22. lomba dan cinta

36 19 11
                                    

Hari ini adalah hari Jumat tanggal 18 Januari 2019. Setelah menunaikan sholat Jumat berjamaah. Aku berjalan melewati lorong sekolah menuju kelasku. Jika kamu menemuiku saat itu, kamu pasti mendapatiku dalam kondisi yang murung, karena memang begitulah kondisi ku saat itu. Jelas itu bukan tanpa alasan, itu karena sampai detik ini pun aku masih sulit untuk bertemu dengan Elisa.

Ya, sampai sekarang Elisa masih sulit untuk dihubungi. Aku sudah berulang kali mencoba menelefon nya dan mengirim berbagai pesan untuk nya, namun semuanya seolah sia-sia, tak ada satu pun caraku yang berhasil. Aku juga sering mengajaknya untuk bertemu, tapi dia tetap saja selalu menghindar.

Aku tau aku sudah melakukan kesalahan yang sangat besar karena sudah memutuskan hubungan dengannya. Tapi, apakah dengan itu berarti aku tidak bisa lagi memperbaiki hubungan ku dengannya? Aku harap tidak.

Kesalahan terbesar ku yang lainnya adalah, aku sempat berfikir untuk keluar dari PMR karena aku merasa sangat kecewa tidak bisa mengikuti lomba yang ada di SMA unggulan itu. Tapi sekarang aku sadar, hanya pengecut yang langsung menyerah setelah mengalami kegagalan untuk yang pertama kalinya.

Masih banyak lagi lomba-lomba besar yang akan datang, dan aku yakin aku pasti bisa mengikutinya suatu saat nanti. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk tetap bertahan di ekstrakurikuler ku ini. Karena sekarang aku tau, ternyata adanya keluarga ke dua juga sangat penting dalam hidup, dan bagiku PMR SMA ku adalah keluarga kedua terbaik yang pernah aku punya.

                              *****

Saat ini aku sudah berada di kelasku dengan mengenakkan kaos lengan panjang berwarna hijau telur asin, di bagian kiri bawah kaos ini terdapat tulisan sang penjajah, serta dibagian dada dan belakang kaos ini terdapat logo PMI. Tidak lupa, aku mengenakkan syal berwarna kuning yang juga terdapat logo PMI dibelakang-Nya.

Sekedar informasi, kenapa PMR sekolah ku diberi nama sang penjajah? Itu karena PMR sekolah ku sering menjadi juara umum dan membawa banyak piala di berbagai lomba kepalangmerahan. Sama seperti sang penjajah yang mendapatkan kekayaan dari daerah jajahannya.

Setelah semuanya siap, aku berniat untuk langsung menuju tempat dimana anggota PMR berkumpul. Hari ini adalah hari perayaan kemenangan yang di raih oleh PMR SMA ku di perlombaan yang diadakan di SMA unggulan.

Aku mengambil jaketku yang selalu ku simpan di laci meja, dan berniat untuk menyimpan nya di dalam tas. Namun, saat aku baru saja mengambil jaketku itu, aku mendapati sebuah kertas yang terjatuh dari saku jaketku. Aneh, perasaan aku tidak pernah menyimpan apapun di saku jaketku, batinku.

Aku mengambil kertas tersebut dan melihatnya. Ternyata itu adalah sebuah surat yang ditulis seseorang untukku. Aku pun membaca surat tersebut.

“Saat ini kita tengah jauh, tapi jaket ini selalu melekat di tubuh mu, semoga jaket ini masih menjalankan tugasnya sebagai pelindung mu dari hipotermia. Tapi, apakah kamu merindukan pertolongan pertama dari ku? Jika iya, maka kita harus dekat lagi “

Tanpa adanya identitas pengirim dalam surat ini pun aku tau siapa pengirimnya, dan aku rasa kamu juga tau. Tapi, kenapa dia tiba-tiba mengirimkan pesan semacam ini. Hmm, dari isi suratnya sih terlihat seperti dia memberikan harapan lagi kepada ku.

Tunggu dulu, itu artinya---

Aku langsung menyimpan surat tersebut di saku celana ku, dan memasukkan jaketku ke dalam tas. Aku mengambil sebuah benda yang ku simpan dalam plastik kresek berukuran sedang. Benda tersebut sudah ada di bawah mejaku sejak hari Senin.

Aku keluar dari kelasku dan berlari menuju sebuah tempat yang tidak jauh dari kelas ku, Yaitu kelas X IPA 7. Kemungkinan besar penulis surat ini ada di sana. Tapi ternyata dugaanku salah, di kelas itu tidak ada siapa-siapa, kosong tak berpenghuni. Namun, aku melihat sesuatu di salah satu meja yang ada di kelas ini, itu adalah meja si dia. Aku mendekati meja tersebut, sesuatu yang ada di meja tersebut adalah buket bunga graduation. Tentunya aku tidak asing dengan benda tersebut, karena aku yang memberikan itu untuknya.

LOMBATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang