PART 18: 'Sakura'

566 41 21
                                    

Pemuda itu tidak henti memandangi bunga sakura bermekaran di halaman gedung olahraga tempat dia dulu menghabiskan masa sekolah SMAnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu tidak henti memandangi bunga sakura bermekaran di halaman gedung olahraga tempat dia dulu menghabiskan masa sekolah SMAnya. Pohon itu sedang indah-indahnya kini. Seperti saat dulu dia melukis.

Angin bertiup halus.

Beberapa guguran bunga jatuh di rambutnya.

Angin bertiup lebih kencang.

Dia memejamkan mata dengan wajah menengadah ke langit, menikmati guyuran hujan sakura.

"Kadang kamu itu lebih indah dari wanita, Baekhyun," komentar gadis di atas kursi roda.

Pria itu tersenyum, masih dengan posisi yang sama.

"Tempatnya nggak berubah, ya. Dulu kamu melukis di sini," gadis itu mendekat.

"Lukisan itu sebenernya buat Kakak, tapi nggak jadi kukasih," Senyum Baekhyun terkembang. Ia menurunkan pandangannya, untuk menatap Taeyeon yang kini tepat di hadapan.

Di sana Taeyeon tersenyum juga.

"Beberapa hari yang lalu aku mimpi pergi ke bukit dekat pantai dengan kakak. Kita di tempat tertinggi. Pemandangan di sana bener-bener indah. Baik cakrawala ataupun lautnya terlihat begitu biru. Dan kita tertawa bersama."

Taeyeon menunduk. Tempat tertinggi di bukit dekat pantai harus dilalui dengan menaiki tangga panjang dan tinggi. Tidak mungkin kursi roda bisa melewatinya.

Baekhyun pasti ingin sekali kita bisa pergi ke sana bersama, tapi diriku sebagai pengguna kursi roda telah menghalangi keinginan itu.
Atau Baekhyun mengharapkanku bisa berjalan lagi?

"Kakak yang ada di dalam mimpiku berada di atas kursi roda, kok," lanjut Baekhyun. "Kakak juga nggak bisa jalan seperti sekarang ini. Tapi, kakak yang ada di dalam mimpiku sama sekali nggak nolak pas kugendong di punggung. Tangga tebing menuju ke sana nggak terlalu tinggi. Banyak rest area juga. Tapi karna kakak mungil, kita bisa sampai ke atas tanpa istirahat satu kali pun. Kita tertawa sepanjang tangga dan begitu sampai di puncaknya kita semakin bahagia."

"Baekhyun-ah.."

Baekhyun menatap serius. "Aku menyukai kakak yang saat ini. Kakak yang saat ini sangat berharga bagiku."

Taeyeon tersenyum. "Pada saat aku bersiap bahwa mungkin saat itu adalah terakhir kalinya bisa bersamamu, pikiranku selalu dipenuhi oleh Baekhyun."

Kalimat itu membuat Baekhyun tersenyum lembut.

"Bersama Baekhyun, merupakan saat-saat yang istimewa bagiku. Lalu aku pun menyadari, cukup hanya dengan kita bisa bersama-sama, dunia sudah sangat sempurna. Walaupun nanti akan ada banyak rintangan menanti, aku ingin terus menjalani hidup bersamamu. Setiap waktu bersamamu, setiap waktu aku melihatmu, saat itulah duniaku terasa kembali sempurna." Lanjut Taeyeon.

Baekhyun jongkok dengan satu lutut menyentuh tanah. Satu tangannya memegang pegangan di sisi kursi roda Taeyeon, satunya lagi menempel di lutut Taeyeon.

"Maka dari itu, ayo kita menikah," kata Baekhyun.

Dua alis Taeyeon terangkat serentak. Secepat ini? Bahkan tanpa balikan dulu?

"Aku cuma menginginkan jawaban YA, jangan kasih yang lain."

Senyum Taeyeon terkembang.

"Jangan cuma senyum," protes Baekhyun.

"Iya.."

Baekhyun berdehem. Tiba-tiba gugupnya datang.

"Sekali lagi."

"YA, Baekhyun. IYA!"

Sambil tersenyum senang, satu tangan Baekhyun merogoh cincin dari sakunya, lalu memakaikan cincin itu di jari Taeyeon.

Kemudian, memasang tatapan seperti menagih sesuatu.

"Apa?" tanya Taeyeon.

"Cium aku."

"Di sini?" Mata Taeyeon membola, lalu melihat sekeliling. Bisa saja anak-anak ekskul masih ada yang di sekolah.

Baekhyun meletakkan dua tangannya terlipat di paha Taeyeon. Wajahnya kembali mendongak berhadapan dengan wajah Taeyeon.

Skak mat ini mah. Taeyeon tidak sanggup menolak. Perlahan ia membungkuk dan wajahnya turun mendekati wajah Baekhyun.

Ada ragu, sekali lagi dia takut ada anak ekskul yang tiba-tiba muncul. Tapi, sepertinya sekolah benar-benar sudah sepi. Jadi, dia mulai menyentuh bibir Baekhyun dengan bibirnya. Lebih keras, lebih keras, dan melumatnya sepuas mungkin.

Baekhyun sengaja diam menikmati lumatan Taeyeon dengan mata terpejam.

Hanya satu menit.

"Udah."

Baekhyun membuka mata.

"Tiba-tiba deg-degan," keluh Taeyeon.

"Kenapa?"

"Memangnya ibumu bakal mengijinkan kita menikah secepat ini?"

Baekhyun tersenyum lagi. "Ayo kita coba," pungkasnya.

Lalu kali ini dia yang menciumi Taeyeon sepuas hati di bawah guguran sakura yang tertiup angin.

Apapun yang terjadi, wanita bernama Kim Taeyeon yang sedang dia ciumi ini tidak akan pernah dia lepaskan lagi.

_🌸🌸🌸_
.
.
.
.


------ The End. ------

VOTE! 🐒

Mungkin bakal ada extra part bahkan sequel untuk 'Everytime'  kalo pembaca dan vote di seri pertama ini udah lebih memuaskan buatku 🥰

Mungkin kalo udah lebih banyak yg baca dan vote, bisa dibikinin seri setelah mereka menikah sampe punya anak 🥰

Sementara segini dulu. Terima kasih banyak semua yg udh vote dari awal sampai sekarang. Semoga bahagia kamu. Iya, kamu, yg nyenengin aku lewat hal sesimple vote 💅🥰

.


.
.
.
.

Fanfiksi selanjutnya mungkin salah satu dari judul-judul di bawah ini 🥰

Fanfiksi selanjutnya mungkin salah satu dari judul-judul di bawah ini 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(blm tahu kapan mulai dan blm tahu bakal yg mana duluan 😅)

____________________

Sabtu, 12 Sept 2019

nurulldoh

🎉 Kamu telah selesai membaca EVERYTIME - baekyeon (Happy Ending) ☆ Baekhyun Taeyeon ☆ 🎉
EVERYTIME - baekyeon (Happy Ending) ☆ Baekhyun Taeyeon ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang