20. Seharian (2)

4.9K 451 12
                                    

Harap vote dulu yah. Karena itu berarti banget buat saya.

Happy reading:)

Senja menerima uluran tangan Langit untuk turun dari jetski. Mereka sekarang sudah berada di daratan yang dipenuhi orang orang yang berlibur disini. Perasaan Senja masih senang karena ia bisa merasakan bagaimana naik jetski. Percayalah, bermain jetski itu sangat seru. Gak kalah seru dari menang undian.

"Kamu belajar main jetski dari mana?" Tanya Senja

"Dari bokap gue," ujar Langit "Dari kecil gue sering diajarin olahraga orang dewasa. Biasanya anak kecil main robot atau mainan yang lain. Tapi gue malah di ajarin main jetski,"

"Kamu pasti udah handal banget ya main jestki,"

"Lo mau gue ajarin?" tawar Langit

"Hah?" beo Senja

Senja menggeleng "Gak usah. Gak usah,"

Langit mengernyitkan dahinya "Kenapa?"

"Aku gak mau aja. Mending aku nebeng aja sama kamu. Aku gak mau ambil resiko. Takut tenggelam. Mending kamu aja yang nyetir,"

"Gue yang nyetir supaya lo bisa dipeluk lagi sama gue?" goda Langit

Senja refleks menggeleng "Enggak enggak kok. Aku gak modus yah. Kamu kan tau aku takut banget yang namanya tenggelam!"

"Kalau lo tenggelam kan ada gue,"

"Terus kamu kasih nafas buatan lagi sama aku. Gitu?" Senja melipat tangannya di depan dada

"Ya enggak gitu juga kali Ja. Pikiran lo negatif mulu ya," Langit mendengus

"Abisnya kamu selalu nyosor sih,"

"Bilang aja suka," celetuk Langit

"Gak suka titik. Gak pake koma."

"Masa?"

"Iyah,"

Drrttt
Drrttt

Ponsel Langit bergetar. Langit mengambil ponselnya di dalam saku celananya. Dan melihat siapa yang mengirimnya pesan

Awan bukan dilangit : semuanya udah siap Lang!

Senyum Langit tercetak. Kejutan akan segera dimulai. Senyum di bibir Senja akan segera Langit lihat. Langit suka senyum Senja. Dia begitu manis. Lugu. Pintar. Polos. Dan yang pastinya cantik. Langit heran, kenapa Senja tidak punya pacar. Padahal ia terlihat begitu sempurna.

"Ikut gue Ja," Langit menggenggam tangan Senja lalu menariknya

"Kita mau kemana lagi Lang?" tanya Senja

"Mau gue cium lagi?" Ucapan Langit sontak membuat Senja membulatkan matanya

Senja menggeleng "Gak mau!"

"Makanya, jangan bawel,"

"Kenapa sih kamu suka panggil aku bawel terus?" Senja memanyunkan bibirnya

Langit tidak menjawab. Ia hanya menatap Senja sebentar lalu menatap ke depan lagi. Langit masih menggenggam tangan Senja dan akan membawanya ke suatu tempat yang pasti akan membuat Senja senang.

"Sekarang tutup mata lo!" suruh Langit

"Hah? Mau ngapain?"

Tidak mau basa basi. Langit langsung menutup mata Senja menggunakan tangannya. Membuat Senja terkejut.

"Eh Langit kamu apa apaan sih? Lepasin tangan kamu," Senja mencoba melepaskan tangan Langit dari wajah Senja tapi Langit begitu kuat untuk dilawan. Alhasil, Senja hanya bisa pasrah. Iya yakin bahwa Langit tidak akan melakukan sesuatu hal yang kelewatan. Iya yakin bahwa Langit tidak akan menculiknya.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang