Kondisi mental seokjin semakin memburuk. Ia sering menjerit di tengah malam, meracau sendiri, terkadang terdiam tanpa kata selama satu hari penuh. Tidak mampu melakukan komunikasi dengan benar. Dokter jiwanya pun sudah kehabisan akal untuk penyembuhan seokjin.
"apa namjoon tidak ingin membantunya?" kini sekretaris choi dan dokter jiwa itu sedang berbicara setelah keluar dari kamar seokjin.
"sudah tidak ada harapan mengharap bantuan bocah itu. Aku bahkan tidak bisa 24 jam berada disamping tuan muda. Tuan kim dan tuan park bahkan dewan direksi sudah mendesakku untuk pengangkatan tuan muda."
"aku terpikirkan sebuah cara, semoga cara ini bisa membantu." Perkataan sang dokter membuat raut harapan terlukis di wajah choi hanbin.
•
•
Taehyung mengemasi pakaiannya dengan penuh amarah. Ayahnya tak main-main dengan ucapannya. Pagi ini taehyung sudah mendapat surat panggilan dari akademi militer untuk segera memasuki basecamp. Tapi bukan kim taehyung namanya jika dia langsung menuruti semua rencana ayahnya.
Puluhan pengawal sudah berdiri mengitari rumahnya. Brengsek! Umpat taehyung kesal. Ayahnya benar-benar ingin berperang sampai mati dengan putranya sendiri sepertinya.
Ayahnya juga sepertinya terlalu meremehkan dirinya. Para pengawal ini bukan lawannya. Apa ayahnya lupa bagaimana dirinya dengan membabibuta melatih taehyung berbagai ilmu bela diri. Memegang pistol saja sudah seperti memegang pena bagi seorang kim taehyung.
Tak sampai satu jam, ia berhasil melumpuhkan para bawahan ayahnya. Ia membawa kabur mobil dan sejumlah uang untuk bertahan menjelang rencana berikutnya. Ia harus menemukan sebuah tempat persembunyian dari ayahnya.
Aku tidak akan kembali sebelum berhasil menggagalkan impianmu ayah•
•
Hoseok menyeret tubuh malas yoongi untuk memasuki café. Ia benar-benar butuh cafein untuk meringankan beban kepalanya akibat tugas akhir para mahasiswa bimbingannya.
"berhentilah menyeretku jung hoseok! Aku tidak akan kabur!"
"ini semua salahmu karena kau membuat partner in crime-ku di skors. Jadi kau harus bertanggung ja- eh? Ada kim namjoon!"
suara cerewet hoseok berhasil membuat kontak mata yoongi dan namjoon yang sedang menyesap ice Americano nya di meja sudut café bertemu."kau tidak bisa kabur min yoongi, bersikaplah sesuai umur" nasehat hoseok yang membuat yoongi memberikan death glarenya.
Mereka bergabung satu meja. Benar-benar canggung, bahkan hoseok bingung harus membuka pembicaraan seperti apa.
"bagaimana kabarmu?" siapa sangka yoongilah yang memulai pembicaraan."yang pasti saat ini tidak baik, aku berterimakasih atas waktu skors yang diberikan untuk menenangkan pikiranku" jawab namjoon dengan nada lelah. Yoongi hanya menganggukan kepalanya sedangkan hoseok sudah berlatih tarik nafas panjang untuk menormalkan detak jantungnya yang berpacu karena mewanti-wanti pertikaian.
"mahasiswaku sudah dua minggu tidak masuk kampus, apa kau tahu kabarnya?" tanya yoongi dengan santai, seakan ia lupa bahwa ia pernah beradu tinju dengan namjoon.
"mahasiswa yang mana?" tanya namjoon yang fokusnya masih saja mengaduk-aduk minumannya.
"kim seokjin" mendengar nama itu, tubuh namjoon membeku seketika. Apa harus membahas dia lagi saat ini?
"oh! Kim seokjin! Dia sudah berhenti. Aku mendengarnya saat melewati ruang dekan fakultas kalian." Jawaban penuh semangat hoseok itu berhasil membuat namjoon mau tidak mau harus terfokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Love [END]
Fiksi Penggemar(Collaboration Projek with Delvitasari47) Kim Namjoon (22 tahun) Seorang dosen magang yang bekerja di salah satu kampus, sosoknya yang ramah serta murah senyum ia banyak di gemari oleh mahasiswa. Tetapi di balik itu semua hidupnya melarat. Terlilit...