Senja membawa nampan mangkok yang berisi bakso. Dengan langkah gontai ia melewati orang orang yang sedang ribut untuk membeli makanan.
"Ini pesanan kamu." Senja menyimpan nampan itu diatas meja
"Tugas aku udah selesai kan disini? Kalau gitu aku pamit dulu,"
"Mau kemana lo? Duduk," perintah Langit. Senja menuruti apa kata Langit. Ia duduk berhadapan dengan Langit
"Lo harus suapin gue," ucap Langit yang membuat Senja terkejut
"Aku gak mau!" tolak Senja
"Kenapa?"
"Banyak orang," jawab Senja jujur. Senja merasa tidak nyaman jika harus menyuapi Langit. Apa kata orang orang nanti. Langit itu beda jauh dengan Senja
"Gue gak peduli. Cepetan suapin gue!"
"Kamu punya tangan kan?"
"Punya. Tapi sekarang gue lagi mau pake tangan lo,"
Senja menghela nafas pasrah. Percuma saja dia berdebat dengan Langit ujung ujungnya Langit yang akan menang.
Senja mengambil sendok, lalu memotong bakso dengan beberapa bagian. Dan langsung memberikannya pada Langit. Langit dengan siap membuka mulutnya kemudian mengunyah bakso itu.
Banyak sekali orang yang membicarakan mereka berdua. Suasana kantin memang sedang ramai jadi tidak mungkin jika semua orang tidak melihat mereka berdua
"Pake pelet apa tuh si Senja?"
"Pasti Senja yang kegatelan!"
"Langit kayaknya gak mau tapi dipaksa sama senja!"
"Mau aja sama cewek kayak gitu!"
Banyak orang yang ngomong gak baik tentang Senja. Senja menundukkan kepalanya malu
"Jangan dengerin omongan mereka," ucap Langit
"Tapi aku gak nyaman." Senja menunduk
"Kalau lo gak nyaman nyuapin gue. Sekarang gue yang nyuapin lo." Langit mengambil alih sendok dari Senja.
"Buka mulut lo," suruh Langit. Senja terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Langit. Semua orang yang ada di kantin pun kaget
Senja menggeleng. Tapi mendapat pelototan dari Langit yang membuat Senja takut. Jadi mau tidak mau dia harus membuka mulut
"Anak pinter," ucap Langit setelah berhasil memasukan bakso ke mulut Senja
"Whatt? Dia nyuapin Senja."
"Mau dong di suapin kayak gitu."
Bla bla bla. Keadaan kantin masih rusuh setelah Langit menyuapi Senja dihadapan semua orang.
Seorang perempuan diujung pintu kantin mengepalkan tangan dan dia benar benar marah. Hatinya sangat sakit. Dia Giska.
*****
Senja sedang melewati lorong yang sepi ia baru saja keluar dari toilet. Seseorang menariknya dan membenturkannya ke tembok
"Giska." Senja terkejut. Ternyata Giska yang melakukan ini. Tapi kenapa ia melakukan ini semua
"Lepasin aku Giska." Senja meronta ronta agar Giska melepaskan cengkeramannya.
"Jangan deketin Langit. Dasar cewek gatel"
"Apa maksud kamu?"
"Jangan pura pura gak tau lo. Lo itu gak pantes buat dapetin Langit. Inget lo itu dibawah sedangkan Langit diatas,"
Cengkeraman Giska semakin kuat. Senja meringis kesakitan. Andai saja ada yang bisa menolongnya
"Ngapain lo suap suapan sama Langit?"
"Langit yang nyuruh," lirih Senja
"Gue gak percaya kalau Langit yang nyuruh. Pasti Lo kan yang maksa Langit?"
"Enggak kok aku gak nyuruh Langit"
"Dasar ganjen." Giska melepaskan cengkeraman nya dari Senja membuat Senja bisa bernafas lega
"Aku gak gak ganjen kok,"
"Terus kenapa lo selalu ada di dekat Langit?"
"Aku didekat langit itu karena aku udah janji sama dia buat jadi babu karena dia kemarin dia udah nolongin aku."
"Ohhh,jadi lo jadi babu." Giska manggut manggut "Bagus deh. Lo emang pantes jadi babu dan jangan berharap bisa dapetin Langit. Ngaca dong lo"
Giska melangkah pergi meninggalkan Senja yang masih terpaku ditempatnya.
*****
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja [Sudah Terbit]
Roman pour Adolescents• Seperti Senja yang selalu ada setiap hari untuk Langitnya • Siapa sih yang tidak mengenal seorang Langit Bima Angkasa? Seorang most wanted sekolah SMA Rajawali yang banyak dikagumi kaum hawa. Di media sosial ataupun di dunia nyata semua orang past...