Pelatnas
Kevin memang terlihat sangat fokus saat menjalani latihan hari ini sama dengan seperti hari hari biasanya. Hanya saja bedanya di hari ini pikirannya masih mengingat jelas ucapan wilona yang begitu menusuk hatinya.
Kejadian malam itu membuat kevin sangat berpikir keras hingga menguras tenaga dan pikirannya.
"Gausah macem macem!!"
"Kamu gak ngapa ngapain aku kan???"
"Inget ya, kita belum jadi suami istri, kamu jangan berani macem macem sama aku!!!"
Kalimat itu begitu jelas terngiang ngiang di dalam benaknya, tanpa celah sedikitpun, otaknya tak memberinya kesempatan untuk sejenak melupakan kalimat yang terucap dari bibir kekasihnya itu. Pikiran kevin di paksa bekerja keras mendokumentasikan segala apa yang terjadi pada malam itu.
Pada saat latihan terkesan semangat berlatihnya begitu membara, namun pada kenyataannya saat ini justru emosi kevin yang berapi api.
"Tumben pukulan lu gila semua." Komentar coach aryo
"Iya gitu terus aja mpin. Konsisten. Kalo lu begitu terus tiap tepok tepok. Hasilnya maksimal terus pasti. Hehehe" Tambah coach hery sembari terkekeh kecil
Kevin hanya tersenyum tipis mendengar kedua coachnya berkomentar.
Pandangan kevin beralih ke tepi lapangan di mana kekasihnya tengah menunggu. Gadis itu terlihat sedang menerima telepon.
"Ayo ayo mulai lagi." Perintah coach aryo sambil menepuk nepukkan tangannya
Kevin dan teman atlet ganda putra lainnya segera berhampur kembali ke lapangan memposisikan diri masing masing.
"Woa!!!" Sesekali terdengar teriakan kevin setiap ia melakukan pukulan smash kencangnya.
Selesai latihan kevin membaca pesan whatsapp dari wilona.
"Ega?!!! Kok bisa dia ada disini?" Gumamnya lirih ketika sudah membaca chat wilona
"Gak usah heran gitu." Celetuk rian yang mendengar gumam-man kevin.
Seketika kevin melempar pandangan heran ke arah rian yang baru saja mengambil duduk di sebelahnya.
"Ega pacar gua mpin." Ucap rian dengan senyum tipisnya
"Hah?!!!!! Kok bisa???!!!" Pekik kevin
"Gua pikir lo seriusnya sama yang model itu. Siapa namanya? Lupa gua." Lanjut kevin yang masih terheran heran
"Amanda." Sahut rian
"Iya. Dia."
"Enggaklah. Ntar nasib gua malah enggak jelas kalo gua seriusin. Kayak waktu dulu lo sama denira. Wakakakak. Antara istiqlal dan katedral" Ucap rian, kalimat terakhirnya membuat kevin tertawa geli.
"Anjiiirr. Denira. Hahaha. Masih inget aja lo. Gua malah udah lupa. Wakakaka" sahut kevin sembari tertawa, tawanya menular ke rian
"Gila tenaga lo mpin. Enggak kayak biasanya loh." Celetuk koh sinyo yang tiba tiba ikut nimbrung
"Lo lagi ada masalah ya?" Tanya koh sinyo lagi membuat kevin terperanjat. Memang yang namanya patner gak pernah salah menilai.
"Gak ada koh." Sahut kevin menutupi
"Yakin?" Tanya koh sinyo ragu
Bersamaan dengan itu ponsel kevin bergetar berkali kali. Lelaki yang baru saja melepas sepatunya itu segera melihat layar benda persegi berwarna silver miliknya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER JADIAN -Part 3- By Yani Nugrahawati
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada unsur kesengajaan menyinggung kisah dari siapapun, mohon maaf jika ada kesamaan nama atau kejadian. Author tulis atas dasar tingkat kehaluan author yang merajalela hingga ke langit ketujuh.. hahaha... Kisah...