CHAPTER 13 Penyesalan Tidak Pernah Berbohong

254 69 15
                                    

        

        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

        "Hoi! Siapa di sana?"

          Salah seorang penjaga berteriak, berjalan mendekat dia menemukan seorang wanita bertubuh mungil; sedang mencoba masuk ke dalam kamar pasien paling berbahaya di RSJ tersebut. Temannya yang baru saja datang menyusul, lantas berjalan mendekat kepada Si Pria berambut cepak berbadan kekar yang beberapa saat lalu berteriak, kemudian ikut menatap pada sosok anak Smp di sebelahnya.

          Kedua penjaga itu baru saja datang setelah pergantian shift, kurang dari satu menit lalu. Dan ketika sampai di depan kamar Rain, mereka sudah mendapati Si Wanita berbadan Smp, berniat membuka pintu besi di depannya. Bagaimana bisa dia sampai di sini? Sedangkan tepat di depan lorong begitu banyak pria kawanan hitam berjaga. Selain itu, dia masih harus melalui mereka sebelum sampai kemari? Pikir mereka.

           Pria sangar berambut cepak menyipitkan mata mencoba mengamati wanita berwajah manis tersebut. Sontak, menampakkan raut kejam menakutkan untuk menakuti Si Wanita berbadan smp. Sayangnya, dia tidak takut sama sekali. Maniknya bahkan balik menyorot dengan tegas dan tanpa keraguan. Mengambil nafas dengan panjang wanita yang merupakan Caca, menatap satu-persatu lelaki berotot di hadapannya dengan keberanian yang nyata. Tanpa rasa takut dia berjalan lebih dekat dengan mereka berdua, sembari tangannya mengambil ID Card disaku baju perawatnya. Sontak saja memajangnya dengan gerakan sedikit kasar di hadapan kedua pengawal itu.

          "Kalian tidak tahu, aku salah seorang perawat yang merawat pasien bernama Rain?" Caca bertanya dengan nada terdengar marah. Wajahnya mengeras, sangat kontras dengan penampilannya yang imut, "Bukankah ini kamarnya? Lalu mengapa kalian menghalangiku?" Sorotnya menajam, menatap kedua penjaga yang kini saling pandang satu sama lain.

             Mencoba tenang Si Rambut Cepak balas menatap Caca, "kami mohon maaf. Kami berdua baru saja di tempatkan di sini hari ini, jadi, kami tidak tahu," pria kekar itu menjawab dengan tenang, terlihat tidak ingin kalah dengan Caca.

          Wanita itu mengangguk, kemudian dengan gerakan cepat dia membuka pintu lalu masuk ke dalam. Tetapi, tidak ada yang tahu bagaimana dia mati-matian menahan nafas saat menunjukkan ID Card-nya yang sudah expired, itu terjadi karena dia tidak lagi bekerja di sana. Jadi, ia pun bernafas lega saat berhasil lolos. Beruntung dia mendapatkan seorang penjaga baru yang tidak tahu tentang dirinya.

            Ketika dia mengangkat wajah, Rain sudah berdiri di hadapannya sembari menatapnya datar seperti biasa, Caca terlonjak lantas berkata, "kamu mengagetkanku!" Katanya.

           Rain hanya terdiam, tidak berniat membalas keterkejutan wanita itu. Namun, perkataan pertamanya justru membuat Caca melotot saking kagetnya.

Adiptara Family's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang