56. Jangan Tinggalin Aku Lang!

4.1K 284 84
                                    

"Kasih tau aku apa yang sebenarnya yang terjadi sama Langit Jio!" pinta Senja dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gue akan kasih tau semuanya Ja!" ujar Jio.

Sekarang Senja dan Jio sedang berada di taman rumah sakit. Awan lebih memilih untuk menunggu Langit. Ditambah Jio lebih tau tentang kehidupan Langit daripada Awan.

"Langit selalu bilang kan kalau lo itu berharga baginya?" tanya Jio yang langsung diangguki oleh Senja.

"Lo itu emang berharga banget buat Langit Ja! Lo tau kenapa?" Senja menggeleng.

"Dulu Langit selalu ingin mati dan sama sekali tidak ingin hidup. Dia selalu berpikir kalau dia gak berharga buat siapapun. Papahnya selalu memperlakukan Langit tidak baik. Jika Langit salah maka Langit akan dihukum seberat-beratnya. Dan gak ada yang pernah ngebela dia
Waktu itu. Ibunya juga ninggalin dia. Dia frustasi Ja," ungkap Jio.

Mendengar itu dada Senja terasa sesak. Ia pikir hidup Langit baik-baik saja. Tapi kenyataannya tidak. Langit begitu banyak menyimpan rahasia.

"Waktu itu juga gue pernah lihat Langit mau gantung diri. Tapi untungnya nyawanya terselamatkan karena gue melihat tepat waktu sebelum Langit melakukan hal itu,"

"Setelah itu?" tanya Senja dengan bibir yang bergetar.

"Setelah itu ia lebih memutuskan untuk membunuh dirinya perlahan. Ia mulai merokok setiap hari bahkan setiap jam untuk membuat paru-parunya rusak. Dia juga pernah mengkonsumsi alkohol padahal usianya yang masih SMP waktu itu. Sampai kelas 10 pun ia masih melakukan itu semua. Tapi tidak terjadi apa-apa dalam dirinya. Dia tidak merasa sakit atau apapun," lanjut Jio.

"Sampai pada akhirnya dia ketemu sama lo. Entah kenapa Langit langsung berhenti mengkonsumsi alkohol dan rokok. Saat gue tanya kenapa dia lakuin itu. Dia jawab, gue udah nemuin matahari gue Yo. Gue mau hidup lebih lama untuk orang yang gue cintai sekarang," ujar Jio parau. "Saat gue denger itu. Gue seneng banget akhirnya Langit bisa nemuin mataharinya dan ia mau melanjutkan hidup."

"Tapi sekarang takdir berkata lain. Disaat dia udah dapetin kebahagiaan tapi bentar lagi akan direnggut," lanjut Jio.

"Ma–maksud kamu?"

"Langit sakit kanker paru-paru Ja. Dia divonis hanya hidup beberapa hari lagi. Itupun enggak tentu. Bisa jadi Langit akan pergi sekarang atau besok. Kita hanya bisa berdoa yang terbaik buat dia,"

"Dia gak akan ninggalin aku Yo. Dia akan selalu sama aku untuk selamanya,"

Senja hanya bisa meneteskan air mata saat mendengar itu semua. Ia ingin memeluk Langit sekarang dan mengatakan bahwa dia pasti bisa lewatin ini semua.

"Lo tau gak disaat lo putusin dia waktu itu malamnya dia nangis sampai-sampai matanya sembap. Dia tidak sanggup untuk ngelihat lo nangis,"

Senja ingat bahwa waktu itu disaat Senja mengembalikan barang barang pada Langit disana ia melihat mata Langit yang sembap.

"Akhir-akhir ini dia ingin buat lo benci sama dia. Kita juga dilarang untuk beritahu siapapun. Giska juga gak sengaja tau. Kemarin Langit pingsan dihadapan Giska dan langsung dibawa ke rumah sakit. Alhasil, dia tau semuanya."

"A–apa Giska beneran suka sama Langit?"

Jio mengangguk. "Iya, dia beneran suka sama Langit. Kita gak beritahu dia kalau Langit hanya buat Giska sebagai rencana. Langit cuman manfaatin situasi ini untuk buat lo benci sama Langit,"

"Seharusnya Langit gak kasih harapan palsu sama Giska!" ujar Senja tidak terima jika Giska dibohongi seperti ini.

"Iya kita tau. Tapi semuanya berjalan begitu aja. Alhasil kita lanjutin semuanya," ujar Jio.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang