"AAAA ...!"
Sebagian penonton berteriak ketika film menampakkan sosok yang seram. Tapi, dari semua teriak penonton, teriakan Angga yang paling keras. Gadis langsung menolehkan kepalanya ke arah Angga karena suara teriakan cowok itu. Angga yang sadar dilihat oleh Gadis, langsung melihat Gadis.
"Gue gak takut, beneran gue gak takut. Gue tadi itu cuman kaget aja, karena setannya muncul tiba-tiba. Beneran, gue gak bohong," jelas Angga tanpa diminta.
Gadis hanya mengangguk sebagai respon, lalu kembali menonton film. Angga yang melihat respon Gadis hanya bisa menahan kesalnya saja. Padahal ia sudah menjelaskan, tapi respon Gadis hanya mengangguk. Yang benar saja! Angga menyandarkan dirinya di kursi. Rencana hari ini benar-benar gagal. Ia harus mengingatkan dirinya untuk tidak percaya pada adegan film, karena adegan film tidak sama dengan kehidupan nyata.
(。・ω・。)
Hari libur Angga habiskan di rumah Raka. Gilang dan Kevin juga berada di rumah Raka. Kamar Raka sudah dipastikan seperti apa. Banyak sampah makanan yang berserakan, buku-buku Raka yang awalnya sangat rapi, sekarang sangat berantakan, akibat ulah Kevin yang mencari komik di antara buku-buku itu.
Lemari Raka juga sangat berantakan, akibat Gilang yang katanya hanya ingin melihat-lihat pakaian Raka. Tapi, apa yang keluar dari mulut cowok itu tidak sesuai dengan kenyataan, dari hanya melihat-lihat menjadi mencoba baju Raka. Bahkan Gilang meminta baju Raka yang ia suka. Raka yang memang tidak terlalu peduli hanya mengiyakan saja. Gilang yang melihat Raka mengangguk langsung kegirangan seperti anak kecil.
Pakaian yang ia minta di Raka tidak ia gunakan. Tapi, ia jual kepada fans Raka, yaitu BCL (Boy Cool Love), dengan harga tinggi. Lumayan 'kan buat beli seblak dan buat kencan. Kencan itu membutuhkan biaya mahal, perempuan mana mau dengannya jika tidak mempunyai dompet tebal. Padahal bagi Gilang ia sangat tampan, tapi dasarnya perempuan tidak hanya menginginkan ketampanan, juga menginginkan dompet tebal. Namanya juga perempuan, banyak maunya.
Setelah lelah bermain VS, berbagai aktivitas dilakukan oleh keempat lelaki itu. Gilang sibuk scroll IG, Kevin menonton film sambil makan cemilan, Raka chattingan dengan Anggi, sedangkan Angga tidur terlentang dengan tangan sebagai bantal. Tapi, Angga tidak benar-benar tidur. Angga sibuk memikirkan Gadis. Ia juga tidak tahu mengapa Gadis terus berputar-putar dalam pikirannya. Berbagai cara ia lakukan agar ia tidak memikirkan cewek itu. Tapi percuma, ia masih saja memikirkan Gadis.
"Eh liat ni cewek cakep bener," ucap Gilang memperlihatkan ponselnya kepada Angga, Kevin, dan Raka. Tapi, ketiganya mengabaikan Gilang.
"Eh beneran cakep ni cewek. Kalo gak salah gue kek pernah liat ni cewek, tapi dimana, ya?" Gilang mencoba mengingat dimana ia melihat cewek ini. Kevin yang penasaran dengan cewek yang Gilang maksud langsung melihat ponsel Gilang.
"Ini 'kan mantannya Angga. Namanya Devi," ucap Kevin yang membuat Angga membuka mata, karena mendengar Kevin menyebut namanya.
"Devi yang mana?" tanya Gilang ingin tahu.
"Devi anaknya ibu Dewi, guru Matematika. Masa lo lupa," jawab Kevin.
Gilang mencoba mengingat, lalu melototkan matanya ketika sudah mengingat cewek yang Kevin maksud. "Ini beneran Devi? Gila cantik banget. Padahal dulu biasa-biasa aja," ucap Gilang tak percaya.
"Angga! Coba lo liat, mantan lo cantik banget, lebih cantik dari Bella." Gilang memperlihatkan foto Devi kepada Angga. Angga hanya melihatnya sebentar.
"Masih cantikan Gadis," kata Angga pelan.
"Lo bilang apa?" tanya Gilang yang tidak terlalu mendengar perkataan Angga. Angga yang tersadar bahwa ia keceplosan langsung menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALUNG PERJODOHAN (END)
FantasyHidup Gadis Ayu Marshanda atau akrab dipanggil Gadis baik-baik saja sebelum mendengar bahwa Ayahnya ingin menjodohkannya dengan kepala desa. Gadis tentu saja menolak perjodohan itu dan pergi bekerja ke Jakarta melalui seseorang yang datang ke desany...