Rencana

315 52 11
                                    

   "Tadaima!" Seru Aya ketika dirinya sampai di rumahnya.

   Aya duduk di depan pintu setelah mengucapkan salam, lalu mulai melepaskan sepatu ninja nya.

   "Okaeri" Ayana yang tadinya baru selesai mandi langsung keluar membuka pintu.

   "Nah, pulang juga. Kupikir kau tidak akan pulang" sungut Ayana.

   "Kau berharap aku tidak pulang?" Aya langsung melirik Ayana dengan galak. Sedangkan Ayana hanya bisa menelan ludahnya.

   "Sepertinya aku salah mengatakan sesuatu"batin Ayana.

   "Tentu saja bukan begitu, hanya saja kau lama sekali menjalankan misinya. Kupikir kau kenapa-napa, aku cemas tau" ucap Ayana segera membenahi perkataannya tadi.

  Aya menghela nafas mendengar nya. Dua hari bukanlah waktu yang lama, kembarannya harusnya tidak usah merasa secemas itu.

   "Aku tidak papa. Perjalanan ke Tsucigakurei itu jauh, jadi wajar kalau lama" balas Aya sambil berdiri dari duduknya.

   "Hm, begitu" Ayana mengangguk saja. Dia tak mau bertanya lebih jauh lagi karena punggungnya masih terasa sakit.

  Yah, pukulan yang dilontarkan Naruto masih lah terasa. Walaupun tingkat penyembuhan Ayana cukup tinggi dibandingkan dengan Shinobi lainnya, tetap saja tulang yang sudah remuk tidak akan mudah untuk sembuh cepat.

   "Kudengar kau menjalankan misi penyelamatan Kazekage" ujar Aya sambil melangkah masuk kedalam.

   "Hm" balas Ayana singkat.

   Hah, padahal dia tidak ingin bicara lagi karena merasa sakit. Tapi Aya seperti nya masih ingin berbincang dengannya.

   "Kau kenapa? Tidak biasanya kau diam" Aya melirik Ayana sambil menaikkan alisnya.

   Aya tahu banyak mengenai kembarannya ini karena mereka saudara. Oleh karena itu jika ada sesuatu yang berbeda sedikit saja dari saudaranya maka ia akan langsung tahu. Seperti inilah contoh nya, suatu hal aneh kalau Ayana yang bisanya selalu cerewet dan bertingkah jahil menjadi sedikit pendiam.

   "Tidak papa, hanya saja punggung ku terasa sakit" ucap Ayana sambil mengelus bahunya.

   "Kenapa? Apa kau terluka saat menjalankan misi?" Aya langsung bertanya cemas.

   "Yah hanya sedikit. Itu terjadi karena Naruto yang lepas kendali, tadinya aku mencoba menenangkan ya. Tapi malah bahuku jadi sasaran amarahnya" jawab Aya sambil meringis mengingat kejadian tadi.

   Aya menghela nafas mendengar nya. Lalu segera menarik Ayana untuk duduk di kursi ruang tengah.

  "Oy,apa yang kau lakukan?" Tanya Ayana saat Aya sudah duduk di belakangnya.

   "Mengobati mu, memangnya apalagi?" Ujar Aya malah bertanya balik.

  "Kau kan baru pulang dari misi, apa tidak lelah?" Tanya Ayana.

   "Tidak" balas Aya singkat karena mulai fokus pada jutsu medis nya.

   Ayana diam mendengar balasan Aya. Dia tahu kalau sekarang kembarannya sedang berkonsentrasi, jadi dia harus diam.

   "Omong-omong, aku ingin bicara sesuatu padamu setelah ini" kata Aya masih terfokus dengan pekerjaannya, sedangkan Ayana hanya mengangguk saja.

   Suasana hening mendadak. Ayana sibuk memikirkan mengenai misinya tadi bersamaan dengan nasibnya yang mengurus tumpukan dokumen dari Tsunade, sedangkan Aya sibuk pada aktivitas nya.

Naruto Shipuden: Hoshino Clan [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang