Papa dan Mama

44 16 14
                                    

" kita mulai dari sekarang Will,"

"Siap bang,"balas Willi

"Tugas gw ngapain bang "tanya Emir menatap kedua abangnya bergantian

"Ehemmm tugas Lo ngapain ya,Lo ikut gw bujuk papa,soalnya kalau cuma gw doang keknya gw ragi,"

"Ok bos siap laksanakan,"jawab Emira dengan mengangkat tangannya layaknya upacara,membuat kedua abangnya gemas melihatnya.

"Sini gw peluk"ucap Willi dengan merentangkan tangannya mentap Emira,dengan sigap Emira menuju dekapan Willi,Vallen tersenyum dan mengacak rambut Emira gemas.

Emira dan Vallen menuju restoran yang telah mereka rencanakan sebelumnya bersama Bram.Tanpa basa basi setelah melihat sosok seorang ayah yang menunggu mereka.Emira dengan secepat kilat berlari dan mendarat dipekukan Bram.

"Duh anak papa,kangen yaaa"goda Bram

"Ih iya lah pa...papa kemaren kemana kenapa ponsel papa kemaren mati,"jawab Emira

"Hahaha papa gk kemana mana,"

"Pa ada yang ingin aku sampaikan sama papa,ini begitu penting," tpal Vallen

"Apa yang kamu mau bicarakan sama papa,"

"Aku mohon papa dengarkan kata kata bang Vallen ya pa,"rayu Emira

"Orang bang Vallen juga belum bicara sayang"balas Bram mengacak rambut Emira

"Pa aku harap papa memikirkan semuanya dengan kepala dingin,aku tau aku gk berhak mencampuri urusan papa dengan mama...."

"Apa maksudmu Vallen,"

"Aku mohon dengarkan aku dulu pa,bukan hanya aku pa yang butuh mama tapi Emira juga pa,papa gak boleh egois memikirkan perasaan papa.Papa juga harus memikirkan perasaan aku,Willi dan Emira pa.

Aku tau semua ini pasti sulit bagi papa,tapi aku tau kalau papa masih sayang sama mama.Tidak seorang anak didunia ini yang menginginkan orang tua mereka berpisah pa.Emira belum pernah sama sekali merasakan kasih sayang seorang ibu pa.

Apa papa tidak memikirkan perasaan kami sebagain anak anak papa ha ?"

"Hikss....hiks....aku gak tau pa,apakah aku bisa sembuh,aku hanya ingin bersama kalian disisa umurku pa,"timpal Emira dengan air mata yang tak bisa lagi dibendung.

Bram hanya diam setelah mendengarkan kata kata Vallen dan juga Emira.

"Sebaiknya kita pulang ?!" Jawba Bram

"Aku gk akan pernah mau ketemu dengan papa lagi,papa egois papa hanya memikirkan perasaan papa.Papa gak pernah memikirkan perasaan Emir papa gak pernah tau perasaan Emir,PAPA JAHAT" balas Emira berlari meninggalkan Bram dan Vallen

"Papa egois "timpal Vallen

"Beri papa waktu untuk memikirkan semuanya"jawab Bram sambil membalikkan badan meninggalkan Vallen.

William yang sedang duduk dishofa ruang keluarga dirumahnya melihat Emira berlari menuju kamarnya dengan Isak air mata yang membasahi pipinya.

Tak lama kemudian disusul dengan kedatangan Vallen.

"Bang Emir kenapa ?"tanya Willi

"Ntar gw jelasin,gw susul dulu Emir,"

"Gw ikut..."

Vallen berusaha mengetuk pintu kamar Emira beberapa kali,namun Emira tidak menyahut ketukan pintu dari Vallen.

"Biar gw aja bang,siapa tau mau buka pintu,lo istirahat aja"

Willi mengetuk pintu kamar Emir beberpa kali,

"Emir...buka pintunya dong bang Willi mau masuk,Abang mau bicara sama kamu Mir,buka yaa," suara Willi samabil mengetuk pintu,tidak lama kemudian Emira membukakan pintu menampilkan wajah yang basah kuyup dengan air mata.

Emira mentap Willi yang berdiri tepat didepan Emira dan langdung memeluk tubuh bidang Willi.

"Adek Abang gk boleh nangis ya,"ucap Willi

"Kenapa semuanya gak ada yang sayang sama Emira bang,apa salah Emira ?"ucap Emira

"Suttt gak boleh ngomong gitu ya"

Willi menuntun Emira masuk kekamarnya,dan mempersilahkan adiknya duduk untuk memenangkannya.

"Sekarang lo cerita sama abang Lo yang paling ganteng ini,karna sebenarnya gw sama bang Vallen itu gantegan gw ya gak ?"

Lelucon receh itu mampu membuat Emira membuka mulutnya tersenyum,Vallen yang tidak sengaja mendengarkan obrolan dari balik pintu ikut tersenyum melihat tingkah adik kembarnya itu.

'andai dari dulu kita bisa sama sama Will'batin Vallen

"Lo kenapa hemmm,cerita sama abang lo cepet,"ucap Willi mengacak rambut Emira

"Papa bang "

"Papa kenapa ? Dia buaknnya gak mau balikan sama mama,dia hanya butuh waktu untuk memikirkan semuanya"

"Tapi kenapa papa itu egois bang ?"ucap Emira yang masih mengalikan air matanya

"Enggak sayang papa pasti akan mengambil keputusan yang tepat untuk semuanya.Kita berdoa saja,semoga keputusan papa sesuai dengan apa yang kita harapkan "

"Lo tau dari mana bang ? "

"Gw kan abang lo ya gw pasti lebih tau dari pada lo lah..."

"Ihhhhh gk ada konsep seperti itu woilah"

"Ada nyatanya ada..oh ya mama bilang ya,"

"Beneran ? " Emira membulatkan matanya dan dengan gercep memeluk Willi

"Iyaaa,ywdh lo gk boleh sedih lagi ya,gw sama bang Vallen janji bakal bikin lo bahagia terus ok "

"Iya bang,gw sayang sama lo,"

"Sama gw sayang gak ?"ucap Vallen yang tiba tiba muncul dari balik pintu,Emira berdiri dan berlari memeluk Vallen,

"Gw sayang sama lo,"ucap Emira setelah mendarat di tubuh bidang Vallen.

Rafanza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang