Beberapa bulan setelah Daren meninggal Auriss berusaha membuka hatinya lagi, jujur ini sulit bagi Auriss namun mau bagaimana lagi. Auriss tidak boleh terus larut dalam kesedihan dan kini Auriss memilih melanjutkan kuliah di Indonesia.
"Non di depan ada den Revan." Ucap Bi Inah kepada Auriss yang sedang sarapan pagi di meja makan.
Auriss segera menghampiri Revan
"kenapa van?." Tanya Auriss pada Revan.
"Berangkat bareng ya." Ucap Revan kepada Auriss.
Auriss dan Revan berada di kampus yang sama begitupun Lyvia.
"Oh ok, tunggu bentar ya." Auriss mengambil Totebag nya di meja dan segera menghampiri Revan
"Nih pakek helm nya." Revan menyodorkan helm berwarna hitam kepada Auriss
Revan mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata melewati jalan yang ramai.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit akhirnya mereka sampai,tanpa disadari ada yang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.
"Makasih ya van." Auriss tersenyum kepada Revan dan segera menuju ke kelas sebelum dosen datang.
Revan memperhatikan Auriss yang mulai menjauh darinya.
"Bro." Panggil seseorang dari belakang Revan yang membuat Revan reflek menoleh.
"Lu?." Ucap Revan kepada Rafael.
"Lu suka sama Auriss?." Tanya Rafael pada Revan.
"Kalau iya kenapa? Emang lu siapa Auriss?." Tanya Revan pada Rafael.
"Lu ga perlu tau, kita lihat saja siapa yang bakal dapetin hati Auriss." Ucap Rafael menepuk bahu Revan dan melangkahkan kakinya pergi.
"Oke kita liat aja." Gumam Revan sambil memperlihatkan smirk nya.
☂️☂️☂️☂️
Auriss merebahkan dirinya di kamarnya karena kelelahan di kampus tadi.
Drtdrtdrt
Handphone Auriss berderingKak Rafael is calling
Auriss mengambil handphonenya dan segera mengangkat telfon dari Rafael.
"Halo ris."
"Halo, knp?."
"Lu bisa keluar sekarang? Gue ada di depan rumah lu."
"Ya."
Tutt (Auriss mematikan telfonnya dan segera menuju ke bawah)Auriss melihat Rafael di bangku taman depan rumah Auriss.
"Kenapa?." Tanya Auriss kepada Rafael.
"Ris maafin gue ya, gue ngaku salah, gue jahat sama lu, gue emang laki laki brengsek, gue minta maaf banget sama lu, maafin gue. Seharusnya gue dulu percaya sama lu. Gue goblok banget percaya sama zea." Ucap Rafael menunduk kepada Auriss dengan penuh penyesalan.
"Basi." Ucap Auriss yang tak sadar mengeluarkan air matanya.
Rafael segera memeluk tubuh Auriss tanpa ada penolakan dari Auriss. Jujur saja Auriss masih sayang dan rindu pada Rafael namun dia juga masih teringat dengan peristiwa yang membuatnya sedih dan kecewa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael [TAMAT]
Teen Fiction"oke sekarang Lo jadi pacar gue." Ucap Rafael No copas, thank you 🙏✨