Amukan Aya

502 88 0
                                    

   "Sampai!" Ayana berkata tak kala dirinya sampai di depan gerbang desa Konoha.

   Ayana mengantar kepulangan Sabaku bersaudara itu sambil memasang senyum cerah nya. Sejujurnya ada makna dibalik senyuman nya, yaitu adalah untuk menutupi kalau dirinya sedang mencoba menyembunyikan rona merah di wajahnya.

   Benar. Bukan hanya Gaara saja yang masih mengingat kejadian semalam, namun Ayana juga. Bagi Ayana, kejadian semalam sangat memalukan sekaligus mendebarkan.

   "Terimakasih sudah mau mengantar" ucap Temari.

   "Iya, hati-hati dijalan ya" balas Sakura.

   "Kami pergi dulu!" Kata Kankuro yang kemudian melompat pergi dari sana.

   Temari dan Gaara mengikuti Kankuro yang sudah berada jauh di depan mereka.

   "Sering-seringlah datang!" Pekik Naruto.

   "Dan jangan lupa bawakan kudapan kalau datang!!" Pekik Ayana ikut-ikutan.

   Pekikan Ayana membuat Sakura dan Naruto memandang masam kearahnya. Gadis itu memang tak bisa diharap.

   "Ahaha, Ayana manis sekali" Temari yang mendengar teriakkan itu hanya bisa tertawa kecil, Sedangkan Gaara diam-diam menarik sudut bibirnya.

***

   Aya selesai menyembuhkan luka di lengannya, menggunakan jutsu medis. Penyembuhan itu cukup lama karena luka di lengannya cukup dalam. Dia jadi bingung bagaimana dia bisa mendapatkan luka seperti itu padahal seingatnya dia tak pernah mendapat luka seperti itu saat bertarung dengan Itachi.

   "Kelihatannya kau cukup berbakat dalam bidang medis" kata Kayato.

   "Ya begitulah" balas Aya sambil menolehkan kepalanya kearah Kayato.

   "Kalau begitu seharusnya aku tak perlu repot-repot menekan lukamu dengan es" ucap Kayato datar.

   Aya menatap tajam kearah pria yang ada disampingnya itu. Apa pria itu tidak pernah sekalipun menghargai dirinya huh?! Hobi sekali membuat dirinya jengkel!.

   "Itu kehendak mu, salahkan dirimu sendiri" ketus Ayana.

   "Hm" Cuek Kayato.

Tuich💢

   Perempatan muncul di kepala Ayana saat Kayato bersikap tidak peduli padanya. Pria itu benar-benar membuat dirinya darah tinggi.

   "Sabar Aya, orang sabar di sayang cowok ganteng" kata Aya sambil mengelus dadanya.

   Kayato menatap heran Kearah Aya begitu mendengar ucapan gadis itu. Hampir saja tawanya meledak akibat ucapan konyol dari Aya. Untung dia masih ingat kalau dia harus jaga image.

  "Ayo kembali" ucap Kayato sambil membetulkan letak topeng rubah nya.

  "Lho, bukankah kita patroli sampai nanti malam?" Bingung Aya.

  Bukankah memang seharusnya begitu? Patroli hari ini memang seharusnya sampai malam. Mengingat daerah sini kabarnya adalah tempat dimana para bandit berkumpul.

   "Kita harus melaporkan kejadian tadi, jadi patroli selesai sampai disini. Nanti patrolinya akan di gantikan dengan anggota Anbu devisi pertama" jelas Kayato.

   Aya mangut-mangut mendengar itu. Dia malah senang kalau nyatanya gak jadi pulang malam, itu artinya dia tidak perlu khawatir dengan apa yang terjadi di rumah.

   "Ayo pulang Yato-san!" Ucap Aya semangat.

   "Yato?" Kayato menatap heran kearah Aya begitu gadis itu yang memanggilnya 'Yato'. Dia paham kalau gadis itu memotong namanya, hanya saja itu terdengar aneh.

Naruto Shipuden: Hoshino Clan [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang