Maaf

712 122 7
                                    

   Aya masih menceramahi kembarannya di tempat tadi, sudah satu jam Aya menceramahi Ayana dengan gaya emak-emak. Sementara yang di ceramahi malah menutup matanya santai sambil sesekali mendengkur halus.

   "Nana, kalau kamu kenapa-napa gimana? Terus nanti nasib ku gimana? Masa iya tugas nya ku kerjakan sendiri kan gak lucu!" Sungut Aya masih mendumel.

   Sakura terkikik kecil melihat itu, dia sadar kalau Ayana tidur saat kembarannya tengah memarahinya.

   "Ini alasan kenapa Kaa-san selalu mengkhawatirkan mu, kamu itu ceroboh Ayana" kata Aya lagi sambil berkacak pinggang.

    Gaara yang berdiri di dekat Fu hanya bisa memandang wajah kedua gadis kembar itu dengan bingung.

    "Maaf permisi?" Tanya Fu menyela Omelan Aya.

    "Apa?" Tanya Aya menghentikan omelannya.

    "Kamu sejak tadi ngomong panjang lebar sama gadis itu sebenarnya gak ada gunanya. Dia kan tidur" ucap Fu membuat Aya melotot.

   Aya langsung berjongkok, lalu meneliti wajah kembarannya yang ternyata sedang tertidur pulas.

   "AYANA HIRANO!"Pekik Aya tepat di depan wajah Ayana.

    Ayana langsung membuka matanya lebar-lebar saat pekikan itu terdengar menggema di telinganya.

    "Bagus ya kamu! Di nasehati malah tidur!"kata Aya marah, lalu tangan nya kembali menarik telinga kembarannya.

    "Aduhh! Ai sakit!!" Ringis Ayana.

    "Diam! Sekarang ikut aku! Kita kekamar, aku bakal suruh kamu makan sup brokoli!" Sungut Aya sambil menggeret Ayana.

     "Aduhhh, lepasin aku! Jangan bawa aku ke sup laknat itu!" Berontak Ayana di tengah jalan sambil sesekali meringis karena telinga masih di tarik oleh Aya.

    Sakura, Gaara, dan Fu hanya menatap takjub atas kelakuan kedua gadis kembar itu.

***

    Saat ini Ayana tengah memanyunkan bibirnya lima sentimeter, Aya tidak membolehkan dirinya ikut makan malam hari ini. Jadilah dia duduk nelangsa di luar.

   "Ai bahkan lebih mengerikan ketimbang Kaa-san"sungut Ayana sebal.

   Saat Ayana bersungut-sungut sebal, Gaara tanpa sengaja lewat lalu menghentikan langkahnya.

    "Sedang apa kamu disini?" Pertanyaan yang sama seperti tadi waktu pertama kali bertemu.

    Ayana menoleh dengan tatapan kesal lantas mendengus sebal.

     "Duduk. Memangnya apa lagi?" Ujar Ayana jutek. Mood nya sedang tidak baik, jadi wajar kalau dia bersikap seperti itu.

    "Tidak ikut makan malam?" Tanya Gaara membuat Mood Ayana kian buruk.

    "Ai melarangku ikut, boleh sih ikut tapi menunya sup brokoli. Gila aja aku makan tumbuhan hijau bulat kasar itu, dihh melihatnya saja mengingat kan ku pada serangga belalang" jawab Ayana setengah bergidik ngeri.

   "Kenapa dilarang?" Tanya Gaara lagi. Sebenarnya ini bukan lah tipenya yang selalu banyak bertanya, tapi karena Ayana tidak memberikan jawaban secara jelas jadinya dia terus bertanya.

   "Katanya hukuman karena sudah berlaku tidak sopan padamu" jawab Ayana kesal. Sungguh dia malas mengatakan bagian itu.

    Gaara diam setalah mendengar jawaban itu. Dia malah asik memikirkan kejadian saat dirinya di lempari sarung katana oleh gadis yang sedang duduk ini. Ini merupakan kali pertamanya ada orang yang berani melempari nya sarung katana.

   "Ikut aku" perintah Gaara.

   "Kemana? Kalau mau ketempat gak berguna mending gak usah, aku males" balas Ayana sambil menatap kearah pasir di depannya.

    "Ikut saja" tekanan Gaara sambil berjalan meninggalkan Ayana.

    Ayana mendengus, lalu berdiri untuk memilih menuruti perintah Kazekage itu.

    Mereka berdua berjalan kearah ruangan yang cahaya nya menembus keluar melewati jendela. Ayana mengenali ruangan itu, namun dia hanya diam saja.

Ckitt...

   Pintu di buka oleh Gaara, lalu nampak lah banyak genin yang tengah makan malam, termasuk Aya yang tengah menyantap cumi tusuk bersama Sakura, Ino,dan Tenten.

   Semua yang ada di dalam ruangan itu menatap kearah Gaara dan juga Ayana yang berdiri di sampingnya dengan tatapan kebingungan, Terlebih Aya.

    "Ayo masuk" ajak Gaara.

    "Gak mau, nanti di sembur Ai" longos Ayana sambil memalingkan wajahnya.

    "Tidak akan, aku akan menemanimu" tutur Gaara membuat Ayana menatap pria itu.

     Gaara dan Ayana akhirnya berjalan masuk dengan suasana ruangan hening. Mereka tidak ada yang berani bicara saat Kazekage itu masuk.

    "Duduk" ucap Gara tepat di depan meja dengan aneka hidangan yang disajikan.

    Ayana menurut lantas ikut duduk di sebelah Gaara. Diam-diam dirinya melirik Kembarannya yang tadi sempat mengamuk. Dia melihat Kembarannya tengah melongo lebar menatap dirinya dan Gaara.

   "Ayo makan, aku tahu kamu pasti lapar"ujar Gaara datar.

   Ayana mengangguk lantas mulai memakan hidangan di depannya.

   "Kenapa semua diam?" Tanya Gaara saat ruangan ini benar-benar hening.

    Semua yang ada diruangan terkejut mendengar pertanyaan itu, lalu mulai kembali berbincang-bincang seperti tadi sebelum kedatangan Gaara. Ruangan ini pun kembali ramai seperti semula.

    Aya yang masih terkejut hanya bisa tersenyum kikuk mendapati saudaranya datang bersama Gaara, dalam hati dia harap-harap cemas lantaran takut kalau dia bakal kena hukuman Gaara akibat melarang kembarannya makan. Dia melakukan itu kan untuk membuat kembarannya sadar kalau tadi itu salah, lagi pula dia tidak mungkin benar-benar tidak mengizinkan kembarannya tidak ikut makan malam. Dia sebenarnya sudah menyiapkan sepiring penuh makan untuk di berikan pada kembarannya nanti. Tapi sekarang nyatanya malah kembarannya sudah datang bersama Gaara untuk makan.

   Ayana membalas senyuman kikuk dari Kembarannya itu dengan menjulurkan lidahnya. Saat ini dia mengejek kembarannya yang melarangnya makan tadi. Sementara Aya yang di ejek seperti itu hanya bisa meringis, menerima ejekan itu.

   "Terimakasih Gaara" ucap Ayana dengan senyum Lima jari.

   Gaara hanya diam menatap senyuman itu. Dia berpikir kalau ini adalah kali pertamanya dia melihat gadis itu tersenyum bukan cengiran atau wajah kesal.

    "Omong-omong maaf soal kejadian tadi. Aku hanya kesal karena kamu mengabaikan Fu" ucap Ayana meminta maaf.

    "Tidak papa" balas Gaara masih dengan wajah datarnya.

    Ayana tersenyum girang. Dia mulai kembali menyuapkan makanan yang ada di depannya dengan lahap.

    Gaara sendiri hanya menatap Ayana lamat-lamat saat gadis itu sibuk comot makan sana-sini.

   "Kamu mau?" Tanya Ayana sambil menyodorkan setusuk cumi bakar. Dia menawarkan itu karena sejak tadi dia tahu kalau dirinya sedang di perhatikan Gaara. Dia berpikir kalau pria itu ingin makan juga.

   "Tidak—"

  Mata hijau Gaara membesar saat satu suapan mendarat di mulutnya ketika dirinya hendak berbicara.

   Sementara itu, Sakura dan Ino melongo melihat kejadian itu sedangkan Aya malah menyembur kan minumannya.

   "Tidak usah sungkan. Kita disini semua sama kan? Sama-sama teman" ujar Ayana yang kian tersenyum lebar setelah dirinya menyuapi Gaara.

   Gaara sendiri hanya diam sambil mengunyah makanannya pelan. Dalam hati sebenarnya pria itu tengah mati-matian menyembunyikan debaran jantungnya.
.
.
.

A/n: Zyn kebelet pen namatin ni cerita...maaf kalau ada typo dan cerita gaje:"

Naruto Shipuden: Hoshino Clan [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang