Ikhlas

11 4 0
                                    

Duar

Suara petir yang bergemuruh di atas awan yang gelap gulita, disertai hujan yang sangat lebat.

Namun semua itu tidak nembuat Raka mau pergi dari tempat ia berada. Di elusnya batu yang terdapat nama seseorang yang sangat ia cintai.

"Haii!! Udah lama ya, aku gak kesini?? Kamu di sana apa kabar?? Semoga bahagia ya," ucap Raka dengan senyum manis yang tidak pernah ia perlihatkan kesiapa pun

"Hari ini hujan deras banget loh, tapi aku bela-belain kesini cuma pengen ketemu kamu doang, oh iya, aku kesini bawa dua puluh tangkai bunga mawar merah loh," ucap Raka sambil menaruh dua puluh tangkai mawar merah itu, di atas tanah merah yang menumpuk tinggi.

"Kamu tau arti dua puluh tangkai mawar merah gak?? Dua puluh tangkai yang berarti cinta yang tulus, sedangkan mawar merah yang berarti cinta sejati dan ketulusan, artinya itu sama seperti cinta aku ke kamu, yang sangat tulus dan akan menjadi cinta yang sejati sepanjang masa," ucap Raka dengan air mata yang mulai mengalir

"Oh iya, sekarang hujanya udah tambah deras, aku pulang dulu ya, nanti aku balik lagi." ucap Raka yang ingin pergi meninggalkan makam tersebut

Perlahan Raka pergi meninggalkan dengan perasaan yang berat hati dan sedih, namun tanpa Raka sadari tepat di belakangnya ada seorang perempuan yang melihatnya dengan muka sedihnya.

"Rak ... aku disini, aku dibelakang kamu, cuma sayang kita udah beda Rak, aku gak mau kamu terus-terusan kaya gini, aku mau kamu ihlas Rak, kalau kamu terus-terus kaya gini aku makin susah buat pergi Rak," ucap perempuan itu, namun sayang tidak ada yang bisa mendengar maupun melihat perempuan itu.

❤🖤

Pagi hari ini saat Raka baru terbangun dari tidurnya, ia melihat secarik kertas yang berada di meja samping tempat tidurnya.

Perlahan Raka mengambil kertas itu, namun sebuah tulisan di kertas itu langsung membuat Raka merasakan sakit di hatinya.

"Enggak!!! Enggak!!!" teriak Raka sambil memeluk kertas itu

"Kak!!! Kenapa?!" teriak Mita, adik Raka, yang langsung masuk ke kamar Raka, dengan muka yang panik.

"Nih baca," ucap Raka sambil melempar kertas itu ke Mita, dan Raka langsung terduduk lemas dilantai.

"Raka, tolong lupain aku, aku akan susah pergi kalau kamu terus begini, aku tahu kamu cinta aku, dan aku juga sama kok cinta kamu, kalau kamu cinta sama aku, kamu cukup doa'in aku aja, biar aku tenang
 Oh iya, asal kamu tahu, aku selalu ada di dekat kamu kok, kamu jangan larut dalam keterpurukan ya, aku mau kamu cari perempuan lain, yang bisa bahagiain kamu. Salam dari Caca," guman Mita sambil membaca surat itu

"Kak, gua setuju sama Kak Caca, gua mau lu jangan larut dalam kesedihan gini dong, gua mau lu bahagia, gua gak suka lu yang kaya gini Kak, gua mau lu yang dulu, lu yang selalu tersenyum, maupun lu lagi sedih ataupun senang," ucap Mita sambil mengelus pungung Raka dengan lembut

"Gua gak bisa Ta, gua udah terlanjur sayang sama dia,"

Dan Mita pun langsung memeluk Raka "Gua yakin lu pasti bisa Kak," bisik Mita ditelinga Raka

"Thanks" ucap Raka

❤💙

Saat ini Raka sedang berjalan menuju ke toko makanan, namun saat di jalanan ia melewati rumah pohon, yang menginggatkan ia kepada Caca, mantan pacarnya dulu.

"Ca, aku kangen," guman Raka, namun tiba-tiba Raka melihat bayang-bayang seseorang seperti Caca dibalik pohon itu, di ikuti bayangan itu oleh Raka, hingga sampai akhirnya Raka sampai di sebuah bangku taman.

Bangku taman yang sudah usang, tapi sangat berarti bagi Caca dan Raka dulu, sebelum kejadian kecelakaan yang menimpa Caca.

"Ternyata bangku ini masih ada," ucap Raka yang langsung pergi meninggalkan tempat itu, dengan perasaan yang berat.

Karena kejadian tadi yang membuat Raka melupakan tempat awal yang ia ingin tuju, sekarang Raka sedang berada di taman, taman yang penuh dengan anak-anak, pasangan remaja, dan keluarga.

"Ca, kamu inget gak, dulu kita sering jalan di sini berdua, duduk dikursi ini berdua, sambil makan es cream," ucap Raka sambil membayangkan kenangan dulu yang ia bangun bersama Caca

"Tapi sayang ya Ca, sekarang kita udah gak bisa lakuin itu lagi, karna kita udah beda, tapi tenang Ca, aku tetap setia kok sama kamu," ucap Raka

Karna hari semakin sore, jadi Raka memutuskan untuk pulang kerumahnya.

Saat sampai di rumahnya, Raka langsung pergi kekamar dan membuka lemari kamarnya, di ambilnya sebuah kotak berwarna merah muda.

"Indah, cantik, padahal niatnya aku mau kasih ini ke kamu loh Ca," ucap Raka sambil melihat sebuah cicin putih, yang berada di dalam kotak itu.

"Kak!!! Udah Kak!! Ihlasin!!" ucap Mita yang baru datang ke kamar Raka

"Apahan sih," ucap Raka kesal

"Kak, gua bantuin lu buat bangkit lagi,"

"Emmm,"

"Jadi lu mau Kak?! Serius?!" teriak Mita terkejut

"Iya, bawel," ucap Raka malas

"Tapi, kenapa lu tiba-tiba pengen bangkit Kak?"

"Gua sadar, kalau gua terus-terusan kaya gini pasti Caca juga gak tenang, jadi gua lebih baik doa'in aja," ucap Raka yang langsung memeluk Mita

"Akhirnya hari yang gua tunggu." batin Mita

Akhirnya Raka berhasil bangkit dari keterpurukan, dan berhasil move on dari Caca, namun Raka tidak pernah melupakan Caca, karena bagi Raka kejadian yang ia alami bersama Caca adalah pelajaran hidup yang tidak boleh di lupakan, dan Caca adalah cinta pertama yang ia ingat sampai kapanpun.

Sekarang Raka sudah menikah, menikah dengan perempuan yang mau menerima Raka apa adanya. Raka sekarang mempunyai satu orang anak perempuan yang sangan lucu.

Dan yang paling Raka ingat adalah semua ini berkat adiknya tersayang Mita.

END

SEPTEMBER HOROR : Let's Sing a SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang