KANTOR

4.4K 435 4
                                    

"Rasa ternyaman dilingkup pekerjaan
Ialah saat bertemu dengan teman
yang tak memandang tentang
jabatan ataupun kesenioritasan."

🌻Happy Reading🌻


Aliza dan keluarga Rasyid sudah berkumpul di meja makan,hanya Afnan yang belum turun dari kamarnya dan ini kesempatan Qiara untuk memberi tahu kejadian tadi subuh pada mamahnya saat membangunkan kakaknya sholat.

"Mah,tadi subuhkan aku sama kak Aliza bangun kak Afnan untuk sholat.Eh,kakak malah marahin kita dan tidur lagi mah."adu Qiara pada Rena yang sedang menuangkan nasi goreng yang dibuat Aliza.

"Kamu kaya gak tau kakakmu aja Ra jarang sholat.Eh kamu juga tumben bangun subuh?"Rena bertanya balik pada putrinya,sedangkan bibir Qiara sudah mengerucut.

"Ya siapa lagi kalau bukan Aliza yang bangunin mah."timpal Rasyid.

"Papah mamah mah."rengek Qiara malah dia yang dipermalukan didepan Aliza dan mereka tertawa kecil melihat tingkah gadis manis itu.

"Itu akibatnya punya mulut lambe."timpal seseorang yang turun dari tangga,siapa lagi kalau bukan Afnan.

Rena tak ingin pagi-pagi ada perdebatan kecil yang biasa ada dalam keluarganya,ia pun menyiapkan nasi goreng pada putra sulungnya itu untuk menundanya.

Afnan mengenakan kemeja putih berbalut setelan jas hitam dan dasi senda dengan warna jasnya.Mungkin jika perempuan lain sudah teriak histeris melihat ketampan Afnan.

Berbeda dengan Aliza nampak biasa saja melihat pria itu,meski awal bertemu ia sedikit terpesona namun pesona Afnan sirna dengan cepat karena ia sudah mengetahui sifat asli pria itu sejak pria itu menjemputnya kemarin.

Kurang lebih lima belas menit Afnan telah menyelesaikan makannya,ia segera meneguk air putih.Rena peka terhadap ekspresi putranya yang sejak suapan pertama nampak bertanya-tanya dengan rasa sarapan pagi ini yang masih asing dilidahnya.

"Gimana nan enak gak nasi gorengnya?"tanya Rena memastikan.

Afnan masih keadaan minum,menjawab dengan anggukkan kepalanya dan lainnya tersenyum jahil karena pikirannya sejalan dengan Rena.

"Siapa dulu dong yang masak,kak Aliza."puji Qiara dan mengangkat kedua ibu jarinya pada Aliza,Aliza tersenyu malu.

"Uhuk..uhuk."Afnan yang mendengarnya terkejut.

"Mengangguk bukan berarti enak,rasa nasi gorengnya biasa aja."elak Afnan tak ingin gadis chubby itu besar kepala.

"Biasa aja sampe nambah gimana enaknya ya mah?"sahut Rasyid dan sepertinya mereka satu geng membela Aliza.

"Nambah..nambah..nambah."timpal Qiara dengan nada ipin,ia tertawa renyah membuat menular ke Aliza karena sejak tadi ia menahan tawanya.Orang tua Afnan memang senang sekali menjahili Putra kutub nya itu.

Afnan yang merasa dijahili keluarganya, iya langsung berdiri meninggalkan meja makan dan bergegas berangkat ke kantor. Namun langkahnya terhenti saat mamahnya memanggilnya.

"Afnan tunggu,Aliza bareng kamu ke kantornya."ujar Rena.

"Ko bareng Afnan mah?"tanya Afnan tidak suka perintah orang tuanya yang memaksa kehendaknya sejak kehadiran gadis chubby itu.

" Ya kalian kan sekantor."jelas Rena.

Afnan melihat jamnya yang semakin siang dan ia tak ingin berdebat panjang.Terpaksa ia menuruti perintah mamahnya pergi bersama gadis itu.
Mata Afnan melihat dari atas sampai bawah pakaian yang digunakan Aliza.

The Secret To Being Fat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang