30. Berawal

1K 108 33
                                    

Aku update cepet nih. Berhubung kemaren banyak yang meramaikan komentar dan ngasih semangat😍

Happy Reading.

***

AZRIL

Semua memang salahku. Aku salah. Aku telah menyakiti hati istri yang begitu baik kepadaku. Bagaimana bisa aku berbohong padanya. Awal kebohonganku saat aku bertemu dengan Resya di kedai kopi. Aku tidak janji temu dengannya, namun entah mengapa dia selalu datang saat aku berada di kedai.

Saat itu dia kembali menemuiku. Dia meminta tolong padaku. Katanya bantu dia untuk lepas dari Panji, kekasihnya. Sebenarnya aku tidak ingin ikut campur dengan hubungan mereka. Namun entah mengapa, tiba-tiba aku menyetujui permintaan Resya. Karena Resya berjanji, setelah dia lepas dari Panji dia akan mencari kebahagiaannya sendiri dan tidak akan menggangguku lagi. Aku percaya dengan janjinya, tapi itu malah jadi masalah untuk hubunganku dengan Evren.

Pada saat itu, hari Senin. Aku dan Resya sedang duduk berhadapan di kedai kopi. Dia memintaku untuk membantunya. Hari ini dia akan bertemu dengan Panji, dan dia minta ditemani olehku karena dia takut jika misal Panji tidak bisa menahan emosinya saat Resya akan mengakhiri hubungan mereka. Aku menyetujuinya karena aku yakin setelah mereka selesai Resya tidak akan menggangguku lagi.

Saat akan mendekati waktu dzuhur, aku dan Resya keluar dari kedai. Kami akan bertemu dengan Panji di salah satu taman yang posisinya sangat dekat dengan sebuah masjid. Jadi saat adzan tiba aku bisa langsung shalat di sana.

Sebenarnya aku ogah jika harus membonceng Resya, tapi perempuan itu tidak membawa kendaraan sendiri. Jadi mau tidak mau aku harus merelakan si Carlos diduduki Resya.

Sesampainya di taman, Resya duduk di sebuah bangku yang berada di bawah pohon, jadi dia tidak kepanasan. Aku memilih untuk segera shalat karena adzan dzuhur sudah berkumandang. Sedangkan Resya dia tidak shalat karena sedang halangan.

Seusai shalat dzuhur aku kembali menemui Resya, ternyata di sana sudah ada Panji. Aku memilih untuk tidak terlalu dekat dengan mereka.

Aku melipatkan kedua tanganku di depan dada, mencoba tenang sambil memejamkan mata dengan menghirup udara segar di sini.

Saat sedang tenang-tenangnya, tiba-tiba Resya datang menghampiriku dengan wajah yang sudah basah oleh air mata. Di belakangnya ada Panji yang menatapku dengan tatapan tidak suka.

“Mas, ayo antarkan aku pulang,” ucap Resya tidak sabaran.

“Oh, jadi gara-gara kamu Resya memilih untuk mengaakhiri hubungannya denganku?” Lelaki itu mendekat ke arahku.

“Tidak, tidak. Kamu kan sudah menikah, untuk apa ikut campur urusanku dengan Resya?” Saat sudah mengenali wajahku baru Panji mengatakan hal tersebut. Tentu saja dia tahu wajahku, dia kan datang ke acara pernikahanku dengan Evren waktu itu.

“Jangan salah paham. Tanya saja ke Resya,” ujarku sambil memandang ke arah perempuan berhijab maroon itu.

“Udah, Mas. Cukup. Aku benar-benar sudah tidak mencintaimu. Apakah kurang jelas? Memangnya kamu mau terus bertahan dengan orang yang sudah tidak memiliki perasaan apa-apa padamu?” tanya Resya kepada kekasihnya itu. Ralat, sekarang sudah jadi mantan kekasih.

“Nggak mungkin kan rasa cinta kamu hilang tiba-tiba? Alasannya kenapa? Aku baik banget, lho, ke kamu. Selalu setia, selalu jaga hati, nggak pernah macem-macem, nggak pernah nuntun ini itu ke kamu, selalu dukung apa yang kamu mau, selalu ngasih apa yang kamu butuhin. Kurang apa aku di matamu, Res? Apa jangan-jangan kamu yang nggak bisa jaga hati?”

Halal With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang