_15_

196 30 4
                                    

Hai readers
Kalau ada typo kalian bantu aku ya dengan komentar tepat dibagian yang typo.
Buat yang tadi siang terkena Prank Update maaf ya hehe. Ga sengaja beneran ✌

"Silahkan tunggu diluar"

"Ngga Sus. Saya mau temenin dia"

Suster itu memberi pengertian bahwa adanya Aska didalam hanya mengganggu kerja tim medis.

Ranio jengah dengan tingkah kekanak-kanakan Aska. Dia langsung menarik tangan Aska dan mendudukkannya di kursi tunggu yang berada didepan UGD.

Aska sangat frustasi. Ini salahnya. Semua salahnya. Seandainya dirinya tidak ceroboh dan dapat mengontrol emosinya ini tidak akan terjadi.

Aska mengepalkan tangannya. Dia marah pada dirinya sendiri.

"Tuan" Panggil seseorang dengan sopan.

Dia adalah Riko. Orang kepercayaan Ranio. Orang yang selalu membantu Ranio dikala genting.

"Knp?"

"Nyonya menelpon"

Ranio mengangguk paham. Memberikan perintah Riko untuk menjauh dengan tangannya. Lantas berdiri dan mencari jarak dengan Aska.

"Halo Bun"

"-"

"Baik Bun"

Tut

"Sial. Kenapa kakek harus kembali disaat yang tidak tepat ini"

Ranio membatin dengan kesal. Jika kakeknya tau dirinya menjaga Deandra. Bukan hanya dirinya yang habis riwayatnya tetapi juga Bundanya. Ranio benar benar-benar frustasi. Belum lagi keadaan Deandra yang masih belum jelas.

Ranio menghembuskan nafas perlahan. Lalu berjalan mendekati Aska.

"Titip Deandra" Ucapnya pada Aska dengan dingin.

Aska hanya mengangguk.
Dia tidak peduli akan kemana abangnya Deandra ini. Yang jelas Aska ingin menemani Deandra selalu. Dia ingin menjadi orang pertama yang mengetahui keadaan gadisnya.

Ranio segera pergi menuju mobil dan disana dia melihat Riko sedang tak jauh dari mobilnya.

"Nitip Deandra. Kasih gue kabar keadaannya secara lengkap."

"Baik Tuan"

Setelah mengatakan itu, Ranio bergegas menuju rumahnya.

****

"Shh sakit Ra. Pelan pelan bangsat"

"Mulut Lo minta gue robek ya? Ini udah pelan Do. Tahan napa sih"

Begitulah umpatan umpatan yang dilayangkan seorang Edo pada Zahra yang sedang mengobatinya.

Tidak salah Edo meringis. Zahra bukanlah wanita yang lembut. Dia sedikit tomboy alhasil kata pelan yang dimaksudnya itu tidaklah benar benar pelan. Pelan menurut Zahra tapi tidak bagi Edo.

"Cinta lo kenapa?" Tanya Zahra ketika melihat Cinta datang dari toilet dengan air mata yang mengalir.

"Kak Dean hiks" Katanya seraya terisak.

"Kenapa?" Sekarang giliran Edo yang bertanya.

"Ta-tadi aku lihat De-Dean digendong hiks S-sama seseorang dengan kon-kondisi berdarah"

Zahra dan Edo terkejut bukan main. Mengapa bisa? Dan sekarang ada dimana?

"Kita harus nyusul. Tapi dibawa kemana?"

Deandra (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang