Dihari pertama masuk ekskul ini tidak ada materi, hanya perkenalan dewan dan anggota, serta pembina dan pelatihnya. Pelatih PMR di SMA ku ini, sama dengan pelatih PMR ku waktu di SMP, beliau merupakan pelatih PMR terbaik di Indramayu. Setelah perkenalan, hanya ada Games dan informasi lain tentang ekskul.
Ekskul pulang sekitar jam lima lewat. Setelah keluar dari kelas, aku menelusuri lorong sekolah dengan arriz di sampingku.
“ nu, gue jadi pulang sama lo kan? “ tanya arriz memastikan.
Aku baru ingat dia ingin nebeng dengan ku, dan aku mengiyakannya begitu saja. Tapi sekarang beda, ada yang lebih ingin ku bonceng dari dia, dan aku yakin, kamu pasti tau siapa orang nya.
“ lo nebeng sama yang lain aja bisa gak? “ tanya ku balik, dengan nada berhati-hati tentunya.
Dia mengernyit “ lah kenapa emangnya? “
Aku bingung harus menjawab apa. Sebenarnya bisa saja aku menjawab jujur, tapi aku merasa tidak enak padanya “ soalnya gue---“ belum sempat aku menjawab, namun terdengar suara dari belakang yang memanggil namaku.
“ Wisnu? “ panggil seseorang dengan pelan, namun masih dapat terdengar, karena dia tepat berada di belakang ku. Dan hal itu sontak membuat aku dan arriz menengok. Untuk mengetahui pemilik suara tadi. Elisa.
“ iya “ jawabku atas panggilannya.
“ kamu pulang naik apa? “ tanya Elisa.
“ motor “
“ sama siapa? “ tanyanya, sambil melirik ke arah arriz. Seolah dia ingin bertanya apakah aku pulang bersama Arriz.
“Mmm, sendirian “ jawabku ragu-ragu sambil melirik ke arah arriz yang tengah melotot ke arah ku.
“ aku pulang sama kamu ya” pintanya, penuh pengharapan.
Aku mengangguk sebagai jawaban. Kemudian aku dan arriz kembali menatap lurus ke depan. “ karena itu, mangkanya gue minta lo nebeng sama yang lain “ jawabku atas pertanyaan arriz yang belum sempat terjawab tadi.
“ kok lo lebih milih nganterin dia sih daripada nganterin gue? “ Protes arriz. Arriz memang sama sekali tidak mengenali Elisa “ mentang-mentang ada cewek cakep, temen sendiri di lupain. Emang dia siapanya lo sih? “
“ ntar aja gue ceritanya “
“ ohh iya, kalo gak salah, gue pernah ngeliat dia sama elo deh waktu SMP “ katanya sambil mengingat-ingat “ dia itu kan---“
Belum sempat arriz menyelesaikan ucapannya, namun aku sudah memotongnya terlebih dahulu, saat aku menangkap sosok freesley di lapangan utama. Ya, freesley juga satu SMA dengan ku, sedangkan Noni, entah lanjut kemana. Freesley juga sedang mengikuti ekskul nya hari ini, yaitu ekskul volly. Dia juga terlihat ingin pulang, dan aku tau dia pulang naik apa.
“ lo nebeng sama freesley aja, dia kan bawa motor “ suruh ku cepat. Arriz memang mengenal freesley, mereka sekelas waktu kelas tujuh.
dia memasang ekspresi tidak semangat “ ya kali gue nebeng sama cewek “
“ ya itu sih terserah lo, mau nebeng sama cewek, apa nginep di sekolahan”
Arriz terlihat berfikir sebentar, sebelum akhirnya memutuskan untuk jadi nebeng dengan freesley. Dia berteriak memanggil nama freesley, lalu menghampiri nya yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Setelah itu, aku tidak tau lagi bagaimana kabar mereka berdua.
Sedangkan aku saat ini, sedang berjalan berduaan dengan Elisa menuju parkiran motor untuk pulang bersama.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
LOMBA
RomanceCerita ini merupakan bagian kedua dari cinta anorganik. Setelah mendaur ulang cintaku, aku mendapatkan tantangan baru yaitu mengikuti lomba PMR yang diadakan di SMA paling favorit di Indramayu. Namun, kompetisi sebenarnya bukanlah lomba tersebut...
