Berita Angga dan Bella putus sudah tersebar di penjuru sekolah. Berita menyebar dari satu mulut ke mulut lainnya yang membuat beritanya semakin lama semakin berlebihan dari cerita sebelumnya. Banyak orang yang mengira-ngira penyebab putusnya Angga dan Bella, lalu menjadikan perkiraan itu sebuah fakta. Berita Angga dan Bella putus menjadi sebuah kesempatan emas bagi cewek-cewek yang sudah lama ingin menjadi pacar Angga. Berbagai pesan mulai dari wa, line dan ig dikirim oleh cewek-cewek itu. Tapi, Angga sama sekali tidak membalas, membaca pun tidak. Angga tidak tahu siapa yang membagi id line dan nomor wa nya. Sudahlah, Angga juga tidak peduli.
"Berita lo putus udah tersebar," ucap Gilang memulai pembicaraan di meja kantin. Angga cuman mengangguk sebagai respon.
"Lo kok gak cerita-cerita ke kita," ucap Kevin.
"Ya gue mau cerita, tapi keduluan sama mereka si penyebar gosip. Mana bilang kalo gue putus sama Bella karena gue dijodohin. Gue dijodohin sama siapa coba," ucap Angga geleng-geleng kepala.
"Sama miper," ucap Gilang sambil tertawa.
"Miper udah gak jaman. Sama Istaka aja gue," ucap Angga bercanda.
"Anjir hahaha." Kevin dan Gilang tertawa keras. Raka hanya tertawa kecil. Gadis yang tidak tahu menahu tentang miper ataupun Istaka memilih diam.
"Kakak beneran putus?" tanya Anggi memastikan. Ia memang sudah mendengar berita itu, tapi ia tak percaya begitu saja, sebelum orang tersangkut mengonfirmasi kebenarannya.
"Iya," jawab Angga singkat. Ia tidak suka dengan topik yang mereka bicarakan.
"Kok bisa?" tanya Anggi heran.
"Ya bisalah. Udah jangan bahas itu lagi. Males gue."
Anggi tiba-tiba menggebrak meja yang membuat mereka yang duduk disana kaget. Anggi menatap Angga lekat.
"Gue setuju banget kalo kakak putus sama Bella." Anggi melipat tangannya di dada. "Pokoknya gue gak mau kalo kakak sampe balikan sama Bella." Anggi berbicara keras-keras hingga membuat siswa-siswi yang berada di kantin mendengarnya. Angga menyuruh Anggi duduk.
"Lo apa-apaan, sih," bisik Angga.
"Ini namanya suara kebahagiaan, Kak. Dan menyuarakan hati yang sudah lama terpendam, sekalian nasehatin kakak." Anggi menepuk-nepuk bahu Angga keras. Angga memukul tangan Anggi agar berhenti menepuk-nepuk bahunya. Anggi yang dipukul tangannya memanyunkan bibirnya sambil mengusap-usap tangannya.
"Udahlah gak usah lebay. Diem!"
"Gue mah setuju-setuju lo aja mau putus atau masih lanjut. Yang penting lo bahagia dan gak menyesal dengan keputusan yang lo buat. Semoga setelahnya, lo dapat yang lebih baik dari Bella, dan lebih bahagia. Gue sebagai sahabat cuman bisa suport aja dan nasehatin lo kalo buat salah."
Mereka yang mendengarnya melongo, apalagi Angga yang sedari tadi tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Angga berdiri lalu menempelkan tangannya di dahi Gilang. Gilang yang melihat kelakuan Angga mengkerutkan dahi.
"Gak panas," ucap Angga memberi tahu sambil menatap Gadis dan lainnya. Kevin menahan tawanya.
"Lo kira gue sakit?" Gilang menghempaskan tangan Angga.
"Otak lo gak ketuker sama gue kan?" tanya Kevin.
"Kalo otak gue sampe ketuker sama lo, yang ada gue makin bego," ucap Gilang bercanda.
"Anjir lo," ucap Kevin pura-pura kesal.
"Dih kamu kesal ya, Yang?" tanya Gilang sambil mendekat ke arah Kevin.
"Syukur lo balik lagi. Gue kira lo dirasuki jin tadi," ucap Angga lalu duduk kembali.
"Au deh. Dede Gilang kesel. Gak ada yang mengerti emang," ucap Gilang bersedekap dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALUNG PERJODOHAN (END)
FantasyHidup Gadis Ayu Marshanda atau akrab dipanggil Gadis baik-baik saja sebelum mendengar bahwa Ayahnya ingin menjodohkannya dengan kepala desa. Gadis tentu saja menolak perjodohan itu dan pergi bekerja ke Jakarta melalui seseorang yang datang ke desany...