Hari ini Dean telah menginjakkan kakinya dihalaman sekolah. Dirinya baru saja turun dari angkutan umum yang dinaikinya. Sebenarnya dirinya bisa saja untuk diantar supir,tetapi keinginan untuk naik angkutan umum lebih besar.
Dean melangkahkan kakinya perlahan. Merasakan embun pagi yang menerpa wajahnya dengan deras membuat hatinya teduh dan perlahan tersenyum bahagia. Ini adalah pertama kalinya Dean berada disekolah dengan suasana yang masih sepi. Memang disengaja untuk berangkat pagi.
Deandra mengarahkan langkahnya menuju taman yang berada disamping lorong kelas 11. Duduk tenang dibangku taman yang tersedia menjadi pilihannya untuk merasakan ketenangan sebelum sekolah beranjak ramai.
"Pagi De"
Mendengar suara yang tak asing menyapanya mambuat Deandra menolehkan kepalanya kesamping kanan tepat pada orang yang menyapanya.
"Pagi Kak" Balas Dean dengan wajah yang dihiasi senyuman.
"Boleh aku duduk?" Tanya orang itu yang tak lain adalah Aska.
Dean mengangguk lalu menggeser tubuhnya untuk memberi ruang bagi Aska.
"Kakak tumben berangkat pagi?" Tanya Deandra.
"Tadi bareng sama tante. Jadinya pagi. Kamu sendiri kenapa sepagi ini disini"
Deandra mengalihkan tatapannya yang lurus kedepan ke arah Aska sebelum menjawab pertanyaannya.
"Lagi pengen aja Kak"
"Maaf De" Ucap Aska seraya menunduk.
"Ha? Buat apa?" Tanya Dean bingung.
"Buat semuanya Dek. Buat aku yang nyakitin dan kecewain kamu"
Deandra menatap kedepan. Menjatuhkan pandangannya pada bunga bunga didepannya yang nampak segar.
"Tidak apa apa Kak. Itu pilihan Kakak. Lebih baik Kakak fokus saja dengan apa yang Kakak pilih saat ini" Kata Deandra dengan hati yang terasa sedikit sakit mungkin.
Deandra tak memungkiri jika dirinya masih sangat berharap Askanya kembali. Namun Aska yang memilih pergi darinya dan bersama dengan Floren membuatnya harus ikhlas. Deandra tidak akan berharap lagi dalam lisannya. Lisannya yang terus mampu berbohong bahwa dia rela. Namun hatinya seakan tak mampu berbohong. Sakit adalah kata yang dapat digambarkan setiap kali lisannya berdusta.
"Aku permisi Kak. Mau kekelas" Pamit Dean sebelum air mata itu lolos dari pelupuk matanya dan membuat penampakan baik baik saja pada dirinya runtuh tak bersisa.
Setelahnya Deandra beranjak pergi dari tempat duduknya sedangkan Aska masih tetap merenung disana.
Hatinya turut sakit ketika Deandra seakan membiarkan dirinya jatuh pada pesona Floren cinta pertamanya. Pikirannya memang terus menerus meyakinkan hatinya bahwa cintanya hanya untuk Floren dan Deandra adalah bentuk pelampiasan bagi Aska. Namun hatinya seakan menolak itu. Waktu dan kenangan bersama Deandra seakan mampu menolak pesona Floren dalam pikirannya. Namun karena keegoisan dan memilih mendustakan hatinya membuatnya sekarang menjadi korban dalam permainanya sendiri.
"Aku Cinta kamu De. Kamu bukan lagi pelampiasan karena kehilanganmu saat ini membuatku sadar betapa aku juga sangat mencintaimu. Apakah terlambat jika aku memperjuangkanmu kembali?"
Begitulah suara hati Aska yang terus menerus meminta Deannya.
Aska memejamkan mata sejenak. Membuang pikiran dan kembali memilih mendustakan hatinya.
"Aku akan berusaha untuk fokus pada pilihanku saat ini De. Seperti katamu tadi" Gumam Aska sebelum beranjak dari tempat duduknya dan perlahan pergi menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra (End)
RandomWARNING ( FOLLOW SEBELUM BACA) "tunggu sebentar ya De" "Dean capek kak, maaf" "De pleasse" "maaf" langsung baca aja ya.. Design cover by : Hyuni_FRD