_04_

209 45 4
                                    

"Wahh Non cantik banget"

"Ih bibi jangan gtu dong. Dean kan jadi malu"

"Loh jangan malu Non. Ini baru bibi yang bilang cantik. Kalau nanti den Aska bilang cantik. Nanti Non pingsan lagi"

Bibi semakin menggoda Dean. Gemes banget

"Bibiiiii" Rengek Dean

"Sudah Non Sudah. Lebih baik Non duduk dulu sana sambil nungguin Den Aska"

"Iya Bi siap"

"Semoga Non selalu tersenyum seperti itu"

****

"Ma"

"Hm?"

"Aska mau keluar. Boleh ya?"

Rani_Mama_ hanya mengangkat alisnya seakan bertanya kemana?

"Mak gue elah kulkas bener lah guenya bobrok kek gini" Batin Aska

"Mau kerumah temen. Boleh ya?"

Rani hanya mengangguk lalu kembali fokus pada ponselnya.

Setelahnya Aska segera pergi dari rumah untuk menemui kekasihnya itu.

****

Ting nong...

Bel rumah berbunyi.

"Loh kok cepet ya Kak Aska datengnya. Tumben deh"

Dean beranjak dan membuka pintu dan betapa terkejutnya dia ketika membukanya. Itu bukan Aska tetapi Orang tuanya.

"Bunda ayah? Ayo masuk" Ajak Dean sambil tersenyum.

Dia senang karena jarang sekali kedua orang tuanya ini mengunjunginya dengan kemauan mereka sendiri.

"Tidak usah. Ayah kesini hanya ingin menyampaikan kalau mulai besok ayah berserta yang lain akan pindah ke Jerman untuk menetap"

"Knp tiba tiba Yah?" Tanya Dean dengan suasana hati yang sudah berubah

"Kakekmu yang menyuruh agar kami semua tinggal disana"

"Tapi Dean ingin tetap di Indonesia"

Sungguh saat ini suara Dean terdengar bergetar karena meredam air mata yang rasanya sudah mendorong untuk dikeluarkan.

"Dean akan tetap di Indonesia. Tetapi Ayah dan yang lain akan pindah. Rencana ini sudah ada sejak 3 minggu lalu. Dan untuk biaya hidupmu tenang saja. Ayah akan tetap memenuhinya"

"Tapi Yah Bun"

Tangan bunda terarah mengelus rambut putrinya ini seraya Tersenyum.

"Tidak ada tapi tapian sayang. Ayah dan Bunda akan berangkat dengan penerbangan malam nanti. Karena itu kami kesini malam ini. Kamu jaga diri baik baik ya. Ayah dan Bunda pamit ya sayang. Kami sayang kamu"

Cup..

Kedua orang tua Dean telah beranjak pergi meninggalkan Dean yang bahkan sekarang masih dalam keadaan terkejut.

Apakah dirinya memang tidak penting?

Kenapa harus dia yang ditinggalkan?

Apa mereka sengaja?

Bahkan mereka tidak memberi waktu Dean untuk sekedar menghabiskan waktu bersama yang tersisa?

Dunia sekejam itu pada Dean.
Gadis cantik dengan sejuta kecerian yang menyimpan beribu duka sendirian. Tak ada yang tau. Tak ada yang bisa menebak. Bagaimana caranya Dean tetap bertahan dengan segala sakit yang digoreskan oleh orang orang terdekatnya.

Air mata tak mampu lagi dibendung. Dean membiarkan untuk kali ini Air matanya menjadi saksi dan teman baik bagaimana kerasnya hidupnya dan sekejam apa takdir padanya.

Brumnn..

Dean tersentak sedikit.

Itu pasti Aska.

Dean mengusap air matanya. Menghela nafas. Dan tersenyum agar dia kelihatan baik baik saja

"Hai de. Loh kamu kenapa? Habis nangis?"

Dean tersenyum.

"Enggak kok kak"

"Jangan bohong Deandra"

Dean nampak berfikir. Alasan apa yang harus diberikannya. Mengatakan yang sebenarnya? Tidak mungkin

"Sebenernya tadi aku mau ngeprank kamu kak. Kamunya kelamaan sih. Pas mau ngecek kamu malah udah datang. Kan gagal hehe"

Aska menatap manik mata indah kekasihnya. Dan dia tau Dean tengah berbohong. Namun sebisa mungkin dia percaya.

"Yaudah"

"Ayok ikut kak"

Dean menarik tangan Aska menuju meja makan.

"Surprise Kak Aska. Selamat hari jadian yang ke 3 bulan. Semoga kakak makin sayang Dean ya?"

Aska tersenyum.

Dia gemas sekali dengan kekasihnya ini.

"Terima kasih sayang"

Blusshh..
Ahh Dean lagi lagi mempermalukan dirinya sendiri

"Ciee blushing"

"Kak gak lucu ih. Oh iya ini kado buat kakak ya. Buka nanti aja kalau dirumah"

Aska tersenyum dan mengangguk.

"Yaudah ayok makan"

"Ayok"

Dan akhirnya dihari ini bukan Dean yang memberi kejutan namun Dean yang dikejutkan dengan fakta bahwa keluarganya memang tidak menganggapnya. Sakit? Tentu saja. Namun sebisa mungkin Dean tidak membenci siapapun.

"Ya Tuhan.. Biarkan waktu berjalan lambat. Aku ingin menikmati kebahagiaan sederhana ini lebih lama sebelum badai kembali menghantamku dengan kuat"

621 kata untuk part ini

Emotnya mana nih buat part ini?

Jadi menurut kalian kenapa sih Ayah sama Bundanya Dean sepertinya tidak menyayanginya?

Terus menurut kalian gimana nih kelanjutan hubungan Aska sama Deandra?

Deandra (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang