_06_

199 46 8
                                    

Hari ini Dean berangkat dengan senyum merekah. Memasuki kawasan sekolah yang masih sepi. Ini kesukaannya karena bagi Dean itu menenangkan.

Ah iya hari ini Dean berangkat tanpa Aska karena Aska bilang Aska ada urusan sehingga jika menjemput Dean takutnya telat. Sebagai kekasih yang baik Dean mengiyakan.

Dan Dean menggunakan kesempatan ini untuk berangkat pagi pagi sekali. Dulu sebelum berpacaran dengan Aska ini adalah jam berangkat nya. Namun setelah Aska rajin menjemputnya dia jadi kehilangan kebiasaan nya itu.

Ceklek..

"Masih sepi" Ucap Dean lalu melangkah memasuki kelas dan meletakkan tasnya dikursi.

Dean memilih untuk berada ditaman pagi ini sebelum keadaan taman ramai karena banyak siswa yang datang.

Dean duduk diteras sekolah. Menghembuskan nafas perlahan. Dan merasakan sejuknya embun pagi dan angin yang sedikit sepoi ditambah sinar mentari yang sayu sayup menunjukkan sinarnya.

Dean mengarahkan pandangan keseluruh area taman hingga akhirnya dia menangkap sosok seorang laki laki sedang duduk berdua.

"Kak Aska?" Tanya Dean pada dirinya sendiri.

Lalu Dean menggeleng. Itu tidak mungkin bukan? Karena Aska sendiri mengatakan kalau dia punya urusan dan jika menjemput Dean dirinya bisa terlambat  jadi tidak mungkin Aska berada disekolah sepagi ini.

Dean berusaha keras menepisnya namun rasa yakinnya malah semakin menjadi. Dean memutuskan mendekat secara perlahan. Hingga akhirnya dia mendengar perbincangan mereka.

"Kamu yakin Ka?"

"-"

" Aska kok kamu diem sih?"

Dean mendengarnya. Perempuan itu memanggil nama Aska. Tapi apakah itu Askanya? Bukankah seseorang disekolah ini mungkin saja mempunyai nama yang sama?

"Aska"

"E-eh iya?"

"Kamu dengerin aku ngga sih?"

"Denger kok denger"

Dean berusaha mati matiam menahan isak yang rasanya sudah mendorongnya untuk keluar pertahanannya.

Dia mengenal suara itu.

Itu Askanya

Dan tunggu dulu. Suara wanita itu seperti suara Floren. Cinta pertama Aska.

Apa apaan ini Tuhan?

Permainan apalagi yang kau mainkan?

Apakah Dean bahkan tak pantas merasakan bahagia sejenak?

"Beri aku waktu Flo" Ucap Aska setelah hening beberapa saat.

"Tapi ken-"

"Beri aku waktu" Potong Aska

"Baiklah kalau begitu. Aku mau kekelas dulu. Dahh Ka"

Floren beranjak pergi sedang Dean sudah berlari menjauhi tempat itu. Terlalu sesak untuk tetap disana melihat kekasih dan cibta pertamanya berdua duaan ditambah lagi kekasihnya itu bahkan berbohong.

Dean menuju toilet. Memasuki salah satu bilik. Lalu duduk dikloset dan menutup wajahnya dengan tangan.

"Kenapa Tuhan? Apakah kau akan manjauhkan Aska dariku? Satu satunya sumber kekuatan ku saat ini? Kenapa aku merasa kau terlalu kejam padaku Tuhan" Batin Dean menangis.

Berteriak tanpa suara adalah hal paling menyakitkan.

Beberapa menit Dean berdiam.

Dia mulai mengatur nafas

Merubah wajahnya seakan akan tidak terjadi apa apa

Cukup Dean yang tau dan jangan yang lain

****

"Ka woy"

"Apaan sih Ra?"

"Lo kapan tanding basket?"

"Minggi depan Ra. Proposal udah di acc kemaren jadi konsumsi ditanggung sekolah deh"

"Manteplah. Nanti gue bakal nonton lo bareng Dean sama Edo"

"Iyadeh terserah lo"

"Udah ngerjaim tugas kimia belom lo?"

"Loh emang ada ya?"

Zahra menatap sahabatnya malas. Selalu saja lupa oh tidak tidak tetapi selalu saja pura pura tidak tau. Ujung ujungnya juga nyontek.

"Nih" Zahra menyerahkan bukunya dan dibalas tamparan dibahu Zahra

"Punya temen kok akhlaknya jatuh semua sih gue" Batin Zahra menggerutu.

***

Tring tring..

Bel pulang telah berbunyi

Dan selama sehari itu pula Dean tidak menampakkan dirinya di depan Aska.

Rasanya Dean tidak siap, toh Aska bahkan tidak mencarinya.

"De lu pulang sama gue ya?" Ajak cinta

"Boleh deh"

"Yes akhirnya pulang bareng lagi"

"Ayok Cin"

"Ayok"

Cinta dan Dean pergi keluar kelas bersama. Berjalan santai dengan sesekali bercanda.

"De itu kak Aska bukan sih?"

"Mana?" Dean menolehkan pandangannya mengikuti kemana arah Cinta menunjuk.

"Iya itu Kak Aska" Jawab Dean seadanya.

"Kok sama Kak floren ya?"

"Mungkin ada urusan Cin"

"Kamu ngga marah?"

"Ngga lah. Kak Aska tadi udah ijin aku. Makanya aku mau pulang sama kamu"

Merasa itu jawaban yang masuk akal Cinta hanya manggut manggut mengiyakan.

Dean menatap Aska yang meninggalkan sekolah dengan Floren yang sedang diboncenginya. Mereka nampak serasi bagi Dean.

"Entah kenapa aku merasa Tuhan akan segera menjauhkanmu dari aku Kak" Batin Dean lirih

653 kata buat part ini

Lanjut atau ngga?

Enaknya cepet update? Atau dilamain?

Deandra (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang