Ekstra Part - Pupu Lulu

693 51 8
                                    


Sambutannya buat ekstrapart dong :")
Tes vote dan komentarnya yaaa 😘

"Ayo ke sini, Sayang!" Melia menepuk kedua tangannya memancing perhatian Kenan yang baru belajar merangkak agar menuju ke arahnya. Giginya yang baru tumbuh dua bilah di tengah terlihat menggemaskan ketika tertawa. Perlahan-lahan namun pasti Kenan akhirnya sampai kepada Melia dan langsung dipangku olehnya. Aroma minyak telon dan wangi khas kulit bayi benar-benar membuat Melia tak bisa berhenti menciumi bayi kecilnya tersebut. "Kamu kapan gedenya sih, hmm? Kakak tuh mau main sama kamu."

"Sebentar lagi Ken besar kok, Kak. Nanti Ken yang bakal jagain Kakak."

Suara itu membuat Melia menoleh ke belakang. Senyumnya ditarik lebar melihat wanita berhijab yang datang membawa dot berisi susu formula untuk Kenan. Dengan antusias bayi laki-laki yang baru berusia satu setengah tahun itu menyambutnya sambil merentangkan kedua tangan minta digendong.

"Mama udah enakan badannya?" tanya Melia, memastikan kalau wanita yang baru dinikahi ayahnya tiga bulan lalu itu sudah benar-benar sehat. Pasalnya, beberapa hari yang lalu Zana dirawat di rumah sakit oleh maagnya yang tiba-tiba kambuh. Selama itu pula Melia menjaga Kenan dibantu seorang pengasuh yang memang lebih mengerti banyak hal tentang cara merawat bayi. "Kalau masih belum terlalu sehat, Mama istirahat aja. Biar Mel yang jagain Kenan."

"Mama udah sehat kok, Sayang. Makasih ya kamu udah jagain Kenan." Meskipun Kenan bukan anak dari hasil penikahan Zana dan David, tetapi Melia tetap menganggapnya seperti adik kandungnya sendiri. Sudah lama Melia sekali menginginkan keluarga kecil yang lengkap seperti ini; ada ayah, ibu dan adik yang meramaikan rumah. "Sore ini kamu bukannya ada janji sama Atlanta, kan, ya? Kok belum siap-siap?"

"Ya ampun iya, Mel, lupa!" Melia menepuk dahinya cukup keras, melihat ke arah jam kayu besar di pojok ruang tengah-lima belas menit lagi jam tiga. Atlanta berjanji akan menjemputnya jam tiga, sementara Melia belum mandi dan bersiap-siap. "Ya udah, kalau gitu Mel mandi dulu." Dengan langkah kaki seribu Melia langsung berlari ke atas menuju kamarnya membuat Zana berteriak.

"Kakak hati-hati aja nanti jatuh!"

Menanggalkan ritual mandi cantik yang menghabiskan waktu berpuluh-puluh menit, kali ini dalam waktu kurang dari lima belas menit Melia sudah keluar dari kamar mandi berbarengan dengan ponselnya yang menjerit di atas tempat tidur. Jari-jarinya dengan sigap meraih benda tipis tersebut, menyeret ikon telepon berwarna hijau ke atas lalu menempelkannya ke telinga.

"Kamu udah sampai mana? Aku baru selesai mandi," ucap Melia, sambil menyangga anduk yang melilit di dadanya agar tidak jatuh. "Oh, iya ... iya ... nggak apa-apa kok. Lain kali aja kalau kamunya nggak sibuk. Ya udah kalau gitu aku jagain Kenan. Bye, At."

Bahunya terturun lemas, senyum di wajahnya ikut memudar seiring dengan sambungan telepon yang terputus. Oke, ini sudah yang ke sekian kalinya dalam sebulan ini mereka gagal jalan karena berbagai alasan dari Atlanta. Urusan mendadak lah, ada tugas lah, pokoknya ada saja alasan yang membuat agenda mereka gagal terealisasi.

Tak jarang itu membuat pikiran Melia traveling. Berbagai prasangka pun berlalu-lalang, menginjak sudut-sudut positif di pikirannya, menciptakan ragu yang pelan-pelan meracuni kepercayaan Melia terhadap Atlanta. Apakah akan ada break lagi dihubungan mereka yang sekarang?

Bukan tanpa alasan pertanyaan itu terlintas di pikiran Melia, karena memang mereka tak lagi berada di dunia yang sama. Fase Atlanta sudah berakhir menjadi remaja berseragam abu-abu, lingkup pertemanannya pun sudah berbeda, pemikiran-pemikiran dewasa yang bisa saja membuat Atlanta lebih nyaman bersama teman-temannya daripada dengan Melia yang notabennya masih remaja SMA yang labil.

"Kaka udah selesai mandinya belum?" Suara Zana terdengar dari luar kamar, mengembalikan isi pikiran Melia yang jauh sekali berkelana.

"Iya, Ma, udah selesai kok. Tinggal pakai baju," sahut Melia.

If We Break for the Last Time [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang