If We Break for the Last Time : Chapter 6. The Fact

1.9K 133 16
                                    

"Dear, Mantan. Jangan suka buang muka kalo papasan. Sesekali liat gue terus kasih senyum yang manis. Siapa tahu gue ngajakin balikan."

Qoutes spesial dari author yang budiman.

#Dirumahaja baca wattpad. Jangan luoa vote dulu sebelum membaca.







Kalau ada kontes orang paling ribet di dunia ini, mungkin Dara sudah mengirim Atlanta untuk jadi salah satu nominasinya. Sumpah, cowok itu benar-benar ribet. Dia yang menyuruh Dara mencarikan kostan untuk laki-laki dan sudah Dara dapatkan-letaknya di seberang kostan yang Dara tempati. Oke, Dara pikir semua akan selesai dengan mudah tapi nyatanya Atlanta membuat semuanya menjadi sulit. Bagaimana tidak, ketika Dara membawanya ke tempat itu dengan entengnya Atlanta bilang, tempatnya jorok, nggak nyaman, bau, mirip kandang ayam. Tentu saja mereka yang selama ini mengkost dengan tenang di tempat itu bereaksi marah membuat Dara malu dan merasa tidak enak.

"Puas lo bikin gue malu?" omel Dara. Sudah cukup Atlanta membuatnya bolos sekolah dan sekarang malah mempermalukannya. "lagian lo kenapa sih nggak nginep di hotel aja? Bukannya lo bilang lo itu orang kaya?"

"Suka-suka gue lah, kenapa lo ribet?"

"Ya karena lo ngeribetin gue!"

"Oh."

Dara dibuat ternganga oleh jawaban Atlanta. "Oh?" really, cuma itu jawabannya? Dan dengan tanpa rasa bersalah Atlanta menyulut sebatang rokok lalu mengembuskan asapnya ke udara. Kalau boleh Dara mau pinjam palu Thor, pengin pukul wajah mengesalkan Atlanta sampai bonyok.

"Mau ke mana?"

"Bukan urusan lo!" Dara balas mengetusi meninggalkan Atlanta di teras rumah. Perutnya kini keroncongan sebab belum makan sejak tadi pagi. Mau masak, tapi bahan-bahan di kulkas tidak lengkap sebab belum sempat pergi ke pasar. Hanya ada sebungkus mie instan kuah yang tersisa. Dara mengembus napas berat, oke lah dari pada nggak makan sama sekali, begitu pikirnya. Akhirnya mie rebus pun jadi pilihan terakhir untuk mengganjal perutnya yang kosong.

Aroma khas soto banjar menguar dari semangkuk mie yang kini tersaji di meja makan. Ah, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan. Meski hanya mie kuah tanpa tambahan telur rebus atau sayuran tapi rasanya sudah nikmat.

"Enak banget lo makan-makan." Suara itu mengintrupsi acara khidmat Dara. Gadis itu mendongak melihat Atlanta berdiri di samping tempatnya makan.

"Gue laper dari pagi belum makan."

"Lo pikir gue nggak?" Atlanta menarik kursi lalu duduk di sana, tanpa aba-aba cowok itu mengambil alih mangkuk di hadapan Dara dan melahap mie kuahnya tanpa permisi. "Apa? Lo mau protes? Ingat ya, cewek aneh, lo punya utang banyak sama gue. Mie murahan ini nggak cukup buat bayar utang lo sama gue."

Cukup! Dara sudah tidak tahan lagi. Dirogohnya beberapa uang yang tersisa dalam dompetnya lantas memberikannya pada Atlanta. "Tiga ratus ribu. Gue tahu itu emang nggak cukup buat servis mobil mahal lo itu. Tapi itu cukup kan buat lo beli makanan mahal di restoran. Dan lo bisa pergi dari sini."

"Lo ngusir gue?" Bukannya takut Atlanta malah tertawa, menatap remeh gadis di hadapannya. "Gue nggak akan pergi sampai lo mau bujukin yang punya kost-kostan di depan supaya mau nerima gue ngekost. Setelah itu urusan kita beres."

"Apa? Lo gila? Lo nggak nyadar tadi baru aja lo ngehina abis-abisan, bilang kalo kostannya bau, mirip kandang ayam, jorok dan sekarang lo mau gue ngebujukin yang punya kostan buat nerima lo?" Dara menggeleng tidak habis pikir. Di mana letak rasa malu cowok ini?

"Lo nggak mau urusan kita cepat beres?"

"Ya.. Ya, mau lah! Gue udah males banget berurusan sama lo. Tapi ini susah, soalnya ini menyangkut harga diri-"

If We Break for the Last Time [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang