2. Nama Asli

11K 833 23
                                    

Suasana kantin sekarang sedang sepi. Mungkin karena pelajaran sedang berlangsung. Tapi ketiga cowok ini masih berada di kantin

"Gila lo Lang. Udah berani nyosor," ucap Jio kemudian memasukan satu bakso kedalam mulutnya

"Gue bener bener gak percaya." Awan menggeleng–gelengkan kepalanya

"Sejak kapan lo berani kayak gini Lang? Pasti lo di ajarinkan sama Jio?" Lanjut Awan

Jio menoyor kepala Awan pelan yang langsung mendapat pelototan dari Awan.

"Enak aja lo. Gue gak pernah ngajarin Langit kayak gitu. Gue juga belum pernah nyium cewek kayak gitu," jawabnya kemudian melahap baksonya lagi

"Belum pernah atau belum pernah nolak?" tanya Awan

"Dua duanya," jawabnya santai

Sementara orang yang diomongkan hanya diam. Dia masih memikirkan kejadian tadi. Dia masih tidak percaya apa yang dilakukannya. Itu diluar dugaan. Langit tidak pernah berpikiran seperti itu apalagi sampai menciumnya.

"Lang lo ngelamunin apa?" Awan membuyarkan lamunan Langit

"Pasti dia ketagihan wan," ucap Jio ngasal

"Lo belum jawab pertanyaan gue. Kenapa lo lakuin itu sama cewek tadi. Siapa namanya?"

"Baja," jawab Langit tanpa menoleh pada Awan

"Gue gak percaya namanya Baja. Lagian dia gak bakal ngaku alasannya apa wan," celetuk Jio

"Kenapa lo lakuin itu sama Baja?" Awan mengulang pertanyaannya tadi

"Gue juga gak tau," jawabnya lesu

"Lo yang lakuin masa lo yang gak tau sih Lang," tutur Awan

"Udah gue bilang dia gak bakal ngaku," ucap Jio lagi

Tanpa memperdulikan perkataan mereka. Langit melenggang pergi meninggalkan kantin dan di susul oleh Awan

"Hey tunggu gue!" teriak Jio
"Bu ini uangnya saya simpan di meja," ucap Jio pada penjual makanan di kantin. Penjual kantin itu mengangguk sambil tersenyum.

"Kalian emang suka ya ninggalin gue," Jio menatap Langit dan Awan dengan kesal

"Lo yang lelet kenapa nyalahin kita," ucap Langit ketus

Dukkkk

Mendengar suara itu. Ketiga cowok itu langsung menoleh ke sumber suara

"Awwww." Senja meringis kesakitan karena kepalanya terbentur bola basket sangat kuat.

Sekarang adalah pelajaran olahraga bagi kelas XI IPA 3. Materinya adalah bola basket. Senja yang sedang berlatih bermain basket itu,tiba tiba ada bola yang menghantamnya.

"Senja lo gak papa?" tanya Icha yang sudah berjongkok melihat keadaan Senja

Di lapangan ini hanya ada 2 orang yaitu Senja dan Icha. Pelajaran olahraga memang sudah selesai tapi Senja meminta Icha untuk mengajarkan bermain basket padanya. Basket adalah kelemahan dari seorang Senja. Senja pikir lebih baik dia mengerjakan 100 soal matematika daripada harus bermain basket.

"Aduh kepala aku pusing Cha." Senja memegang kepalanya

"Maafin gue. Tadi gue gak lihat lo saat lempar bola. Karena gue ngebayangin lo itu Jio. Jadi gue lemparnya keras banget tadi," Icha adalah perempuan yang menyukai bola basket. Dia paling jago diantara semua siswa dikelasnya.

"Iya gak papa,"

"Ayo gue bantu berdiri." Icha mengambil tangan Senja dan langsung menyimpan di pundaknya

"Aduh Senja lo berat banget sih,"

Senja tidak menjawab. Kepalanya masih pening akibat benturan tadi.

"Biar gue aja yang bawa dia," suara berat itu datang dari arah depan. Saat melihatnya ternyata itu adalah Langit.

Kemudian Langit mengambil alih tangan Senja dan langsung menggendongnya ala bridal style.

"Itu kayaknya bukan Langit deh wan," ucap Jio karena masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang

"Iyah kayaknya dia bukan temen kita," jawab Awan

Langit membawa Senja ke kelas dan dibuntuti oleh Icha dibelakang.

"Turunin aku Lang!" lirih Senja. Tapi ia tidak bisa berbuat apa apa.

"Diem atau gue cium lagi kayak tadi!" ucap Langit yang membuat Senja kembali terdiam

Suara kelas yang tadinya ribut kini berubah menjadi hening ketika Senja dan Langit memasuki kelas mereka. Ada yang menatap mereka tidak percaya dan ada juga yang iri pada Senja karena diberlakukan Langit seperti itu.

"Dimana kursi nya?" tanya Langit pada Icha yang dari tadi mengikutinya dari belakang

"Di situ," tunjuk Icha. Kemudian Langit melepaskan gendongannya dan menempatkan Senja di kursinya

"Lo gak papa Ja?" tanya Hanum khawatir

"Gue gak papa tenang aja kok," jawab Senja setelah duduk

****

"Tuh apakan gue bilang pasti namanya bukan Baja," ucap Jio. Mereka berdua sedang berada di kelas. Untung gurunya sedang ada urusan hanya memberi tugas saja

"Namanya cantik Senja apalagi orangnya," gumam Jio

"Gue bakal deketin dia ah," lanjut Jio

"Dia itu teman pacar lo," kata Awan mengingatkan Jio

"Gak papa kali," jawabnya enteng

"Eh. Btw lo biasanya gak mau nolongin cewek kenapa ini mau?" tanya Awan

"Dia suka kali sama si Senja," celetuk Jio

"Bukan urusan lo pada!" tegas Langit

"Tuh kan bener. Langit pasti suka sama tuh cewek,"

"Kalian emang suka ya ganggu gue," ucap Langit ketus

"Santai bang,"

"Oh ya Lang. Bener lo suka sama tuh cewek," kini giliran Awan yang bertanya

"Gak tau," jawabnya

"Lo mau taruhan gak?" tanya Jio pada Awan

"Taruhan apa?"

"Taruhan langit lah,"

Langit menjitak kepala Jio yang membuatnya meringis kesakitan. Sementara Awan hanya terkekeh

"Emang gue barang?"

"Sorry Lang,"

*****

See you next part

Langit & Senja [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang