Sebelas

48K 2.3K 16
                                    

Tadinya mau up besok aja, tp keinget kmrin saya blngnya hari ini

***

Saat di kampus pun, Natalie masih kepikiran dengan apa yang telah Regan lakukan untuknya. Ia hanya menatap kosong white board di depannya, tulisan-tulisan di sana tak berarti apa pun untuknya. Tidak ada yang masuk ke otaknya.

"Kau kenapa?" tanya Helena setelah dosen mereka keluar dari kelas.

"Nggak apa-apa kok."

"Kau melamun dari tadi."

Natalie menghela napas. "Aku sedang memikirkan caraku membalas kebaikan seseorang."

"Siapa?"

Natalie hanya menggeleng lalu beranjak untuk keluar dari kelas. Helena masih mengikutinya. Tentu saja masih penasaran dengan ucapan Natalie.

Langkah Natalie tiba-tiba terhenti saat melihat siapa yang menunggunya di depan kelas. Ia menunduk, hendak lewat begitu saja ketika pria itu berbicara.

"Nat ... boleh kita bicara?"

"Nggak, permisi."

Nico yang sudah habis kesabaran karena Natalie selalu menghindarinya, meraih tangan gadis itu dan menariknya dengan paksa. Helena yang melihatnya langsung menghentikan langkah Nico.

"Kau siapa? Kalau Natalie nggak mau ya jangan dipaksa."

"Kau yang siapa, Pendek? Menyingkir!"

Natalie berusaha melepaskan tangan Nico, tapi kekuatannya tentu saja tak ada apa-apanya dibanding dengan cengkeraman Nico. Karena kesal, Natalie menendang tulang kering Nico dengan kuat. Terkejutnya Nico, membuat cengkeramannya terlepas.

"Jangan macam-macam. Kau beruntung aku tidak teriak," ujar Natalie. Di situ masih banyak mahasiswa. Nico memang gila, memaksanya di tengah banyaknya orang.

Natalie mengajak Helena pergi. "Si Berengsek itu siapa sih?"

"Dia temanku dan Vero saat SMA. Cuma aku dan dia ada sedikit masalah."

"Masalah apa?"

"Masalah pribadi."

Helena tak lagi bertanya pada Natalie. "Cowok macam apa begitu. Mana mengataiku pendek," gerutunya.

"Jangan dengarkan dia. Dia bicara begitu karena marah."

"Natalie...."

Bukan Natalie yang menoleh, justru Helena yang berhenti dan menghadapi Nico. "Kau ... pergi jauh-jauh. Nggak malu memang maksa cewek? Urusin dulu tuh muka."

Natalie menahan tawanya, ia menarik tangan Helena. "Sudah, ayo."

"Bentar, aku masih belum puas menghinanya. Enak saja mengataiku pendek."

"Sudah pendek, bodoh. Aku bicara kenyataan. Kau tidak bisa mengukur tinggi tubuhmu sendiri? Tidak bisa baca angka?"

"Eh, sialan!—"

Natalie menarik tangan Helena dengan paksa, tidak ingin menarik perhatian orang karena pertengkaran mereka.

***

"Sudah pulang, Nat?" Natalie cukup terkejut melihat William. Ia kira ayah tirinya itu akan pulang beberapa hari lagi.

Natalie tersenyum. "Sudah, Om. Om, kapan sampai?"

"Tadi pagi."

"Aku ke kamar dulu ya, Om."

"Iya. Kamu mandi terus siap-siap ya, aku dan Ibumu ingin mengajakmu jalan-jalan."

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang