Gadis melihat-lihat sekitar dengan senang. Sekarang mereka berada di Mall. Gadis baru pertama kali ke tempat seperti ini. Ia sangat senang.
"Kita ke atas," ucap Anggi kemudian naik eskalator. Gadis yang ada di belakang Anggi tidak juga naik mengikuti Anggi. Bagaimana jika kakinya tersangkut, Gadis menatap eskalator itu dengan ngeri. Ia menggeleng dan mundur. Angga yang tepat berada di belakangnya berdecak kesal. Apalagi ini? Angga mendorong Gadis ke depan. Gadis kaget kemudian ia membalikkan tubuhnya dan memeluk Angga yang ada di belakangnya. Angga berusaha melepaskan pelukannya, tapi Gadis memeluk Angga dengan sangat erat. Angga menghela napas kasar dan membiarkannya.
Anggi yang sudah ada di atas ketawa melihat Gadis dan Angga. Anggi kemudian memotret mereka. Angga dan Gadis sudah berada di atas, tapi Gadis masih memeluk Angga.
"Sampai kapan lo meluk gue?" tanya Angga kesal. Gadis tersadar dan melihat ke arah kakinya yang sudah menginjak lantai. Gadis bernapas lega. Angga menghela napas dan pergi duluan.
"Kemana dulu nih?" tanya Angga tanpa melihat Anggi.
"Mmm kita beli baju dulu," ucap Anggi kemudian jalan di depan. Angga dan Gadis berjalan beriringan.
Anggi masuk ke toko diikuti Angga dan Gadis. Di toko tersebut dijual pakaian laki-laki dan perempuan. Tapi khusus untuk pakaian muda mudi seperti mereka yang lagi ngetren."Gadis sini," panggil Anggi, "coba lo pake." Anggi menyodorkan terusan baju kepada Gadis.
Gadis melihat terusan baju itu tanpa mengambilnya. "Kok aku sih?" tanya Gadis heran.
"Coba lo pake, mungkin aja cocok." Anggi menyodorkan terusan baju itu lagi. Gadis menerimanya. Gadis kemudian menempelkan terusan baju itu ke tubuhnya. Di atas lutut dan tidak berlengan. Gadis menggelengkan kepalanya.
"Terlalu pendek, aku gak mau. Aku juga gak suka modelnya." Gadis memberikannya lagi kepada Anggi. Anggi menerimanya dengan bingung. Gadis sukanya baju seperti apa sih?
"Coba yang ini," Angga memberikan terusan baju kepada Gadis tanpa melihat Gadis. Gadis menerimanya dengan ragu. Ia melihat terusan itu dan mengangguk.
"Lo mau coba?" tanya Anggi. Gadis mengangguk.
Kemudian pegawai toko mengantar Gadis untuk mencoba pakaiannya. Sembari menunggu, Anggi dan Angga melihat-lihat pakaian.Gadis keluar dan memperlihatkan pakaian yang ia gunakan kepada Angga dan Anggi. Anggi tersenyum senang sedangkan Angga melihat Gadis tanpa berkedip.
Anggi berjalan ke arah Gadis. "Lo cantik banget," puji Anggi. Anggi melihat Gadis yang sedang memakai terusan pilihan Angga, sangat cocok. Terusan warna merah di kulit Gadis yang putih. Ditambah rambut panjang Gadis yang terurai. Perfect. Terusan itu juga tidak terlalu terbuka, berlengan pendek dan panjangnya tepat di bawah lutut Gadis.
Angga yang tak jauh dari mereka masih melihat Gadis. Kemudian ia tersadar dan berdehem. "Siapa dulu dong yang milih. Ternyata baju mampu merubah itik buruk rupa," ucap Angga.
"Ya udah kita beli ini," ucap Anggi. "Tapi gue belum beli baju, tunggu gue dulu. Lo juga kalo mau beli lagi, beli aja," ucap Anggi kepada Gadis.
Angga melihat Anggi kesal. "Eh baju lo udah banyak di rumah, penuh-penuhin lemari aja," ucap Angga.
"Mau-mau gue dong. Sewot amat. Lo kalo mau beli ya beli aja."
Angga dan Anggi sibuk memilih baju, sedangkan Gadis hanya melihat-lihat.
Mereka kemudian keluar dari toko dengan belanjaan yang lumayan banyak yang dibawa oleh Angga. Angga melihat Anggi dan Gadis di depannya dengan kesal. Mengapa ia yang harus membawa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
KALUNG PERJODOHAN (END)
FantasyHidup Gadis Ayu Marshanda atau akrab dipanggil Gadis baik-baik saja sebelum mendengar bahwa Ayahnya ingin menjodohkannya dengan kepala desa. Gadis tentu saja menolak perjodohan itu dan pergi bekerja ke Jakarta melalui seseorang yang datang ke desany...