It's About Lathi

22 5 0
                                    

Kamu tidak bisa lari dari kesalahan, harga diri seseorang ada pada lidahnya (perkataannya)

***

"Aurora Venus Angelic, we will meet in a moment" ujar seseorang laki-laki yang begitu misterius.

"Maaf Bos, saya sudah mendapat informasi tentang dia. Sekarang ia tinggal bersama neneknya di sekitar daerah Jakarta Selatan. Lalu ia bersekolah di SMA Galaksi, SMA yang begitu misterius namun terfavorit." jelas salah seorang informan.

"Terimakasih atas informasinya, siapkan segala keperluan ku untuk masuk SMA itu."

"Baik Bos." Informan itu melenggang pergi meninggalkan laki-laki itu di dalam ruangan yang serba hitam.

"Ra, I miss you so much."

***

"Ra, buset jangan bengong mulu napa." Kejora Celsiana sahabat Aurora yang bobrok serta banyak bicara.

Aurora menghela napasnya. "Sehari ga banyak omong bisa?" tanya Aurora dengan muka datarnya.

"Plisss jangan kek sok psikopat," celah Kejora kepada Aurora. "Gua ga pernah tau elu nanggung beban apa selama ini, apa yang elu coba tutupi dari gua sehingga perilaku elu seakan-akan engga kenal gua sama sekali?" tanya Kejora meluapkan semua unek-unek Yanga ada pada dirinya.

"Setelah orang tua gua meninggal dan juga semua orang yang gua sayang meninggalkan gua seorang diri, apa engga sakit rasanya? Jadi berhenti untuk cari tau bahkan untuk mempertanyakan hal semacam itu lagi! Kalo elu masih kaya seperti itu, elu tau konsekuensinya!" ancam Aurora kepada Kejora.

Setelah mengucapkan itu, Aurora pergi meninggalkan Kejora dalam kebisuan.

Aurora kesal dengan tingkah Kejora yang selalu ingin tahu apa yang engga seharusnya ia tahu. Aurora benci keramaian juga benci kegelapan, kenapa hidupnya berubah sedrastis ini?

Aurora menghentikan langkahnya sesaat mendengar ketukan sepatu yang seakan-akan mengikutinya. Aurora panas dingin saat ketukan sepatu itu semakin terdengar keras.

Ia takut, sangat takut jika mimpi semalamnya menjadi kenyataan. Bagiamana jika terjadi? Haruskah ia menghadap belakang atau malah lari?

Dengan sangat terpaksa Aurora berusaha melawan ketakutan ini, ia menghadap belakang.

"Huftttt, Aurora engga ada siapa-siapa jangan pikir aneh-aneh." Aurora berusaha menetralkan nafasnya saat mengetahui tidak ada seorangpun yang mengikutinya.

"Akhhhh," teriak Aurora seraya menutup mata dengan kedua tangannya, saat menghadap belakang untuk melanjutkan langkahnya, ia malah tak sengaja melihat makhluk astral yang sangat menyeramkan tepat  di hadapannya. Wajahnya begitu menyeramkan dengan banyak sayatan yang berlumuran darah menghiasi seluruh bagian wajahnya.

"Hentikan semua ini, cukup! Ini hanya ilusi semata, tolong pergi dari hadapan aku sekarang!" teriak Aurora di lorong yang begitu sepi. Ia takut untuk membuka matanya, ia takut makhluk itu masih di hadapannya. Ia sangat takut akan hal seperti ini.

Tanpa sepengetahuan Aurora, mata laki-laki yang entah bernama siapa kini sedang mengintainya.

Aurora lari meninggalkan lorong itu untuk menuju kelasnya, ia sangat takut bila sendirian seperti itu. Entah mengapa tiba-tiba itu seakan-akan nyata bagi Aurora.

Apakah Aurora memiliki mata batin?

Sebab itu ia selalu melihat apa yang tidak bisa di lihat oleh manusia biasa? Jika memang benar, apakah Aurora dalam bahaya?

SEPTEMBER HOROR : Let's Sing a SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang