Hari ini adalah hari sabtu pada bulan Agustus di Indramayu. Para siswa SMP ku, angkatan 2017/2018 datang ke sekolah, untuk memberi cap tiga jari pada ijazah. Aku datang ke sekolah bersama dengan Elisa, dan kami tiba di sekolah sekitar jam setengah sembilan.
Aku memarkirkan motor ku di parkiran khusus guru, meskipun aku tau, itu adalah tindakan yang lancang, tapi aku tetap melakukannya. Aku datang ke sekolah, dengan mengenakan sweter kotak-kotak berwarna merah, dan celana Jenas berwarna hitam. Sedangkan Elisa mengenakan kaos hitam lengan panjang, dengan garis-garis zig-zag berwarna putih dan biru muda, dilengkapi celana Jenas pensil berwarna hitam.
Tak jauh dari tempatku, aku melihat seseorang juga tengah memarkirkan motornya, namun tidak di parkiran guru, melainkan di dekat lapangan. Sepertinya dia juga ingin mengambil ijazah, sama seperti aku dan Elisa. Motor yang ia kendari adalah motor Honda Sonic berwarna merah putih. Sedangkan, pemilik motor itu adalah seorang wanita, dia mengenakkan kaos dan celana Jenas berwarna hitam, dibalut jaket bomber Army. Setelah dia melepas helm fullface yang ia kenakan, barulah aku tau siapa orang tersebut. Freesley.
“ Hi, Freesley! “ sapa Elisa padanya, sambil melambaikan tangannya lalu mendekati Freesley.
“ Elisa! “ Freesley tak kalah histeris dan membentangkan tangannya, lalu memeluk Elisa. Suatu ritual yang memang sering dilakukan oleh kaum hawa dan tidak pernah dilakukan oleh kaum adam.
Setelah beberapa saat saling berpelukan dan jingkrak-jingkrak tidak jelas, mereka pun menghentikan ritualnya tersebut.
“ udah ah, jangan lama-lama pelukannya, ntar cowok lo cemburu lagi “ Freesley melirik ke arah ku.
“ apaan sih lu” umpat ku.
Freesley dan Elisa tertawa ringan “Noni mana?“ tanya Elisa.
Freesley mengedikkan bahunya “masih di Indramayu kota kali”
“ sayang ya, dia gak se-SMA sama kita“ ujar Elisa, yang langsung diangguki oleh Freesley. “ yaudah yuk masuk “ ajak Elisa.
“Ayuk “ Freesley menyetujui “ yuk nu” dia mengajak ku juga. Yang langsung kuangguki.
Aku baru saja ingin melangkahkan kakiku, namun ponselku berbunyi. Aku mengambil benda gepeng itu dari sakuku. Ada sebuah panggilan dari Arriz, dan langsung ku angkat.
“ Woi nu, lu udah nyampe? “ ujarnya dari sebrang sana.
“ assalamualaikum “ aku mengingatkannya untuk mengucap salam.
“ eh iya, Waalaikumsalam “ dia baru ingat “ lu udah nyampe? “
“ udah, ini gue lagi di depan lobby “ jawabku “ lu dimana? “
“ di parkiran samping sekolah, sama Aldi “ jawabnya “motor lu diparkir dimana? “ disamping SMP ku memang ada parkiran umum, dan gratis.
“ Di parkiran guru “
“ parah luh”
“ udah, buruan sini! “
“ iya-iya, gue ke situ sekarang “
Sambungan terputus. Aku langsung memasukkan ponselku ke dalam saku celana. Kami memang sudah janjian untuk cap tiga jari bersama. Aku mulai memasuki lobby, dan Aku tidak melihat siapa-siapa di lobby, aku tau ini masih jam KBM.
Aku melangkahkan kakiku menuju ruang TU, karena tidak ingin menunggu Arriz dan Aldi. Disana sudah ada beberapa anak yang ingin cap tiga jari. Aku pun menuju ke Staf TU yang ditugaskan untuk mengurus hal ini, dan memberikan cap tiga jari ku untuk ijazah ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOMBA
RomanceCerita ini merupakan bagian kedua dari cinta anorganik. Setelah mendaur ulang cintaku, aku mendapatkan tantangan baru yaitu mengikuti lomba PMR yang diadakan di SMA paling favorit di Indramayu. Namun, kompetisi sebenarnya bukanlah lomba tersebut...