.
.
.
Rayland baru saja keluar dari sebuah ruangan gelap, tidak ada yang bisa memastikan di mana letak pastinya kecuali pria itu sendiri dan sosok Antonio di belakangnya. Melewati lorong panjang nan sunyi yang setara dengan panjang puluhan meter, akhirnya mereka berdua keluar dari sana. Wajah pria itu sangat suram. Aura hitamnya yang pekat bahkan menguar ke mana-mana. Andai saja Anya berada disisi Rayland sekarang, dia pasti akan pingsan saking takutnya.Kemarahan Rayland bukan tanpa sebab, tepat setelah Anya dan keluarganya pulang ke mansion Adiptara, pria tampan itu lekas ke tempat ini dan membawa serta pengawal pribadi sekaligus asistennya, Antonio. Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan sebuah informasi--informasi yang telah menjadi prioritas utamanya selama beberapa tahun terakhir. Sayangnya, seperti sebelum-sebelumnya, dia tidak menemukan apa-apa sekalipun dia telah memasuki rana kejahatan ilegal.
Rayland benar-benar marah.
Memasuki mobil mewahnya dengan angkuh. Pria itu akhirnya melesat pergi meninggalkan tempat suram tersebut. Ini adalah pencarian yang kesekian kalinya, tetapi nihil. Memijit pelipis yang teras berdenyut, Rayland menatap bangunan tinggi diluar sana melalui kaca mobil. Menikmati bagaimana bangunan itu berdiri kokoh dengan agungnya seolah mengejek cakrawala yang entah kenapa terlihat suram dan gelap malam ini, seakan mewakili perasaannya.
Rayland sudah cukup pusing dengan pencarian ini selama bertahun-tahun dan tidak menemukan apa-apa, lalu sekarang ia harus memikirkan keadaan Anya yang jelas tidak bisa ia abaikan begitu saja. Menghembuskan nafas dengan lelah pria itu memejamkan mata sejenak melepas segala kepenatannya, mencoba melawan arus kehidupan yang tidak selalu menyenangkan. Ia mungkin punya uang dan kuasa yang besar sebagai Adiptara. Sayangnya, tidak selalu bisa mengatasi beberapa hal, misalnya saja perasaannya.
Ia menebak, informasi yang sedang ia cari merupakan sebuah rahasia besar dengan penjagaan dewa yang di latar belakangi orang kuat pula. Ia tidak bercanda saat memikirkannya, bayangkan dia seorang Adiptara, tapi tetap saja tidak bisa memecahkan kasus ini dengan mudah. Namun jangan sebut ia seorang Rayland Pram Adiptara jika menyerah secepat itu. Tunggu dan lihat, bagaimana nanti ia akan membongkar semuanya.
Pikiran Rayland sekarang jelas terbagi, antara memikirkan kejadian mistis yang Anya alami dan juga tentang kasus ini. Dia pastikan akan mengurusnya seorang diri. Karena sejujurnya, pria itu tidak mempercayai siapapun termasuk keluarganya sendiri--kecuali Antonio tentu saja.
Bagi Rayland, Antonio adalah sosok yang berbeda.
Ia ingat ketika pertama kali menemukan sosok Antonio yang kacau, seorang gelandangan, pencuri ulung, dan pemabuk berat--saat itu Rayland masih berumur 17 tahun dan Antonio berumur 20 tahun. Antonio hendak mencuri sesuatu dari dalam mobilnya yang kebetulan sedang terparkir di halaman pemakaman keluarga Adiptara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiptara Family's [END]
FantasyTerkadang, dunia selalu dipenuhi misteri juga rona fantasy yang membawa hal tidak mungkin menjadi mungkin. Lalu hal-hal mistis pun terkesan menjadi hal yang biasa. Tidak jauh berbeda dengan kedua insan berikut; Menikah muda? Di usia 17 tahun? Tidak...