Mari vote dulu sebelum membaca.
Warning! Adegan 18+ harap untuk bijak dalam membaca. Beberapa adegan tidak untuk ditiru dan dipraktikan. Jika masih labil harap untuk meninggalkan lapak ini demi kenyamanan anda.
Dara mengintip melalui celah tirai yang terbuka. Sudah hampir dua jam dan Zelvin masih berada di teras menunggunya untuk bertemu. Mbak Sari yang tidak tega lantas keluar untuk menyuguhinya segelas sirup dan cemilan kering lalu kembali masuk sebab tidak enak karena mereka tidak begitu kenal. Mbak Sari hanya tahu kalau Zelvin itu sepupunya Atlanta dan Dara pernah tinggal di apartemen cowok itu.
"Mbak nggak tahu Dar, kalian sebenarnya ada masalah apa. Tapi kalau emang ada masalah sebaiknya di selesaikan. Kasihan 'kan dia udah nunggu kamu."
Dara mengangguk, meski dengan berat hati ia akhirnya keluar untuk menemui Zelvin. Dan seperti waktu itu mereka berpapasan, Zelvin masih saja tersenyum tulus setelah apa yang telah Dara lakukan terhadapnya, membuat Dara malu pada dirinya sendiri.
Menarik salah satu kursi lantas duduk di sana. Dara tidak berniat membuka pembicaraan sebelum Zelvin mengutarakan maksudnya ingin bertemu.
"Hai." Sapaan Zelvin terdengar sangat canggung. Tapi anehnya itu membuat Dara gugup, jantungnya bergerak cepat memompa darah ke seluruh tubuh.
"To the point aja lo mau apa? Kalau cuma mau ngatain gue cewek murahan kayak yang lainnya lo nggak perlu repot-repot ke sini. Lo bisa hujat gue di sosmed atau di grup sekolah." Sejak video tersebut beredar luas di sosial media, Dara langsung dipanggil oleh kepala sekolah. Kasusnya dinilai sangat mencemarkan nama baik sekolah setelah kasus playing victim tersebut, pihak sekolah tidak bisa lagi mempertimbangkan untuk mempertahankan Dara.
"Gue tahu itu pasti nggak seperti apa yang orang-orang pikir, kan? Lo jelasin sama gue, Dar, apa yang sebenarnya terjadi!"
"Lo nggak bego 'kan, Vin? Lo udah lihat videonya kan? Lo udah ngerti apa yang sebenarnya terjadi. Gue cewek murahan!"
"Kenapa lo nggak klarifikasi kalau om-om yang ada di video itu adalah bokap tiri lo, Dar?"
Dara kaget bukan main. Bagaimana Zelvin bisa tahu mengenai hal tersebut. Bahkan Melia sekali pun tidak pernah tahu kalau pria dalam video tersebut adalah ayah sambungnya. Saat itu ibunya mengajak Dara menginap di hotel bersama adik dan ayah sambungnya sebagai quality time karena mereka jarang bertemu sejak Dara pindah ke Jakarta. Meskipun sebenarnya Dara sama sekali tidak merasakan apa-apa, hanya sebatas berkumpul dan tidak ada perhatian lebih yang ibunya tunjukkan untuknya. Pertemuan mereka hanya sebatas formalitas agar hubungan ibu dan anak tidak terputus.
Namun, entah bagaimana waktu itu Rama bisa dengan tepat mengambil momen saat ayah sambungnya merangkul Dara masuk ke dalam kamar dan itu terlihat sangat intens di kamera. Jadi wajar saja jika orang-orang yang menonton video tersebut beropini liar mengingat Dara tidak pernah memberikan klarifikasi dan seolah membenarkan jika apa yang mereka tuduhkan benar-benar nyata.
Dara merasa tidak pantas memberikan penjelasan setelah kasus playing victimnya terhadap Zelvin dan kebohongannya pada Melia. Dara membiarkan dirinya dihujat sebagai penebus dosa atas perbuatannya.
"Lo boleh nggak peduli sama diri lo sendiri, Dar, tapi gue nggak bisa. Sekali pun gue berusaha buat lupain lo, berusaha buat nggak peduli sama lo, berusaha untuk benci sama lo tapi percuma, selalu ada rasa peduli di hati gue buat lo karena gue sayang dan gue cinta sama lo, Dar."
"Lo itu bego ya, Vin? Gue itu jahat! Gue udah fitnah lo, bikin lo dihujat seantero sekolah dan gue juga hampir hancurin hubungan sepupu gue sendiri dan lo bilang lo cinta sama gue? Lo gila, Vin! Lo buta!" Seharusnya Zelvin menjauhinya bukan malah semakin mendekati Dara seperti orang tidak punya harga diri. Perasaan Zelvin hanya akan menyakiti dirinya sendiri karena hingga saat ini tidak ada satu orang pun yang bisa menggantikan posisi Atlanta di hati Dara. Sekali pun Dara tahu bahwa perasaan Zelvin benar-benar tulus namun itu tidak cukup untuk mengubah perasaannya lebih dari sekadar teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
If We Break for the Last Time [Completed]
Teen FictionCatatan : Cerita ini mengandung unsur ke uwuwan yang berbahaya untuk para jomblo. Beberapa adegan akan membuat kalian kesal sampai mau nampol (tapi nggak bisa- *ya udah tampol diri sendiri aja) wkk. Nggak percaya? Buktiin sendiri ya... *** Berpacar...