Anak dengan seragam berbeda itu namanya Bima dari SMA Abdi Bangsa. Ia terkenal di sekolahnya sebagai seorang kapten tim basket. Ia dan keempat temannya adalah sekelompok tim basket yang tak jarang juga menjadi lawan bagi SMA Pancasila— sekolah Ren— ketika turnamen telah berlangsung.
"Ahahaha iya gue inget sekarang, lo yang tahun kemaren jadi runner-up dari sekolah gue 'kan? Yang kalah gara-gara lo kepleset terus bikin salah satu anggota tim basket sekolah gue jatuh, dan lo kena pelanggaran."
Seketika tawa beberapa anak terdengar nyaring. Sepertinya tak hanya Ren yang ingat, tapi yang lain juga mengingatnya.
Bima melototkan matanya. Bagaimana bisa Ren masih ingat dengan kejadian yang cukup memalukan itu. Terlebih karena kecerobohannya tim lawan mendapat tripoin dan berhasil menaikkan skor hingga menang. Dan sekarang ia ditertawakan, lagi. Benar-benar memalukan.
"Jun, Bin, Kai, Te, cabut! Gak ada akhlak emang mereka semua!" seru Bima seraya memasuki mobil yang sedari tadi bertengger di belakangnya. Juna, Bintang, Kaisar, dan Teguh—keempat temannya— mengikuti Bima, dan mobil putih itu pun berlalu. Kemudian kerumunan di bubarkan oleh Nikol.
"Tuh orang sarafnya udah putus kali. Ngapain coba ke sini terus nanya-nanya kagak jelas. Ck," decak Jay kesal. Ia mencium bau-bau kemusuhan atas kedatangan mereka. Jake mengangguk tanda setuju dengan pemikiran Jay.
"Pengen silaturahmi kali, soudzon mulu lo jadi manusia, heran gue."
"Nik lo di sini ternyata, yok balik! Gais gue duluan ya, enggak usah kangen lo Ren, gue enggak akan ninggalin lo kok, santuy aja." Nikol merangkul Niki, lalu menepuk pundak Ren dengan wajah memelas.
"Iya lo emang enggak akan ninggalin gue, tapi gue yang bakal pergi, sat!"
Nikol hanya menampilkan cengirannya setelah mendengar balasan Ren.
"Yok ah Bang, semuanya Niki duluan ya, Za, Rel, gue duluan," pamitnya seraya menyeret Nikol pergi dari sana. BTW, mereka adalah sepupu.
"Gue juga ya, duluan semuanya," ucap Farel karena dia sudah di jemput kakaknya.
Faza dan yang lainnya mengangguk.
"Gue enggak demen kalau lo udah bilang pergi, udahlah pergi-pergi sana lo pulang kerumah!" usir Jake dengan ketus setelah Nikol, Niki, dan Farel menjauhi area sekolah.
Ren tertawa melihat wajah Jake yang menurutnya lucu kalau sedang merajuk, apalagi Jay yang merajuk. Makin lucu pokoknya, mirip kartun angry bird.
"Ok gue pulang, Bang, Dek, ayok pulang," ajaknya seraya membuka kunci mobil. Yang kemudian diikuti oleh Gian dan Faza.
"Gian, lo bisa nyetir kagak? Kalau bisa lo aja deh yang bawa," kata Jay.
"Gak!" jawab Gian singkat padat jelas.
"Gue masih bisa nyetir sendiri Jay, lebay banget sih."
"Bang Gian bisa nyetir kok," kata Faza dengan polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baskara✔
FanficRenjana Lazuardi, si kesayangan Papa Dewangga, si penebar keceriaan, si pelipur lara, dan si luka tak kasat mata.