Chapter 11 : Do You Remember Our First Time?

490 46 4
                                    

Jangan lupa nonton Video di atas yaa☝☝

Hanbin kini merapikan penampilannya didepan cermin kamarnya. Merapikan dasinya dan memasang jam tangannya. Matanya kembali melirik tab yang masih menyala menampilkan agenda rapat perusahaan hari ini. Bagaimanapun juga hari ini pasti akan tiba juga. Ia tidak bisa menghindar lagi.

RAPAT DEWAN DIREKSI: PENGANGKATAN PRESDIR EMERALD GROUP

Drrt...drrrt....

Hanbin berjalan menuju ranjangnya saat ponselnya bergetar menunjukan adanya sebuah panggilan. Ia tersenyum tipis memandang kontak nama yang tertera di ponselnya.

"hallo tuan, saya baru saja ingin menghubungi anda..."

"......"

"baiklah, sampai jumpa di rapat nanti tuan..."

Hanbin memasukan ponselnya ke saku celana, kemudian bergegas menuju dapur. Namun baru beberapa langkah, ia baru tersadar sesuatu.

"hahaha astaga aku lupa, jika semalam ia menginap dirumah pria itu. Jadi aku tidak perlu menyiapkan sarapan."

Hanbin melanjutkan langkahnya menuju pantry. Hendak menyeduh segelas the hijau. Untuk menenangkan pikirannya, namun sekelebat bayangan masa lalu menghampiri pikirannya.

"hanbin-ah, jika kamu merasa pusing karena belajar, sebaiknya minum coklat hangat ini, seokjin langsung ceria setelah meminumnya. Ini lebih baik dari pada segelas kopi yang nanti bisa merusak lambungmu"

Hanbin tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya, menyetujui perkataan wanita yang dulu sangat ia puja. Im Yoona, ibunda seokjin.

Hanbin membawa segelas coklat hangat menuju taman belakang rumah utama. Duduk menikmati guguran dedaunan sebelum ia disibukan dengan desakan dan tekanan dari berbagai pihak beberapa jam lagi.

Lagi-lagi ia bernostalgia dengan masa lalu......

"tuan muda?"

Hanbin segera bangkit dari tempat duduknya, bergerak cepat menghampiri ranjang tuannya. Sang tuan hanya mengerjapkan mata memandang kosong langit kamar. Tak bersuara atau menoleh ke sumber suara yang telah menginterupsinya.

"tuan muda seokjin?" hanbin mengeluarkan suaranya lagi, bahkan tangannya terulur menyentuh punggung tangan seokjin yang bebas dari selang infus. Matanya memandang focus sosok yang terbaring dengan sejuta kebingungan dalam pikirannya.

"apa anda mendengar suara saya tuan?" hanbin sudah mendekatkan wajahnya memperhatikan seokjin yang masih terpaku berkedip polos tanpa membalas tatapannya. Sontak hanbin menekan bel di dekat dashboard ranjang pasien.

Tak lama berselang dokter datang menghampiri.

Benturan keras dikepalanya, sepertinya membuat ia linglung pasca koma. Lebih baik kita coba bicara padanya secara perlahan, mulai dari hal yang menyenangkan, buat ia nyaman sehingga mau membuka diri.

Setelah itu kita bisa memastikan kondisinya lebih lanjut. Saya akan melakukan CT-Scan pada otak nya untuk mencari tahu lebih lanjut.

Choi Hanbin. Pria berusia 20-an itu, sudah sejak kecil mengenal keluarga Kim karena pamannya adalah sekretaris kepercayaan Tuan kim.

Choi hanbin yang dibesarkan hanya oleh pamannya, mendapat bantuan pendidikan dari keluarga Kim, mendedikasikan dirinya untuk menggantikan pamannya di masa depan.

Di usianya 16 tahun, ia bertemu dengan seorang bocah berusia 8 tahun. Bocah dengan gaya pongah dan arogannya, berjalan dengan tegap melewati dirinya begitu saja bersama beberapa pria dewasa yang setia mengikuti dan berbicara menjelaskan beberapa hal yang hanbin yakini itu mengenai bisnis.

Mysterious Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang