"Ya sudah, Mama izinin kamu buat kembali ke rumah itu."
Natalie yang sedang mengikat tali sepatunya mendongak, menatap ibunya yang ternyata sudah berdiri di sampingnya.
Natalie tersenyum. "Makasih, Mamaku tersayang."
"Sekarang kamu sarapan dulu ya. Kemarin kamu sudah melewatkan makan malam."
"Maaf, Ma, aku buru-buru. Sebentar lagi teman-temanku pasti datang."
"Kamu tunggu di sini, Mama ambilkan roti, nanti kamu makan di jalan."
Natalie hanya mengangguk. Pagi ini ia harus ke rumah sakit, mengunjungi Nico. Sebenarnya dia ragu untuk datang, tapi teman-temannya sudah memutuskan untuk menjemputnya. Akhirnya karena tidak enak, ia mengiakan ajakan itu.
Patricia datang dengan membawa 2 potong roti. "Nih, makan."
"Satu aja, Ma."
"Siapa tahu kurang."
Natalie membuka bungkus roti itu dan memakannya.
"Teman-temanmu sudah sampai mana?"
Natalie mengangkat bahunya. "Nggak tahu, katanya sih 5 menit lagi sampai."
"Nanti jangan lupa beli buah atau apa gitu di jalan. Nggak enak kan datang nggak bawa apa-apa."
"Iya, Ma."
Roti yang Natalie makan belum sampai habis ketika ia melihat mobil berhenti di depan rumah ibunya. Teman-temannya turun. Memberi salam pada Patricia.
"Hati-hati di jalan ya."
"Iya, Tante," jawab Vero yang seperti biasa kebagian tugas menyetir.
Natalie, dengan mulut yang masih mengunyah mengikuti ketiga temannya itu. Ia duduk di belakang bersama Maudy, sementara Celine duduk di depan dengan Vero. Maudy dan Celine adalah teman sekelasnya saat SMA dan sekarang mereka berdua berbeda universitas dengannya dan Vero.
Sepanjang jalan mereka membicarakan kronologi kecelakaan Nico. Padahal hal itu sudah mereka bahas di grup chat semalam. Parahnya lagi adalah, sebenarnya masih belum ada keterangan pasti dari Nico atau keluarganya soal kronologi kecelakaan itu. Semuanya masih dugaan dan gosip yang didengar teman-temannya ini. Sehingga banyak sekali versi. Untungnya soal nama rumah sakitnya bukan hanya gosip.
"Kita berhenti di swalayan di depan ya, beli buah," ujar Natalie yang tak melihat teman-temannya membawa sesuatu untuk orang yang mereka jenguk.
"Astaga, iya lupa," ucap Vero yang juga terlalu asyik menyimak pembicaraan teman-temannya.
Usai membeli buah dan roti untuk Nico. Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit.
Celine sudah mendapat informasi dari ibunda Nico soal ruangan di mana Nico dirawat, sehingga begitu sampai di rumah sakit mereka langsung menuju lantai 3.
Natalie memilih berjalan paling belakang. Ini pun perasaannya sudah tidak tenang karena mau tidak mau sebentar lagi ia harus berhadapan dengan Nico. Saat mereka mengetuk pintu, mereka disambut oleh Tante Hani, ibu Nico.
"Eh, kalian sudah datang."
"Iya, Tante," jawab Vero.
Mereka memberi salam pada Hani. Sekaligus memberikan buah-buahan dan roti yang mereka bawa.
"Tidak perlu repot-repot. Kalian datang saja, Tante sama Nico sudah senang."
"Tidak repot sama sekali kok, Tante," jawab Celine.
Ibu Nico itu tersenyum, lalu tatapannya tertuju pada Natalie. Tentu saja dia tahu kalau gadis inilah yang disukai putranya. "Natalie, Tante sudah lama nggak lihat kamu. Ke mana saja? Nggak pernah ke rumah Tante lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl
RomanceSelama ini, Regan pikir dirinya normal. Namun, ketika ia melihat gadis itu untuk pertama kalinya ... well, sepertinya dia tidak senormal itu. Menjadi penguntit sudah seperti rutinitas baginya, menyelinap ke kamar gadis itu adalah salah satu hal yang...