papa

62 36 1
                                    

Jam 18:30 tepat waktu untuk makan malam,Valen sudah siap didepan meja makan disusul dengan datangnya Emira,nihil dengan papanya,ini yang hampir setiap hari Emira rasakan.Memiliki harta yang melimpah karna papanya seorang pengusaha kaya,namun tidak dengan sebuah kebahagiaan yang setiap hari bisa menatap wajah papanya.Besar tanpa seprang ibu pasti sungguh berat  bahkan seorang ayah yang begitu sibuk dengan urusn kantornya.

"Bang,kapan kita bisa makan bareng papa,papa pasti pulang kalau Emira udah tidur,"ucap Emira sedih,

"Apaan sih,cepet makan! ,"Valen yang tidak mau menanggapi Emira,karna tau arah dan tujuan pembicaraannya,

"Bang ....gw pengen bang ngrasain kayak temen temen gw,ngarasain kasih sayang dari papa sama mama mereka bang,dari dulu ga perah ngrasain kasih sayang seorang ibu,gw cuma punya lu sama papa bang" tanpa Emira sadari sungai kecil telah melintas dipipinya,

"Lo bisa anggep gw sebagai abang lo,papa sekaligus pengganti mama," ucap Valen dengan mengusap puncak kelapala adiknya,

suatu saat nanti lo bakal tau Mir,apa yang terjadi sama keluarga ini,
batin Valen

Keheningan menyelimuti keduanya,Valen menghapus air mata dipipi adiknya dengan lembut

"makan ya,jangan sampe sakit,jangan bikin gw khawatir sama lo," ucap Valen dibales anggukan kepala Emira

****
Merabahakan tubuh dengan tubuh dan pikiran yang ga karuan,membuat Emira menutup matanya menggunakan telapak tangannya,menahan tetesan air mata.

Terlintas sedikit bayangan sosok Afan dikepalanya.

sial sial,kenapa dia sih di kepala gw,gerut Emir.

Memejamkan mata dengan rasa sedih tentu tidak tenang,namun gadis itu memaksa itu menutup matanya agar tidak merasakan kesedihannya.

Ditengah malam Emir merasakan seseorang menyentuh dahinya mengusap lembut rambutnya,Emira sadar namun enggan membuka matanya.Emira tau itu pasti papanya,itu adalah kebiasaan  Bram Kelvin Rionach,dirinya menyempatkan mengunjungi kamar putri kesayangannya untuk mencium kening Emira setelah pulang kerja.

****

Dor...... dor..... dor

Sura gedoran pintu beberapa kali membuat Emira segera membukakan matanya,

"Masih ngantuk bang,"teriak Emira dari dalam kamar

"Bangun Emir udah pagi woi,gw tinggal ya udah jam 7 heheheh" kekeh Valen yang sengaja mengerjai Emira,Emira segera melompat dari tempat tidur dan langsung masuk kedalam kamar mandi,setelah selesai Emira segera turun untuk sarapan.

plak plak

Sebuah pukulan mendarat dikepal Valen,

"Sialan Sakit Emir," keluh Valen sambil mengusap kepalanya,

" lo sengaja ya ngerjain gw,ini baru jam 6 bang," Emir memanyunkan bibirnya kesal

"Salah sendiri bangun selalu siang,untuk gw abang yang baik,"

"Hemmmm"

****

"Ma,Afan berangkat dulu ya,"

"Kamu gak sarapan sayang ? Mama udah masakkin kesukaan kamu loh Fan," Ucap Nadia menatap wajah putranya,

" buat papa semuanya aja,Afan nanti makan disekolah," Afan mencium tangan kedua orang tuanya kemudian berlari kegarasi untuk mengeluarkan mobilnya,

" dasar anak nakal,kebiasaan itu ma gak mau sarapan,"

"Iya pa,"

Keluarga Afan selalu menampilkan keharmonisan,Afan sangat beruntung memiliki kedua orang tua yang sangat menyayanginya dan merawatnya dengan kasih sayang dan juga harta yang melimpah.

Valen sudah siap mengeluarkan mobilnya dari garasi,

"Bang tunggu gw,"teriak Emir sambil berlari

"Gw duluan Mir,"balas Valen yang sudah melajukan mobilnya

sebuah kejutan membuat Emira membulatkan matanya,cowok dengan perut six-pack, berkulit putih, tinggi, tampilan macho dan super tampan dan wajah setengah bule telah berdiri bersandar disamping pintu mobil dengan melipatkan kedua tangan didepan dada.

"Afan ?" teriak Emir kaget

"Kenapa ? Lo kaget ? "

" Kenapa lo ada disini ?"

"Gak usah banyak nanya,cepet masuk," Afan membuka pintu mobil dan mempersilahkan Emira masuk kedalam mobilnya,

"Lo gak usah kawatir gw udah izin sama abang lo,gw yang nyuruh bang Valen berangkat duluan,"lanjut Afan

"Apa hak lo nyuruh abang gw ninggalin gw ?"nada Emir sedikit meninggi

"Hak gw karna lo milik gw,gw suka sama lo,dari waktu kita ketemu pertama kali disekolah padahal cuma sekitar 2menit deh," mata Emira dan Afan saling bertemu, Emira baru mengenal cowo ini kemarin dan sekarang cowo itu sedang mengutaran perasaanya,

"Sumpah lo seperti bidadari dimata gw Mir,lo cantik,gw baru ketemu lo kemaren, rasanya semalem gw pengen mati karna jantung gw lemah,"lanjut Afan

"Kenapa ? "

"Gw kangen sama lo Mir,gw juga gak tau kenapa gw gak liat lo sehari rasanya jantung gw lemah,"

Dasar laki, gombal.Kata kata Afan mampu membuat hati dan jantung Emira tak terkontrol,wajah putihnya kini menjadi merah seperti tomat.

"dih ga masuk akal,makanya mikir baru juga ketemu kemaren," jawab Emir

"suka suka gw lah,"

"ga usah suka sama gw ! "ketus Emir

"liat aja bakal gw bikin lo suka sama gw,"

"ogah dan ga bakal,"

Rafanza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang