Baik

40 29 0
                                    

Setelah pulang sekolah Afan memilih mengajak Emira berjalan jalan,karana kebetulan mereka pulang lebih awal

"Fan ? " kata Emira menatap wajah kekasihnya

"Ada apa ? Apa lo ingin pulang sekarang hemm ?" Emira hanya menggelengkan kepalanya dan langsung memeluk Afan erat.Mereka duduk di kursi taman dekat sekolah.Afan segera membalas pelukan Emira.

"Lo nangis ? "Tanya Afan yang menyadari tetesan air mata jatuh di baju nya,Emira tak membalas ucapan Afan,dia semakin mengeratkan pelukannya,

"Lo kenapa ? Apa lo gk mau cerita sama pacar tampan lo  hemm ?"

"Gw takut Fan hiks....hiks...gw takut suatu hari nanti lo ninggalin gw,"bisik Emira

"Gw janji,gw gk bakal ninggalin lo dalam kondisi apapun.Lo wanita pertama yang bikin gw jatuh cinta pada pandangan pertama i love you Emir,"ucap Afan sambil mengingat wajah Emira dan mencium pelan pipinya,

"Gw takut,gw gak bisa sembuh Fan,"

"Semua akan baik baik saja,gw janji itu,"

"Lo walaupun nangis gini kenapa tetep cantik sih ?" lanjut Afan sambil mengusap air mata di pipi Emira,

"Bisa bisanya lo gombal ya ," Emira memalingkan wajahnya malu

"Kita pulang," kata Afan menarik Tangan Emira.

Afan sesekali melirik gadis cantik yang duduk disebelah pengemudinya.Afan merasa damai saat bersama Emira,begitu juga dengan Emira.

Mobil Afan berhenti tepat didepan gerbang rumah Emira,mereka keluar dari mobil dan mendapatkan pemandangan seorang laki laki berdiri mematung,seolah menunggu kehadiran mereka.

"Kenapa pulang telat ? "kata Valen datar

"Kok telat sih bang ? Biasanya kan pulang jam 16:30," bantah Emira

"Tadi gw jemput lo ke sekolah,ketemu Andra,"

"Heheheh sori bang,adek lo gw pinjem bentar," kata Afan bangga

"Awas lo macem macem sama adek gw ! " kata Afan serius

"Gw gak bakal kecewain lo ,yaudah gw pulang dulu.Jangan lupa istirahat,"kata Afan mencium kening Emira

"Woi sialan lo,belum apa apa udah beraninya nyosor,"ucap Valen memukul kepala Afan,

"Apa ? Lo mau gw cium bang ? heheheh,"balas Afan sambil berlari memasuki mobil,

Makan malam diruangan Rionach terasa hangat,Bram ikut hadir disini.Tentu membuat Emira dan Valen merasa bahagia.Bram sadar selama ini dia kurang memperhatikan  Valen dan Emira.Beruntung Valen sang kakak bisa menjaga dan mendidik Emira dengan baik.

"Pa,Valen mau ngomong serius sama papa "ucap Valen

"Apa lo mau nikah ? Jadi lo mau minta doa restu ? " kata Emira,Valen memilih tidak menanggapi Emira,Valen dan Bram membalikkan badannya menuju ruang kerja Bram.

"Woi bang gw bicara sama lo !"

"Papa tinggal dulu ya sayang,"ucap Bram mencium kening Emira,

Bram dan Valen terlihat berbicara serius sehingga pintu ruangan terlihat tertutup rapat,namun sayang mereka lupa mengunci pintu.Emira yang tadinya hanya ingin meminta izin kepada Bram untuk keluar bersama Afan,seketika dia mengurungkan niatnya saat mendengar ucapan Valen.

"Valen gak mau pa,Emira menderita terus menerus,dia berhak tau dimana mama.Dia berhak tau siapa mama,kita tidak bisa menyembunyikan semuanya pa,Emir sudah dewasa,identitas mama yang masih hidup akan semakin membuat Emira menderita jika dia tau dari orang lain pa,aku juga merindukan William pa,"ucap Valen

"Ini belum saatnya Valen,papa gak mau melihat Emira lebih menderita saat dia tau siapa wanita yang tidak pantas disebut mama !" nada Bram kesal

"Bagaimana dengan William pa ? Dia juga menderita pa,dia juga butuh sosok seorang papa,"

"Papa tau kamu adalah anak yang baik,kamu juga kakak untuk Emira.Papa rasa kamu tau maksud papa,"Bram memalingkan tubuhnya berjalan keluar,tanpa sengaja Bram melihat Emira berada dia ambang pintu dengan air mata yang tumpah diwajhnya.

"Emir ?"kata Bram terkejut

"Apa maksud papa sama bang Valen,siapa mama dimana mama ? Siapa William ? Kenapa kalian sembunyikan dari ku hiks....hiks...DIMANA MAMA PA !"nada Emira meninggi, tanpa mendengarkan penjelasan dari Bram,Emira sudah  berlari menuju kamarnya,membanting pintu kamar dan mengunci.

Rasa marah terhadap papa dan abangnya berasa di puncak.Emira menangis histeris,kata kata Bram teriang iyang di kepala Emira.

"Mama...mama dimana ? Hiks....hiks...Apa mama masih hidup ? Kenapa mama ninggalin aku ?,"pertanyaan pertanyaan tentang mamanya muncul disela tangisan nya,

Tok tok
Suara pintu kamar Emira terdengar jelas ditelinga Emira,

"Mir...buka pintunya bang Valen mau masuk Mir..."suara Valen dibalik pintu

"Emir...bang Valen bakal jelasin semuanya.Lo harus janji jangan marah sama papa,"lanjut Valen

"Gw gak mau di ganggu !" jawab Emira

Rafanza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang