Semuanya telah berakhir.
Itu yang ada dalam pikiran Melia saat letusan senjata itu terdengar namun, tidak ada sesuatu apa pun yang terjadi padanya. Sesuatu telah tumbang di hadapannya membuat Melia memberanikan diri membuka mata. Tatkala melihat hal tersebut Melia langsung menjerit. Dara terbaring di hadapannya dengan luka tembakan di bagian dada.
Janjinya untuk melindungi Melia sudah ditepati. Dara berniat meminta maaf sekaligus berpamitan sebelum ia kembali ke Bandung namun saat ke rumah ternyata Melia tidak ada. Dara sempat menghubungi Melia namun ponselnya tidak aktif. Rasa curiganya semakin besar terhadap Rama, terutama karena memang cewek itu telah merencanakan sesuatu pada Melia. Dara curiga taksi yang dinaiki Melia telah disabotase. Ia memutuskan untuk melacak keberadaan Rama melalui GPS dan akhirnya Dara menemukannya tempat ini. Sebuah gubug di tengah perkebunan yang jauh dari keramaian. Tidak berpikir panjang Dara yang datang tepat saat nyawa Melia diujung nyawa langsung berlari menghalau peluru yang hampir melukai Melia. Tragisnya, peluru tersebut justru melesat tepat menembus jantungnya.
"Gu ... Gu ... e ... minta ... maaf ... " Dan itu adalah kata-kata terakhir yang Dara ucapkan sebelum ia pergi.
"Enggak, Dar, lo nggak salah. Gue udah maafin lo! Dara! Lo nggak boleh mati! Lo udah janji 'kan lo bakal jagain gue! Dara banguuun! Lo nggak boleh pergi, Dar!"
Melia tidak bisa berbuat apa-apa dengan tubuhnya yang terikat. Wajah Dara yang berlumuran darah membuatnya menangis histeris. "Lo benar-benar gila, Ram! Lo benar-benar gila! Lo ngebunuh sepupu gue!"Sementara itu Rama tertawa puas menyaksikan momen paling membahagiakan dalam hidupnya yakni melihat Melia menangis. Itu adalah hiburan paling menyenangkan lebih dari hal-hal yang bisa membuatnya senang. "Well, udah cukup dramanya." Rama membidik ke arah Melia. "Gue udah terlalu bahagia dan gue nggak tega lihat lo nangis kehilangan Dara. Jadi, gue bakal bikin lo ketemu lagi sama dia."
"Lo sakit jiwa, Ram!"
"Iya, gue sakit jiwa! Dan itu semua gara-gara lo! Lo udah ngerebut semuanya dari gue dan sekarang gue bakal rebut lagi itu semua dari lo!"
"Nggak akan pernah ada kebahagiaan buat lo, Ram!"
"Enggak, selama lo masih ada di dunia ini!" Rama bersiap menarik pelatuknya, membidik tepat ke arah jantung Melia. Senyumnya mengembang sempurna melihat akhir kisah menyedihkan dalam hidupnya. "Selamat jalan Melia—"
"Dasar cewek jalang!" Pukulan benda tumpul di bagian pundaknya berhasil melumpuhkan Rama. Gadis itu tersungkur dan senjata di tangannya terlepas. Atlanta langsung menghampiri Melia, melepaskan ikatan yang melilit tubuh gadis itu. Matanya terpejam melihat jasad Dara yang berlumuran Darah.
"Sorry aku telat." Atlanta memeluk Melia yang masih shock. Tubuhnya lemas dan sekujur tubuhnya berkeringat dingin.
"Aku takut," lirihnya diikuti isak tangis.
"It's okay, Mel. Ada aku di sini, kamu aman."
"Tapi, Dara, At." Atlanta tidak mampu berkata apa-apa lagi selain meneteskan air mata.
"Polisi sebentar lagi datang, At—" Rico seketika menutup mulut melihat pemandangan tragis di depan matanya. Sama seperti Atlanta, tidak ada satu pun kata lagi yang mampu keluar dari mulutnya hingga pihak kepolisian datang ke tempat kejadian perkara.
Tubuh Melia bergetar hebat dalam pelukan Atlanta. Kejadian ini benar-benar memberi efek traumatik bagi dirinya. Kejadian itu berputar-putar di kepalanya. Suara tawa Rama, letusan senjata itu dan darah yang mengalir deras dari jantung Dara semua itu membuat Melia akhirnya tumbang juga.
***
Hari ini semua orang berkumpul di pemakaman Dara, memberi penghormatan terakhir untuk gadis itu. Kecuali Melia yang masih shock dan Zelvin yang tidak ikut ke pemakanan karena merasa sangat terpukul oleh kepergian Dara dengan cara yang tragis seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
If We Break for the Last Time [Completed]
Novela JuvenilCatatan : Cerita ini mengandung unsur ke uwuwan yang berbahaya untuk para jomblo. Beberapa adegan akan membuat kalian kesal sampai mau nampol (tapi nggak bisa- *ya udah tampol diri sendiri aja) wkk. Nggak percaya? Buktiin sendiri ya... *** Berpacar...