikapnya. Seperti bukan mbak wilo mas." Bisik pak marno lagi.
Aku berjalan menghampiri isteriku ini. Mengusap lembut ujung kepalanya.
"Ini kamu beneran main badminton yank?" Tanyaku heran tak percaya.
"Kamu pikir aku lagi ngapain??? Udah pegang raket keringetan kayak gini???!!!" Sahutnya mencemberut.
"Nggak. Nggak gitu sayang. Ini aneh loh. Kamu main badminton???" Ucapku masih tak percaya.
"Hiihh nyebelin! Kalau kamu nggak mau nemenin main ya udah. Nggak usah banyak komentar deh!" Omelnya kesal.
"Mau main atah enggak???" Tanyanya lagi dengan wajah tak santainya.
"Kalau nggak mau. Nggak usah disini deh. Minggir! Aku mau main lagi sama pak marno!" Ujarnya seraya mendorong tubuhku ke belakang.
"Ayo pak main lagi!" Ajaknya pada pak marno.
Pak marno menatapku bingung.
"Main aja mas. Saya capek ini." Bisik pak marno lirih. Wajah beliau memang terlihat lelah.
"Ya udah ayok sini main sama aku ya.. biar pak marno siapin sarapan." Kataku seraya mengambil alih raket yang ada ditangan pak marno.
Wilona tersenyum senang. Ia begitu bersemangat.
"Kita main sebentar ya. Aku kan harus latihan." Kataku.
"Iya yank. Nanti aku boleh ikut kamu ke pelatnas??" Tanyanya membuatku kembali kaget. Tumben amat.
"Iya. Boleh." Sahutku lembut.
Aku dan wilona bermain badminton, ia terlihat selalu mengomel ketika aku mendapatkan poin. Ini padahal aku mainnya udah biasa aja😂
"Iiihhh kamu dapet poin terus yank. Curang!!" Gerutunya tak jelas.
"Curang gimana? Aku udah main bener loh yank." Aku membela diri.
"Udah ah. Kamu curang pokoknya." Gerutunya lagi sambil melangkah pergi meninggalkan aku.
"Astaga tuhan." Gumamku lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER JADIAN -Part 3- By Yani Nugrahawati
Любовные романыCerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada unsur kesengajaan menyinggung kisah dari siapapun, mohon maaf jika ada kesamaan nama atau kejadian. Author tulis atas dasar tingkat kehaluan author yang merajalela hingga ke langit ketujuh.. hahaha... Kisah...