_07_

187 45 6
                                    

Satu minggu setelah Dean memergoki oh bukan tetapi melihat Aska berbohong telah berlalu. Dan di satu minggu pula tidak ada yang spesial.

Semuanya nampak hambar. Dean yang berdiam dengan kekecewaan nya dan Aska yang bahkan sekarang mulai menjauh dari Dean.

Namun Dean menepis egonya. Dia harus mengerti dan memahami bahwa Aska bisa berhubungan dengan siapa saja. Masalah berbohong Aska pasti punya alasan.

Hari ini adalah hari penting bagi Aska. Karena hari ini Aska akan bertanding basket dengan sekolah lain.

Dean sudah siap berangkat. Dengan penampilan kasual dan make up tipis membuatnya terlihat menawan.

Tin tin

Dean segera keluar rumah dan menghampiri mobil Zahra sahabat Aska.

"Hai de" Sapa Zahra dan Edo bersamaan

"Hai kak" Jawab Dean tak kalah ramah

"Ayok De masuk"

Dean mengangguk dan masuk kedalam mobil.

"De" Panggil Edo memecah keheningan

"Iya ka Do?"

"Berasa es kado gue njir" Batin Edo

"Hubungan kamu baik baik aja kan sama Aska?"

"Emh baik kok kak" Jawab Dean ragu

"Kalau ada masalah diselesaikan baik baik ya De?. Jangan mudah terbawa emosi karena Aska itu orangnya plin plan. Dan gue harap lo bisa imbangin itu"

Dean tersenyum.

Sepertinya Edo mengetahui hubungan Dean yang sekarang sedang diambang tidak jelas

"Iya Kak. Makasih ya"

"Hm"

Skip on

"Akhirnya sampek juga. Capek juga gue nyetir nih mobil. Tau gtu tadi bawa sopir"

" Makanya jangan sok lu. Tadi gue mau nyetir ngga boleh"

"Diem lu Do" Sewot Zahra kesal

"Dean turun ya kak?" Tanya Dean

Zahra dan Edo menepuk jidat bersama
Kalau turum ya turun aja gtuloh pikir keduanya. Dean memang terlalu sopan pikir mereka.

" Eh iya De ayok turun"

****

Ayok Kak Aska

Ayok Njing masukin

Lebih cepet Sat

Woi masukin masukin

Bugh.

Zahra memukul perut Edo sedangkan Dean terkekeh melihatnya.

"Woh sakit Ra. Kenapa sih lo?"

"Lu kalau teriak jangan ambigu dong. Ga inget ada bocah"

Saat mengatakan bocah Zahra melirik ke Deandra.

"Eh iya lupa gue. Maaf ya De" Ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya

Sedang Dean menatap Zahra bingung dan Zahra memberikan kode ke Dean seakan berkata. Iyain aja

"Iya kak ngga papa kok"

Ayok Kak Aska

Ayok Kak

Sorak orang orang saling bersahutan.

Dan akhirnya pertandingan usai dan dimenangkan oleh tim Aska.

Para pemain mulai keluar lapangan

Dean menoleh ketika Zahra menyerahkan sebotol air mineral.

"Kasih Aska sana"

Dean tersenyum lalu mengangguk dan bergegas menuju Aska.

Sedangkan Zahra dan Edo mengekor dibelakang.

Dean sudah memasuki lapangan. Dia mengedarkan pandangannya untuk mencari kekasihnya.

Hingga akhirnya dia melihatnya.

Dean hendak mendekat namun langkahnya terhenti karena saat ini Aska kekasihnya sedang dipeluk oleh Floren.

Dean tak habis pikir dengan semua ini

Dean sedih

Dia marah

Dia kecewa

Namun lagi dia berusaha kuat. Dia menghela nafas dan melanjutkan langkahnya.

Sedangkan Edo dan Zahra saling tatap karena pemandangan didepannya. Dengan Floren yang memeluk mesra Aska sedang Aska yang bahkan tidak menolak lalu Deandra yang mereka yakin saat ini sedang tidak baik baik saja.

"Minum dulu Kak"

Suara Dean berhasil membuat pelukan Floren memudar.

Dan tanpa disangka Floren juga mengarahnya air mineral untuk Aska

Lalu siapa yang akan Aska pilih?

Aska mendekati Dean. Mengambil air mineral yang tadi sudah dipegangnya. Lalu merendahkan badannya agar sejajar dengan gadisnya itu.

Lalu berbisik

"Kita putus Deandra"

Seperti disambar petir. Dean terkejut bukan main. Apa apaan ini? Putus? Dean salah apa?

Dean terkejut tak mampu berucap hingga Aska merangkul mesra Floren dan pergi meninggalkan dia.

Dean terpukul.

Takdir menghianati nya, dia tidak menjanjikan kebahagiaan itu padanya. Hanya sedih yang ada dalam ceritanya.

Zahra dan Edo yang melihat keadaan kejadian tadi. Menghampiri Dean yang sepertinya tidak baik baik saja.

"De kamu ngga papa?"

Dean tersenyum dan mengangguk.

Dean tak menangis lebih tepatnya sedang menahannya. Dia tak mau rapuh saat ini. Ini bukan tempatnya.

Edo yang melihat kebohongan itu langsung menarik Dean dalam dekapannya. Membuat Zahra terkejut kenapa Edo memeluk Dean?

Edo memeluk Dean erat lalu mengelus punggung Dean.

"Jangan ditahan De. Menangislah jika kamu ingin. Tidak ada yang menghakimimu aku akan jamin itu. Menangislah De. Kamu berhak untuk merasakan lega layaknya manusia pada umumnya"

Cukup sudah

Perlakuan Edo membuat pertahanan Dean runtuh. Dean menangis terisak seraya mengeratkan pelukannya. Dia butuh kekuatan saat ini.

Zahra yang melihat pemandangan itu turut bersedih. Isak tangis Dean berhasil mencabik cabik hatinya hingga turut menangis menemani Dean.

Setelah beberapa menit

Dean melepas pelukannya.

"Makasih Kak" Ucap Dean serak

"Sama- sama"

"Aska ngapain kamu De?" Tanya Zahra

Dean menghela nafas pasrah

"Kak Aska putusin aku Kak" Ucao Dean seraya tersenyum

"Bangsat lo Ka" Ucao Edo dalam hati

Setelahnya mereka bergegas pulang karena keadaan Dean yang tidak baik baik saja sekarang.

749 kata buat part ini ehe'

Hiks seneng deh rasanya otakku stucknya ga lama

Ada pesan untuk Aska?

Nanti author sampekin deh

Deandra (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang