"Dingin banget"
Ucap Euijoo di depan jendela yang terbuka lebar sembari menatap ke luar. Langitnya mendung
"Joo, jangan berdiri disitu. Bentar lagi pasti hujan, tutup jendelanya" ujar Heeseung yang berada di kamar Euijoo
Dimana Jay dan Daniel? Di dapur. Daniel meminta Jay untuk membuatkannya makanan
Euijoo menurut, kemudian menutup jendela kamarnya. Kamarnya jadi tambah gelap, padahal masih sore
Heeseung langsung menyalakan lampu. Keduanya sedang bertatapan sekarang, canggung sekali
Euijoo langsung mengalihkan pandangannya, kemudian duduk di sebelah Heeseung yang sudah duduk di kasurnya
"Jadi" Heeseung menjeda perkataannya sebentar "Gua mau bicarain sesuatu sama lu, karena orang-orang gak ada yang percaya sama gua, kecuali Jungwon" lanjutnya
"Emang gua percaya sama lu?" Euijoo terkikik setelahnya "Bercanda"
"Menurut lu gimana? Pelakunya pasti salah satu dari kita 'kan?" Heeseung menatap Euijoo lekat-lekat, ingin tahu bagaimana reaksi Euijoo
Apakah sama dengan yang lainnya, atau percaya padanya?
"Iya, gua juga berpikir begitu"
"SERIUS REK?" Heeseung teriak, bersamaan dengan suara petir yang menyambar, membuat kuping Euijoo tambah sakit
"Sakit kupingku, kak" Euijoo mengelus telinganya pelan
"Maaf ya" ujarnya "Jadi lu percaya sama gua? Kalau pelakunya salah satu dari kita?" Heeseung memastikan
"Iyo. Berisik banget loh kak"
Baru saja Heeseung ingin berbicara lagi, tapi Euijoo sudah bicara duluan
"Awalnya gak berpikir pembunuhnya salah satu dari kita, tapi semenjak kejadian Yoonwon, kecurigaan gua tentang pembunuhnya salah satu dari kita makin kuat" ucap Euijoo
"Bener!" ucap Heeseung antusias "Logika aja ya, masa kamar Yoonwon gak berantakan? Dan gak ada perlawanan? Yoonwon kan sensitif banget sama suara" lanjut Heeseung
"Nah iya. Gak mungkin banget kalau orang ini masuk kamar Yoonwon, dan Yoonwon gak bangun" ucap Euijoo "Semolor-molornya Yoonwon, dia pasti bakal bangun kalau ada yang masuk kamarnya"
"Jenius!" puji Heeseung
"Makasih, brow!" ujar Euijoo bangga "Soal kertas itu, udah bisa di pecahkan?" tanya Euijoo
"Jujur aja, walaupun gua ranking 1 di kelas, tapi kalau soal beginian otak gua mendadak kayak hasil giveaway" ujar Heeseung
Baru aja Euijoo mau nge-julid, tiba-tiba Daniel datang dengan semangkok mie di tangannya
Heeseung yang melihat itu jadi males sendiri, pasti dia langsung di usir. Karena Heeseung peka dan ganteng, ia langsung keluar tanpa di suruh Daniel
"Niel, mau dong!" pinta Euijoo
"Untung gua baik" ujar Daniel, lalu memberikan mangkok mie-nya pada Euijoo. Tenang aja, gak di habisin semua kok, Euijoo masih punya hati ya!
"Tadi lagi ngomongin apa?" tanya Daniel
"Biasa, pendapat tentang pembunuhnya. Kata kak Heeseung, dia percaya kalau pembunuhnya salah satu dari kita" ujar Euijoo
"Dan gua juga berpikir begitu" lanjutnya "Kalau lu?" tanya Euijoo
Daniel yang sedang menyeruput mie-nya langsung terbatuk-batuk "uhuk-uhuk!"
"Eh, kenapa lo?" Euijoo langsung mengambil air yang ada di sebelahnya, itu miliknya. Kemudian ia memberikannya kepada Daniel
"Gua masih abu-abu, sih" balas Daniel setelah meminum air milik Euijoo
Euijoo menatap Daniel, dengan pandangan yang sulit di artikan. Kemudian ia memanggil Daniel
"Niel"
"Hm?" sahut Daniel
"Gua percaya sama lo"