53. UKS

3.3K 256 58
                                    

"Meskipun kita udah jadi mantan. Tapi perasaan ini tetap sama. Mungkin gak akan pernah berubah."

Senja menghela nafas kesal karena sedari tadi Langit terus mengikutinya. Senja tidak tau apa maksud Langit melakukan itu.

"Kamu kenapa sih ikutin aku terus?" bentak Senja pada Langit.

Langit berhenti dihadapan Senja. "Jangan benci gue Ja!" pinta Langit.

Senja berdecak. "Kamu ini kenapa sih Lang? Ingat kita itu udah enggak ada hubungan apapun!" tegas Senja.
"Kemarin kamu ngebentak aku. Sekarang kamu malah minta sama aku supaya enggak benci sama kamu," lanjut Senja.

"Jangan pernah benci gue Ja! Atau gue gak akan bisa tenang nanti," pinta Langit sekali lagi.

"Aku heran sama kelakuan kamu yang selalu berubah-ubah. Kamu itu sebenarnya mau apa sih? Mau buat hidup aku menderita? Gitu?" tanya Senja benar-benar marah. Ia tidak bisa mengontrol emosinya.

"Maaf," lirih Langit.

"Ingat ya Lang. Aku udah terlanjur benci sama kamu!" ucap Senja menggebu-gebu.
"Dan satu hal lagi. Jangan pernah ganggu aku lagi!"

Senja kemudian melenggang pergi meninggalkan Langit yang masih membisu.

****

Suasana lapangan sekolah SMA Rajawali sedang ramai karena ada pertandingan bola basket antara kelas XI-IPA 4 dengan kelas XI-IPA 2. Kelas Senja dan kelas Langit sengaja disatukan. Pasalnya Pak Herman selaku guru olahraga meminta agar disatukan. Kelas-kelas yang sedang jam kosong pun ada yang menonton. Semua saling bergembira sambil mendukung kelas masing-masing.

XI-IPA 4 dipimpin oleh Langit. Sementara kelas XI-IPA 2 dipimpin oleh Bagas. Suara riuh tepuk tangan terdengar sangat heboh ketika Langit berhasil mencetak skor.

"Go Jio go Jio go," sorak Icha

"Eh Cha sebenarnya lo itu dukung kelas siapa sih?" tanya Hanum kesal karena Icha terus mendukung kelas XI-IPA 4 yang notebene bukan kelas Icha.

"Biarin dong. Kan disana ada bebep Jio," ucapnya sambil menjulurkan lidah.

"Yang sportif dong Cha. Masa lo dukung kelas sebelah karena cuman pacar lo ada disana," ledek Hanum.

"Biarin dong. Suka-suka gue lah mau dukung siapa aja," keukeuh Icha.

"Gak gitu juga kali Cha!"

Senja sedari tadi hanya mendengarkan perdebatan mereka dengan malas. Senja hanya ingin fokus untuk menonton pertandingan tapi kedua sahabatnya ini malah berdebat sesuatu yang tidak penting.

Senja kemudian berdiri membuat kedua sahabatnya menoleh.

"Lo mau kemana Ja?" tanya Hanum heran.

"Aku mau ke toilet dulu," jawab Senja lesu.

Senja melenggang pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya menuju toilet. Suasana hatinya sangat tidak baik sekarang. Ia hanya ingin menjauh dari keramaian.

Senja mencuci mukanya dan berhadapan dengan cermin. Lalu ia mendadak teringat dengan kenangan-kenangan bersama Langit. Dia selalu tersenyum dan tersenyum tanpa ada luka. Tetapi sekarang semuanya udah berbeda.

Brukkk

Senja terkejut ketika ada yang menabrak pintu.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang