3. Kenyataan

9.8K 751 37
                                    

Langit memarkirkan motornya di garasi besar miliknya. Dia mempunyai 5 mobil mewah dan 5 motor ninja. Dia selalu memakainya setiap hari secara bergantian.

Langit turun dari motor dan langsung memasuki rumahnya dengan malas.

"Dari mana aja kamu?" tanya seseorang ketika Langit sudah masuk kerumahnya.

"Langit capek pah. Mau istirahat," jawabnya lalu melenggang pergi.

Orang yang sedang berbicara dengan Langit adalah ayahnya bernama Dirga.

"Kalau orang tua lagi ngomong itu dengerin bukan malah pergi," bentak Dirga.

"Kalau papah mau bahas soal masa depan Langit. Mendingan jangan ngomongin sekarang pah. Papah gak bakal ngerti," ucap Langit.

"Kurang ajar ya kamu!"

"Papa yang kurang ajar. Papa selalu maksa Langit untuk turutin apa yang papah mau. Tapi langit punya tujuan hidup sendiri pah," tutur Langit.

Langit melenggang pergi meninggalkan papah nya yang sedang marah. Papahnya selalu menyuruh langit untuk meneruskan usahanya. Tapi langit ingin menjadi seorang seniman. Dia pandai melukis. Semua karya karya ia pajang di sebuah ruangan rahasia miliknya.

"Saat Langit butuh dukungan tapi mamah malah pergi gak tau kemana. Langit benci sama mamah," lirih Langit. Tak terasa satu bulir air mata jatuh ke pipi Langit.

*****

"Selamat pagi Langit," Langit bosan dengan sapaan bohong itu. Langit muak dengan akting ayahnya itu.

Sekarang sedang ada tamu disini. Dua perusahaan besar yang sudah bekerja sama selama bertahun tahun.

"Hai Langit," sapa seorang perempuan yang merupakan anak dari rekan kerja papah langit. Giska. Giska satu sekolah dengan Langit, seangkatan tapi beda kelas.

Langit hanya tersenyum secara terpaksa kemudian melenggang pergi.

"Kamu mau kemana Langit?" tanya Dirga.

"Cari angin."

"Sini papa masih mau bicara sama kamu," ujar Pak Dirga.

Sebagai anak yang baik. Langit menuruti apa yang dikatakan ayahnya. Dia harus berakting supaya tidak berdebat dengan ayahnya. Langit menghampiri ketiga orang itu dan langsung duduk disebelah ayahnya.

"To the point aja Langit gak ada waktu," ucap Langit.

"Oke. Kedatangan kami kesini bermaksud untuk menjodohkan kamu dengan Giska,anak saya," ucap Andre. Papahnya Giska.

Mendengar itu Langit terkejut. Mana mungkin dia bisa menerima Giska. Cewek yang sangat manja,cerewet dan selalu menganggu Langit.

"Langit gak bisa," tolak Langit.

"Kenapa Langit. Aku kan cantik," ucap Giska.

"Gue-gue udah punya pacar," jawab Langit ngasal.


"Siapa?" tanya Giska.

"Senja," tiba tiba nama itu tanpa sengaja keluar dari mulut Langit.

"Senja? Cewek miskin itu?" mendengar perkataan Giska. Langit langsung menatapnya sengit.

"Jangan pernah nge hina pacar gue!" tegas Langit.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang