Dengan bahagia Via mematut wajahnya di depan cermin. Polesan bedak dan lipstik diatur sedemikian rupa supaya terlihat rapi, merata. Untuk ke sekian kalinya dia kembali menghapus lipstik dengan tisu, mengatur kembali rona pada bibirnya agar terlihat natural dan segar.
"Ada apa denganku?" rutuk Via, sadar bahwa yang dilakukannya benar-benar membuang waktu. Namun, kebahagiaan menyelimuti hatinya.
Pesan default dari seseorang yang membuat hatinya berbunga muncul di layar ponsel. Tertera jelas nama L_ Doco Coach_Jay menghiasi latar dengan tema The Girl's Summer.
[Aku akan datang dengan ibu besok.]
Apa? Kak Jay bilang bukannya seminggu lagi? Laki-laki ini memang tidak bisa ditebak.
[Hmm, enggak kecepetan?]
Jempol yang sedikit gemuk itu mengirim balasan cepat. Begitulah Via Maulvi Alfanisa, seorang wanita dengan watak yang suka menghibur dan tak suka jika orang lain menunggu. Mungkin karena itulah pertemuannya dengan Abyaz Jayantaka, yang kerap dipanggil Jay merasa nyaman meski bertemu di dunia maya. Kini, tanpa bertemu Jay mengajaknya menikah. Walau dipenuhi pertanyaan dan kebingungan Via mempersilakan laki-laki itu datang ke rumah.
Kenapa memangnya? Jika Kak Jay memang jodoh yang pantas untukku dan aku pantas untuknya, bagaimana pertemuan kami dan bagaimana cara kami dipertemukan itu sudah ada jalannya, pikir Via.
[Enggak, kok.]
[Sebelumnya, Jay harap Via benar-benar bahagia dengan keputusan ini.]
[Jangan berbohong.][Ehm, Via bahagia.]
[Ok, aku lanjut ngerjain desain dulu. Selamat beristirahat]
Netra Via menatap benda pipih di hadapannya. Menimang kembali tentang keputusannya menerima laki-laki yang dikenalnya di media sosial karena menggeluti dunia kepenulisan. Terbayang saat mereka pertama kali saling memperkenalkan diri antara member dan coach, bertukar pikiran tentang bidang yang diajarkan, dan berbalas pesan sampai larut malam tanpa ada orang grup yang tahu. Sekarang, mereka akan bertemu.
Sesuatu dalam pikiran Via kembali muncul, membayangi sebuah kenangan pahit. Namun, jika hatinya bergerak mundur Via takut, akan kehidupan selanjutnya yang tidak bisa ia tempuh.
Wajahnya kembali beradu dengan pantulannya pada mirat-belajar berdandan untuk bertemu nanti-, menatap dalam seolah-olah berbagi segala rasa yang tanpa sadar tetes air mata pun jatuh. "Kita pasti bahagia, kan?" ucapnya dan senyum terpaksa disunggingkan.
¥
Cerita ini diikutsertakan dalam One Day One Chapter with Hwarien hwarien Batch 4
Halo, sobat penulis dan pembaca. Doakan, ya, semoga kita semua bisa bertahan sampai akhir! Selalu produktif dan mampu menyelesaikan semuanya tepat waktu. Selamat membaca. ~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa Dengan Jay? [TAMAT]
General Fiction"Katanya kalau kita hidup di pasar jodohnya bakal sama orang pasar juga, seperti penjual dan pembeli. Begitulah selintingan yang pernah kudengar, dan aku membuktikannya. Menggeluti dunia kepenulisan, bertemu dan banyak belajar dari laki-laki itu, ak...