Babak I : 7. Melihat Cinta Pertama Kali.

2.6K 309 27
                                    

Cici pakai mulmed jadul lagi.

Andai bisa, Lintang ingin sekali membanting pintu ruangan kerja, menghentak-hentakkan kakinya ke lantai kuat-kuat biar bapaknya tahu betapa ia kecewa sama keputusan yang diambil.

Bapak mau menikahkan Koesman. Segera.

Tjong Lai tak minta pendapatnya tapi sudah mengambil keputusan.

Lho, apa hubungannya pencurian sama nikah?

Tak ada.

Tjong Lai hanya ingin cuci tangan. Bapaknya mengira dengan menikahkan berandalan seperti Koesman maka mereka sekeluarga akan terhindar dari masalah. Lepas tanggung jawab. Koesman akan dibelikan rumah dan tinggal terpisah dari keluarga.

Koesman tak bisa menyayangi dirinya sendiri. Bagaimana bisa menikah kalau dia sendiri ugal-ugalan?

Dia harus segera diberi tanggung jawab, kata Tjong Lai.

Kasihan calon istrinya.

Bapak bisa cari perempuan dari desa yang mau sama dia. Koesman tidak jelek. Dia juga lahir di keluarga berada.

Lintang tak setuju. Mengapa semua orang berpikir asal keluarga bagus, wajah tampan, maka akan gampang menikah? Terus perempuan yang jadi istrinya itu nasibnya tragis, menikahi pria tak bertanggung jawab bermodal uang dan tampang.

Kenapa tak ada satu pun orang yang mengerti kalau perempuan juga berhak menentukan pasangannya sendiri. Baik atau buruk mereka bisa menerima dan tak menyesal karena merupakan pilihannya sendiri.

Tante Rosa, ibu angkatnya, yang masih berhubungan darah dengan Lintang karena sepupuan dengan Lastri, adalah wanita yang diberkati karena dia berhasil keluar dari kebiasaan perjodohan yang diatur orang tua. Ia bertemu dengan dengan suaminya, seorang dokter Inggris, ketika bapaknya harus operasi usus buntu. Keduanya jatuh cinta, padahal Tante Rosa sudah dijodohkan dengan orang lain. Tetapi eyang tak bisa melarang Mr. Henry Campbell untuk memperistri putrinya karena dilamar dokter asing tentunya lebih bergengsi kala itu. Nikah sama dokter saja sudah bikin keluarga bangga, apalagi dokter asal Inggris.

Kenapa tak semua perempuan berani seperti Tante? pikirnya kesal.

Tentu saja itu karena kurang pengetahuan. Andai perempuan bisa sekolah seperti anak laki-laki. Dulu sewaktu masih sekolah di sekolah dasar, Lintang ingat teman sekelasnya masih ada yang perempuan. Semakin lama, temen berjenis kelamin perempuan makin berkurang. Apalagi ketika di kelas akhir SMA, sekelas semuanya laki-laki. Sedangkan anak-anak perempuan yang pernah sekelas dengannya dulu, sekarang sudah punya anak.

Lintang menendang angin dengan kakinya saking sebalnya. Betapa menyedihkannya perjuangan Raden Ajeng Kartini untuk para kaumnya. Kesetaraan hak untuk sekolah saja bagai angan-angan dalam tidur. Jangankan sekolah, menentukan pasangan sendiri saja susah.

Masih dalam keadaan marah, Lintang berjalan menuju teras samping, tapi bukan teras yang ada di samping ruang kerja Tjong Lai. Ia masih kesal sama bapaknya. Namun sebagai anak, ia tak bisa berbuat apa-apa. Diambilnya gitar dari kamarnya dan pergi ke sana.

Duduk di kursi rotan dan mulai memetik gitar. Lintang memang tidak begitu mahir main gitar. Sewaktu tinggal dengan Tante Rosa, ia belajar musik pada Paman Henry. Paman juga yang memperkenalkan The Beatles padanya. Bukan hanya band yang kota kelahirannya sama dengan Paman Henry saja, Lintang juga jadi tahu The Rolling Stone yang dia nyanyikan saat ini.

"I don't want you to be high
I don't want you to be down
Don't want to tell you no lie
Just want you to be around
Please come right up to my ears
You will be able to hear what I say
Don't want you out in my world
Just you be my backstreet girl
Please don't be part of my life
Please keep yourself to yourself
Please don't you bother my wife
That way you won't get no help."

Nyonya Rumah. (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang