{NOTE: HARUS NYALAIN LAGUNYA, KALO G TAR ADA YANG DATENGIN, BILANG KALO LAGUNYA KURANG YA:) HAPPY READING GUYS}
yah, kali ini kita nulis cerpen horror kuy, skuy dah gaskeun.
KEEP RESPECT AND HAPPY READING
PAAAAAWWWW✨✨✨
---------------------------------
Halo, nama saya Melia, ini pengalaman saya saat saya sedang tinggal di sebuah perkampungan. Kita sebut saja kampung itu, kampung Sukawedi. Nama Sukawedi sendiri diambil dari nama eyang Sukawedi, eyang Sukawedi adalah sesepuh atau tuan tanah di kampung tersebut. Tapi eyang Sukawedi juga sudah lama meninggal, dan yang tersisa hanyalah rumahnya yang ditinggali oleh cucunya.
Cerita ini terjadi saat saya baru saja pindah ke kampung itu, saya baru saja pulang dari sebuah supermarket, saat itu sudah hampir jam sepuluhan. Saya pergi menggunakan sepeda motor, untuk dapat pergi ke kampung Sukawedi kita harus melewati sebuah jembatan.
Saya pun langsung mengendarai motor saya menuju jembatan itu, hingga sampai saya berada di tengah jembatan, tiba-tiba motor saya tidak bisa menyala. saya pun mencoba menyalakan motor saya berkali kali, tetapi tetap saja tidak mau menyala. Hingga akhirnya saya mencoba untuk mendorong motor saya hingga ke depang jembatan, toh rumah kontrakan saya juga tidak jauh dari jembatan itu.
Lalu, tepat di ujung jembatan tersebut, terdapat sebuah rumah tua yang kelihatannya sudah bobrok. Lalu seorang kakek-kakek keluar dari rumah itu, ia pun melihat ke arah saya yang sedang mendorong motor dan bertanya, "Neng, kenapa kok motornya didorong-dorong begitu?" Tanyanya.
"Iya, tadi tiba-tiba di tengah jalan motor saya mogok pak," Jawab saya, dengan muka herannya ia berkata, "Kalo mau didorong begitu, penumpang di belakangnya disuruh turun dong, biar gak keberatan," Dengan muka heran saya pun berkata kepada kakek itu, "Bapak bercanda yah? Gak ada siapa-siapa kok pak," ujar saya.
Saya pun berinisiatif untuk mengecek di belakang saya, dan ternyata benar, tidak ada siapa-siapa di belakang motor saya. Saat saya menengok ke arah kakek itu lagi, kakek itu sudah tidak ada, dan pintu rumah tersebut tertutup.
Waktu pun berlalu, saya sudah berada di depan gerbang kampung Sukawedi. Kang Edi pun langsung menghampiri saya dan bertanya, "teh, motornya kenapa teh," akang Edi adalah salah satu teman suami saya yang menemani kami disini. "Iya kang, tadi tiba -tiba di tengah jembatan mogok," Jelas saya, kang edi pun bertanya lagi, "Mau akang benerin dulu gak teh motornya?" "Boleh kang," kang Edi pun membawa motor saya menuju bengkel di dekat situ.
Tidak lama kemudian kang Edi pun kembali dengan membawa motor saya, ia pun memberi tahu bahwa motor saya tidak kenapa-napa. Saat kang Edi mencoba untuk menstarter motor tersebut, tiba-tiba motornya bisa menyala lagi! Yasudah setelah dari situ saya langsung pergi kekontrakan saya yang berada di dekat pintu gerbang kampung Sukawedi itu.
kengerian saya tidak berhenti disitu, saat itu saya sedang bersiap siap untuk tidur, tetapi suami saya masih menyelesaikan bahan kerjanya katanya. Tidak lam tiba-tiba tubuh saya terasa berat sekali, seakan-akan ada sesuatu yang sedang duduk di badan saya. Saya pun mengecek, ada apa di atas tubuh saya. Saat saya mencoba menengok, ternyata ada seorang anak kecil di badan saya sambil berjongkok, semoga gak berak dia.
Saat saya melihat ke arahnya anak kecil itu tiba-tiba menangis dengan sangat kencang dan langsung menghilang. Saat itu tubuh saya sudah bisa digerakkan lagi, saya pun langsung memanggil suami saya dan bertanya, "Yah, tadi liat ada anak kecil kecil gak jalan ke arah jendela?" Suami saya pun menjawab, "Gak ada kok bun, kenapa emangnya?" Tanya suami saya.
Saat itu saya merasa sangat takut, hingga akhirnya sebelum saya tidur saya membaca do'a. Kengerian di kampung Sukawedi tidak berakhir disitu saja, besok malamnya terjadi hal-hal yang tidak jelas lainnya, suara vas pecah lah padahal tidak ada apa apa di dalam rumah, anak saya berak di lantai lah, hingga akhirnya kami putuskan untuk pindah dari kostan terseebut.
Kostan kali ini berada tidak terlalu jauh dari kostan sebelumnya, saya pikir saya pindah kostan semuanya akan jadi lebih baik. Ternyata tidak sama sekali! Mereka masih saja mengikuti kami berdua, seakan-akan menyuruh kami untuk pergi dari kampung ini.
Kami pun mencoba untuk mendoakan mereka yang sering mengganggu kami untuk tidak lagi mengganggu saya dan suami saya, ya menurut saya mereka tidak ingin menyakiti kami, mereka hanya ingin meminta tolong kepada kita tetapi mereka tidak dapat berkomunikasi dengan kita. ya mungkin hanya ini pengalaman saya di kampung Sukawedi.
malam berganti pagi, pagi berganti sore, sore berganti malam, (Disuruh Author) ya emang si author gak bisa bikin genre horror bingung saya, ya sekian dari saya Melia pamit minta gaji, trims.
END
Ya author bingung 100 kata lagi buat apaan, sisanya gabut aja yak, dah author nanya aja nih, menurut kalian WoZ gimana nih? Seru g? Sumpah Author dari kemaren idenya mentok banget, kalo kalian ada ide ide boleh komen aja ya.
ikan hiu makan tomat, (katanya kita ganti, tar dimarahin) Saya akang gendang pamit minta odading, babay.
SEPERTI BIASA KLOSING GAIS
KEEP RESPECT AND HAPPY READING
PAAAAA A A A A A A A W W W W W W
(sumpah dibanyak banyakin biar 800 kata (lol)

KAMU SEDANG MEMBACA
SEPTEMBER HOROR : Let's Sing a Song
HorrorTok ... Tok ... Tok ... Oh, tidak! Itu Nina yang datang! Seringaiannya terlihat di balik jendela kamarku. Mata bolong berdarah-darah itu terus menatapku. Ini pasti gara-gara ibu yang selalu menyanyikan lagu Nina Bobo setiap sebelum aku tidur! *****...