13. kecewa

39 34 6
                                    

Saat ini, seluruh civitas di sekolahku tengah mengikuti kegiatan upacara bendera. Semua siswa sudah berbaris rapih di lapangan. Sedangkan aku tidak ikut upacara, karena kakiku masih belum kuat untuk berdiri dalam waktu yang lama. Sebenarnya, keluarga ku melarang ku bersekolah hari ini, karena kondisi ku yang belum pulih sepenuhnya. Namun aku tetap memaksakan diri untuk berangkat, karena jika aku di rumah, aku pasti merasa kebosanan.

Aku duduk di depan ruang guru, yang menghadap ke arah lapangan upacara. Tempat itu memang biasa digunakan oleh anggota PMR untuk istirahat nya anak-anak yang pingsan atau sakit ketika upacara berlangsung.

Selama upacara berlangsung, aku sama sekali tidak melakukan apa-apa, hanya duduk dengan meluruskan kakiku dan menyandarkan tubuhku pada dinding. Ada beberapa siswa lain yang juga sedang berada di situ, seperti siswa yang pingsan, sakit, sampai siswa yang pura-pura sakit karena malas upacara atau tidak mengenakkan atribut lengkap juga ada. Dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

Beberapa lama kemudian, datang seorang perempuan yang tengah dibopong oleh anggota PMR kelas sebelas. Kakak PMR itu menginstruksikan perempuan tadi untuk duduk, dan langsung dituruti olehnya. Kini siswi itu duduk disamping-Ku. Setelah kakak PMR tadi pergi untuk bertugas kembali, aku melirik perempuan yang berada di sampingku itu. Wajahnya tidak terlihat pucat, bahkan bisa dikatakan biasa-biasa saja, pasti dia pura-pura sakit.

“ lo pura-pura sakit ya? “ tanyaku pada perempuan itu, yang ternyata adalah sukma.

Sukma yang awalnya menatap lurus kedepan kini menatap ku “ iya, emang kenapa? “

“ dasar males “ umpat ku “ lu masih sanggup berdiri kan? “

“ bodo amat “ dia mengatakan itu dengan entengnya “ lu sendiri ngapain duduk? Lu kan cowok, masa berdiri selama empat puluh lima menit aja kagak kuat, lemah luh”

Aku menggeleng pelan “ gue bukannya gak mau ikut upacara “ elakku “ tapi gue lagi gak bisa upacara hari ini “

“ gak bisa kenapa? “

“ tiga hari yang lalu gue keserempet motor di jalan, terus gue jatoh dan kaki gue ngalamin luka yang cukup parah” jawab ku jujur. “ gue jalan aja masih susah, apalagi disuruh berdiri lama “

Sukma mangut-mangut mengerti “pantes kemaren lo kagak dateng kesini “

“ kan kemaren minggu, gimana sih lo”

“ emangnya lu nggak buka grup WA PMR ya? “ tanyanya.

Aku menggeleng “ udah tiga hari gue gak megang Hape “ jawabku “ pas tadi pagi gue buka, chat yang masuk udah seribu lebih, gue males bacaannya “

“ jadi, lo beneran gak tau ya, kemaren ada apaan? “

Aku menggeleng “ emang ada apaan sih? “

“ kemaren itu seleksi lomba tahap kedua”

Aku membulatkan mataku sempurna “ serius lo? “

Sukma mangut-mangut “ Jadi, sabtu sore itu ada pengumuman dari mbak widya, kalo hari minggu itu ada seleksi lomba tahap kedua dari pelatih, buat nentuin siapa aja yang bakal ikut lomba “ jelasnya panjang lebar “ dan yang gak hadir kemaren, secara otomatis gak akan ikut lomba“

“Berarti gue gak lolos seleksi dong? “

Sukma mengangguk “ kemaren juga banyak yang ngehubungin lo, tapi lo gak bisa dihubungi katanya“

Setelah itu, aku tidak membuka mulutku lagi. Entah kenapa dada ku rasanya sangat sakit mendengar semua pernyataan dari sukma. Aku rasa kamu juga akan merasakan hal yang sama, jika kamu memperjuangkan hal kamu impikan, namun gagal karena suatu insiden di tengah jalan, dan saat itulah kamu akan tau rasanya kecewa.

LOMBATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang