Gedung Lantai 23

13 5 0
                                    

Di suatu kota terdapat gedung pencakar langit yang tinggi, Kota Bandung.

Disinilah aku berada, aku dilahirkan dibandung. Gedung ini adalah tempat aku mencari uang, Gedung ini juga terkenal oleh keanehan tersendiri yang membuat semua orang merinding ketika mendengar nama bahkan setelah mendengar ceritanya.
Tepatnya di Lantai 23 dari sebuah Gedung pencakar langit yang ada di Bandung. Konon katanya dilantai ini adalah lantai yang paling horor dibanding dengan lantai yang lainnya. Namun aku sering ditempatkan untung bertugas kerja dilantai 23 ini.

Perkenalkan nama ku adalah Kinar, dan temanku bernama Ranti. Aku selalu berangkat kerja pagi hari sekali karena rumah ku dengan kantor itu lumayan jauh. Sedangkan Ranti yang rumahnya dekat datang lebih siangan.

Pagi hari aku sudah memulai aktivitas ku untuk bekerja, saat aku baru keluar dari pintu lift tiba-tiba saja bulu tanganku merinding namun aku menghiraukan itu semua. Mungkin hanya perasaan ku saja, karena aku datang terlalu pagi.
Aku memutuskan untuk ke toilet karena ingin merapihkan hijab ku yang sedikit berantakan, namun terdengar suara aneh yang lagi-lagi membuat bulu tanganku merinding.

"Kinar...."

Aku terus mengalihkan perhatianku, aku tidak ingin mendengar yang aneh-aneh. Mungkin itu hanya perasaanku saja, aku pun melanjutkan merapihkan hijab ku. Namun lagi-lagi..

"Kinar..."

Suara itu pun makin terdengar jelas di pendengaran ku, aku sempat berpikir kalau itu adalah Ranti teman kerja ku. Namun suara itu sangat lirih seperti orang kesakitan, perasaan ku pun mulai tak enak. Aku pun keluar dari toilet dan berlari untuk masuk ke meja kerjaku.

Saat aku kembali ke meja kerjaku, kebetulan sekali Ranti sudah datang. Meja kerja Ranti dan meja kerjaku memang bersebelahan.

"Ran, tadi lu manggil gua ya. Di toilet?" Tanya Kinar kepada Ranti untuk memastikan kebenarannya.

"Gak Nar, gua aja baru banget dateng."

"Emang kenapa sih?" Tanya Ranti yang sudah mulai kepo.

Kinar berpikir, kalau bukan Ranti yang memanggil nya. Lalu siapa?
Sepagi itu? Tidak mungkin juga ada yang menjaili nya?
Kinar pun tidak terlalu dibawa pusing Maslaah tadi pagi, siapapun itu Kinar rasa ia hanya ingin membuat Kinar ketakutan.

"Woy Nar!" Teriak Ranti kepada Kinar.

"Ngagetin aja sih lu, gua jantungan baru tau rasa lu," ucap Kinar.

"Lu aneh banget deh Nar, cerita dong ada apa?" Kepo Ranti.

Kinar pun diam, ia bingung harus mau cerita atau tidak. Namun suara itu lagi-lagi mengingatkan Kinar dan membuat Kinar mau tidak mau jadi cerita.

"Jadi tadi pagi tuh, ada suara perempuan gitu manggil nama gua. Dan suaranya itu lirih banget, kayak orang kesakitan gitu." Ucap Kinar sambil bergidik ngeri.

"Serius?" Tanya Ranti.

"Serius Ran, gua gak bohong." Ucap Kinar.

"Nar, konon katanya. Dilantai itu emang serem, ada perempuan yang melahirkan dan anak sama ibunya meninggal disini." Ucap Ranti ngeri.

"Lu serius Ran?" Tanya Kinar.

"Serius, gua denger dari orang lama disini. Atau jangan-jangan suara lirih itu.." ucapan Ranti dipotong oleh Kinar yang mengalihkan pembicaraan yang mengerikan ini.

"Gak mungkin Ran, jangan ngaco deh lu. Mana mungkin suara itu dari perempuan yang melahirkan itu. Udahlah lanjut kerja kuy." Ucap Kinar yang menyibukkan dirinya kembali.

"Btw, nnti lu disuruh lembur sama bos tapi ditemenin sih Raka kayaknya." Ucap Ranti.

"Lu aja deh Ran, gua lagi males lembur." Ucap Kinar.

SEPTEMBER HOROR : Let's Sing a SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang