Lima

59.9K 2.9K 46
                                    

"Nih, kau punya penggemar baru."

Natalie mengambil kertas yang disodorkan Helena, teman sekelasnya. Ia membuka kertas yang terlipat itu dan membacanya. Tak lama ia justru tertawa. "Dari siapa?"

"Teman kakakku. Kating kita."

Di kertas itu terdapat nomor dan nama akun sosial media lainnya. Baru kali ini Natalie mendapatkan hal seperti ini, sehingga lucu menurutnya.

"Kenapa harus ditulis begini sih?"

"Dia malu mau berbicara denganmu. Sebenarnya dia minta kontakmu ke aku, tapi aku tolak, kan aku belum izin ke kamu."

Natalie kembali melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam tas. "Iya, jangan dikasih."

"Kamu akan menghubunginya?"

Natalie menggeleng. Kontak di ponselnya sangatlah sedikit. Ia tidak terlalu nyaman menyimpan nomor dari seseorang yang tidak dia kenal. Apalagi bertukar pesan dengan orang asing.

"Dia ada di depan," bisik Helena.

Natalie pun melihat ke arah sekerumunan mahasiswa laki-laki yang sedang berdiri di depan kelas, tak jauh dari mereka. Mereka tampak membicarakan sesuatu, tapi ada satu orang di antara mereka yang tampak memperhatikannya.

"Kemeja biru dongker," tambah Helena, mengonfirmasi dugaan Natalie. Pria itu tinggi dan tegap, cukup tampan dengan rambut hitamnya yang sedikit ikal.

Natalie hanya tersenyum tipis dan sedikit mengangguk, menyapa pria itu. Hal itu tampaknya cukup untuk membuat sang pria yang menatapnya salah tingkah sehingga langsung mengalihkan tatapannya ke teman-temannya.

"Banyak yang suka padanya, kamu nggak mau?"

"Nggak ah," jawab Natalie singkat. Mereka berdua sampai di kelas mereka. Sudah ada beberapa teman mereka di sana. Mengobrol satu sama lain hingga terdengar sangat berisik.

"Nat, dari mana saja? Aku mencarimu tadi," ujar Vero yang sudah duduk di barisan tengah.

Natalie menghampirinya. "Dari perpus, nih sama Helena. Ada apa memang?"

"Nico menanyakanmu, katanya kau selalu menghindar waktu ketemu dengannya. Dichat juga nggak balas."

Nico sepertinya masih belum kapok untuk mendekatinya. Padahal malam itu Nico sudah berjanji pada Regan. Natalie pun merasa tidak nyaman setiap melihat Nico, sehingga ia selalu menghindar.

"Dia tahu apa alasanku menghindar. Abaikan saja."

"Memangnya ada apa di antara kalian?"

Natalie menggeleng. Tidak ingin menjelaskan apa pun.

"Kebiasaan membuat orang penasaran," gerutu Vero.

Natalie tak menjawab, selain karena dia tidak ingin cerita, juga dosen mereka sudah datang sehingga suasana yang tadinya begitu ribut, kini hening total.

***

Natalie langsung berbalik arah begitu melihat siapa yang ada di ujung lorong. Karena buru-buru, ia sampai menabrak seseorang yang berada di belakangnya. "Maaf," ujar Natalie.

"Em ... tidak apa-apa."

Natalie menatap seseorang yang ditabraknya. Ternyata pria tadi.

"Permisi," ujar Natalie, berjalan dengan cepat meninggalkan pria itu. Ia masih belum tahu namanya, tadi ia juga belum bertanya pada Helena.

Setelah cukup jauh, barulah Natalie mulai berjalan seperti biasa. Hari ini jadwal kuliahnya sampai sore. Ibunya sudah mengirim pesan, menanyakan kapan ia pulang.

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang