Namjoon terduduk dengan kaki yang bergerak seirama dengan gumamannya, tangannya memainkan kunci mobil dengan cepat. Ini masih pukul delapan pagi di hari minggu dan ia sudah berada di apartemen Seokjin. Ya, Namjoon memilih egois untuk dirinya sendiri dan Seokjin memilih egois demi Jungkook. Berbulan-bulan ia tetap bertahan bersama Seokjin.
"Sudah siap."
"Pamaaan, Kookie lihat baby?"
"Iya sayang, kadonya sudah dibawa?"
Jungkook mengangguk antusias, meminta Namjoon menggendongnya sementara Seokjin berjalan mengambil kado. Namjoon segera memasang topi dan masker hitamnya baru menuruti si kecil dan menggendong Jungkook.
"Kau yakin tidak ada siapa-siapa disana?"
"Percaya pada Hoseok. Dia sudah memberitahuku. Kookie punya teman baru." Jungkook mengangkat kedua bahunya dengan senang lalu mengalungkan tangannya pada Namjoon. "Kookie wangi sekali? Appa pakaikan parfum ya?"
Jungkook menggeleng keras, "Kookie wangi, Kookie makan sabun."
Namjoon tertawa dan segera menatap Seokjin yang juga memakai masker. "Siapa yang mengajarinya?"
Seokjin mengangkat bahunya lalu mencubit pelan pipi Jungkook. "Bukan makan sabun sayang. Tidak boleh makan sabun."
"Tapi tapi Mingyu makan sabun Appa. Katanya wangi." Lalu Namjoon mendudukan Jungkook ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobil.
Ini adalah mobil pribadinya yang ia khususkan untuk bertemu Seokjin atau sekedar keluar bersama Hoseok. Memainkan lagu anak-anak untuk Jungkook lalu melajukan mobilnya dengan pelan. "Apa Hoseok tetap bekerja besok?"
"Dia mengambil cuti tiga hari. Jadi besok aku akan melakukan pemeriksaan dibeberapa tempat tanpa Hoseok."
"Lalu Serin, kau serius tidak mengajaknya ikut berkunjung?"
Namjoon menggeleng, memutar kemudinya lalu menambah kecepatannya. "Dia sakit, jadi tidak bisa ikut. Mungkin lain kali."
Seokjin tak membalas, ia hanya menyandarkan kepala pada kaca jendela mobil Namjoon. Semakin lama ia bersama Namjoon-ia semakin terbiasa. Terbiasa untuk menyadari bahwa tak hanya ada dirinya dan Namjoon. Dan menyadari bahwa ia semakin terbiasa dengan kehadiran Namjoon.
"Memang sakit apa?"
"Tidak tahu, dia mual-mual, badannya panas."
"Kau membawanya ke dokter?"
"Ya. Dokter datang dan sekarang Ibu Serin yang tengah merawatnya. Mereka menyuruhku untuk menjenguk Yoongi sendirian."
Seokjin meremas coat panjangnya. Matanya masih menatap pada luar mobil. Sesekali tanpa sadar Seokjin akan menahan nafas lalu membuangnya dengan lemah. "Seokjin-ah, mulai besok partaiku akan mulai mendaftar untuk pemilihan presiden, dan mungkin aku akan mulai sibuk."
"Sudah biasa."
Namjoon melirik sekilas lalu terdiam. Setelahnya tidak ada suara selain dari suara lagu yang Jungkook dengarkan dan gumaman si kecil yang ikut bernyanyi. Mobil hening sampai akhirnya mereka sampai pada halaman rumah Hoseok dan Yoongi.
Tak perlu menunggu waktu lama untuk Hoseok membukakan pintu dan menerjang Namjoon dengan pelukan hangat. "Aku seorang Ayah Namjoon. AKU SEORANG AYAH !" Namjoon terkekeh dan membalas pelukan Hoseok.
"Jika sudah jadi seorang Ayah, berhentilah membuat kebisingan Hoseok."
Hoseok segera tersenyum ketika melihat Seokjin dan Jungkook. "Kalian disini. Kemari beri pelukan pada Ayah baru." Seokjin tersenyum dan memeluk Hoseok beserta Jungkook yang berada dalam gendongannya. "Jungkook sudah besar hm?

KAMU SEDANG MEMBACA
All Night, is You
Hayran KurguJadi, apa pilihanmu, Gubernur Kim? Namjinkook mpreg Rated : M